│TEMEN ADEK│
Cklek.
Pintu itu terbuka perlahan. Sosok Minho terlihat di ambang pintu kamar Felix. Sesuai janjinya kemarin, dia akan kembali ke rumah sakit untuk menjaga adiknya.
“Kak Ino!!” sorak Felix dengan senang. Dia melambaikan tangannya dengan semangat untuk menyapa Minho yang baru saja masuk.
“Udah baikkan, dek?” tanya Minho sambil berjalan mendekat.
“Dari semalem adekmu cuma nanyain kamu terus, Ho.” ucap Mama April yang sedang mengupaskan apel untuk Felix.
“Kenapa nanyain, dek? Kan kemarin kamu sendiri yang bilang kalau kakak kesininya hari ini.” Minho melihat Felix dan mengusak pelan puncak kepalanya.
“Iya. Felix cuma takut Kak Ino lupa atau ada kerjaan mendadak yang bikin Kak Ino harus ke kantor.” Felix sedikit menundukkan kepalanya sambil memainkan jari tangannya.
“Kakak enggak bakal lupa, dek. Kakak ambil cuti juga hari ini, jadi kakak bisa temenin kamu seharian.” ucap Minho yang membuat Felix mengangkat kepalanya dengan cepat. Terlihat jelas binar senang di kedua matanya.
“Kak Ino nginep sini, kan? Temenin Felix sampe besok?” tanya Felix dengan tidak sabar.
Minho tertawa kecil dan mengangguk. Dia sudah mengambil cuti hari ini demi menemani Felix. Menginap di rumah sakit pun tidak masalah baginya.
“Kamu enggak papa kalau harus nginep di rumah sakit, Minho?” tanya Mama April dengan sorot khawatir.
“Enggak papa, ma. Aku udah ambil cuti jadi enggak masalah.” jawab Minho.
“Bukan karena kamu ambil cuti, Ho. Mama khawatir kamu kecapekan kalau jagain Felix seharian. Sampe sore aja, ya? Malemnya biar mama yang jagain.”
“Enggak papa, ma. Aku udah janji buat temenin Felix, kok. Mama istirahat aja di rumah, besok baru kesini lagi.”
“Beneran enggak papa?” Mama April mencoba memastikan. Minho mengangguk dengan yakin.
“Ya udah, mama sama papa pulang dulu, ya. Besok mama kesini lagi.” Mama April mengusap pelan bahu Minho.
“Felix, kamu jangan bikin Kak Minho capek, ya. Kamu juga harus banyak istirahat.” ingat Mama April.
“Iya, ma.” jawab Felix.
Cklek.
“Aduh, maaf lama, ma. Toilet di deket kantin tadi rame banget. Eh? Minho udah dateng.” ucap Papa Fadli. Minho tersenyum singkat dan mengangguk.
“Ayo, pa.”
“Lho? Mau kemana, ma?” tanya Papa Fadli dengan bingung saat melihat istrinya berkemas dan bangun dari duduknya.
“Pulang. Felix mau manja dulu sama kakaknya.” ucap Mama April.
“Mamaa.” protes Felix. Mama April tertawa puas sambil mendorong Papa Fadli untuk segera pergi dari sana.
“Huh!”
Minho tertawa pelan melihat Felix yang mendengus kesal. Adiknya itu selalu merajuk saat di goda oleh mama atau papanya. Apalagi saat di sebut manja. Bukan karena tidak suka, tapi lebih karena Felix tidak mau mengakuinya. Gengsi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Temen Adek || MINSUNG
Fanfiction[WARN! BXB] [SELESAI] Lanjutan dari Book 'Kakak Temen', silahkan baca book sebelumnya untuk memahami jalan cerita. __________________ Miñsüngīas, 24 June 2024 "Menyesal adalah sebuah ujung dari sebuah kegengsian. Ego tinggi dan tidak ingin mengakui...