Chapter 3

224 21 26
                                    

Happy reading

Taro saat ini sedang menunggu kai, setelah mata pelajaran selesai dirinya langsung keluar tanpa memperdulikan guru yang belum keluar terlebih dahulu.

"Eh Taro ngapain disini?" Tanya Kai yang baru saja datang, sepertinya baru selesai mengajar.

"Mau pulang bareng?" Tanya Taro to the point.

"Maaf aku tidak bisa aku membawa motor sendiri" tolak Kai halus dan menunjukkan kunci motornya.

"Pulang saja dengan aku ayo" paksa Taro.

"Nggak bisa ihhh~" tolak Kai lagi.

"Baiklah berikan nomor kai" minta Taro, setidaknya dia harus punya nomor untuk menghubungi kai.

"Untuk apa?" Tanya Kai.

"Bukannya kita teman? Teman harus saling mempunyai nomor temannya kan?"

"Ah iya benar! Ini" kai memberikan ponselnya kepada Taro.

"Masih menggunakan ponsel seperti ini?" Tanya Taro.

"Jangan bertanya seperti itu! Setidaknya itu bisa dipakai" ucap kai, mentang-mentang anak orang kaya seenaknya berkata seperti itu kepada kai.

"Maaf bukan bermaksud"

"Terima kasih" ucap Taro dan mengembalikan ponsel kai.

"Sama-sama baiklah aku pulang duluan" pamit Kai tetapi beberapa langkah dirinya berhenti dan membalik badannya.

"Apa kamu besok ingin makan bersama lagi dengan ku?" Tawar kai.

"Bisa jika kai tidak keberatan" jawab Taro.

"Baiklah sampai jumpa Taro!!" Ucap kai semangat dan kembali berjalan.

Setelah kepergian kai, Taro melihat ponsel yang sudah ada nomor kai.

"Setidaknya aku punya nomornya" Taro segera berjalan ke arah parkir untuk segera pulang.

Skip.

Taro membuka helm nya, rambutnya yang berantakan tertiup angin menambah kesan tampan pada dirinya.

Memasuki mansion yang seperti istana.

"Hai sayang" sapa Mey mommy nya Taro.

Melihat mommy nya Taro berjalan kearah Mey dan mendudukkan dirinya didekat Mey.

"Bagaimana hari mu disekolah?" Tanya Mey.

"Seperti biasa"

"Ouh"

"Tapi aku menemukan hal yang menarik" lanjut Taro.

"Hal menarik seperti apa?" Tanya Mey antusias, jarang-jarang Taro ingin bicara seperti ini kepadanya.

"Kucing" jawab Taro singkat.

"Hah kucing? Maksud mu apa nak?" Bingung Mey, apa hal yang istimewa dari kucing yang dimaksud Taro.

"Iya kucing yang manis dan polos" Taro sedikit tersenyum saat mengatakannya, dirinya mengingat kai dengan tingkah nya agar mereka bisa menjadi teman.

"ASTAGA sayang ku!!! Kenapa kamu bisa seperti ini sayang" kaget Mey sambil menutup mulut nya tidak percaya, apa anaknya terlalu suka menyendiri sehingga jatuh cinta terhadap hewan yaitu kucing.

"Bukan seperti itu mommy" ucap Taro mengerti maksud dari mommy nya yang mengira kalau dirinya tidak normal.

"Lalu apa?"

"Dia mirip kucing dengan mata polos dan wajah manis" jelas Taro agar mommy nya bisa mengerti.

"WAHHHH SUNGGUH MUKJIZAT" teriak Mey heboh, anaknya yang kulkas ternyata bisa menyukai seseorang.

"Tunjukan pada mommy seperti apa dia? Mana foto nya!!!" Tanya Mey dan menggoyang kan bahu Taro secara brutal agar segera menunjukkan foto orang yang dia maksud.

"Mommy hentikan!" Ucap Taro datar, kepalanya sedikit pusing karena ulah Mey.

"Sorry nak mommy terlalu bersemangat, jadi mana? Mommy mau lihat!"

"CK aku tidak mempunyai fotonya, aku hanya mempunyai nomornya saja" jelas Taro.

"Begitu ya, ayo hubungi dia dan minta dia untuk mengirim foto nya!" Suruh Mey.

"Tidak bisa"

"Ke-kenapa tidak bisa? Hei jangan pelit mommy juga mau lihat seberapa manisnya dia!" Ucap Mey kesal.

"Bukan pelit mommy tapi ponselnya dia saja sudah ketinggalan zaman bagaimana aku bisa meminta fotonya" ucap Taro kesal, sungguh menguras tenaga berbicara dengan mommy nya.

Plak....

Kepala Taro dipukul Mey, hilang sudah image cool Taro jika bersama Mey.

"Pokoknya beliin dia ponsel dan kasih dia besok!" Suruh Mey.

"Jika dia bertanya alasan dia mendapatkan ponsel itu apa?"

"Bilang aja dia menang give away" ucap Mey konyol, sungguh pemikiran yang luar akal.

"Sudahlah mom, Taro mau istirahat" pamit Taro dan berjalan untuk menuju kamar nya.

"POKOKNYA MOMMY MAU LIHAT WAJAH NYA BESOK!!!" Teriak Mey membuat para maid dan bodyguard yang ada di sana hanya bisa sabar karena terbiasa mendengarkan teriakan nyonya mereka.

Disisi lain.

"Isshhh ini kenapa telinga ku berdenyut? Ganggu aja!" Ucap kai kesal, dirinya sedang fokus menyiapkan materi untuk besok yang akan dia ajarkan.

"Ah ya besok mau bikin bekal apa ya?" Tanya Kai ke dirinya sendiri, mengingat Taro menerima ajakan nya untuk makan bersama saya jam istirahat.

Di Otak kai muncul ide untuk membuat bakpao saja.

"Tapi apa dia makan bakpao juga ya?" Kai mendadak bingung, apa Taro bisa makan bakpao?

"Tapi itukan juga masih makanan jadi tidak apa buat bakpao saja buat besok!" Final Kai dan kembali fokus untuk membuat materi.





TBC
Oke sampai jumpa di chapter selanjutnya
Terima kasih.

KimLisa_14

Obsession with youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang