│TEMEN ADEK│
Ruang Dokter Satria terlihat penuh. Disana ada Chan, Minho, Yeni dan Raya. Chan duduk di sofa dengan buku kecil di tangannya. Ponselnya di letakkan di meja untuk merekam pembicaraannya dengan Yeni yang duduk di seberangnya bersama dengan Raya.
Yeni sudah jauh lebih tenang sekarang. Dia sudah di tenangkan oleh Raya di ruang perawat sebelum kemudian di bawa ke ruangan Dokter Satria. Si empunya ruangan sudah mengijinkan untuk melakukan introgasi di ruangannya.
“Sus Yeni,” panggil Chan. “Apa saya sudah bisa bertanya pada anda?” tanyanya.
“I-iya, pak.” Suster Yeni menganguk pelan. Meski masih terlihat sisa-sisa tangisnya, tapi dia sudah lebih tenang dengan di temani oleh Suster Raya.
“Jadi, apa benar orang yang ada di dalam rekaman ini itu anda?” Chan membalik laptop yang terbuka di depannya. Laptop itu menampilkan rekaman CCTV dimana seorang suster masuk ke dalam kamar rawat Jisung. Menyuntikkan sesuatu ke dalam infusnya lalu pergi.
“I-iya, pak. Itu saya.” jawab Suster Yeni, mengangakui.
“Jadi, suster yang udah sengaja bikin pasien kritis?” Chan menatap lurus Suster Yeni.
“Enggak, pak.” Suster Yeni menggelengkan kepalanya dengan cepat. “I-iya, saya memang kasih suntikan obat buat pasien. Tapi saya enggak sengaja, pak.” jelasnya.
“Tapi di rekaman itu jelas terlihat suster sengaja menyuntikkan obatnya ke infus pasien? Bagaimana bisa di sebut enggak sengaja?”
“Saya di suruh, pak.” Suster Yeni menundukkan kepalanya dengan sedih. “Ada mas-mas yang tiba-tiba nemuin saya. Minta saya buat celakain pasien.”
“Mas itu bilang pasiennya adik Mas Minho. Saya ... saya waktu itu sakit hati sama Mas Minho karena nolak pulang bareng. Saya langsung mau. Mas-mas itu ngasih saya obat dan minta saya buat kasih ke pasien. Jadi saya lakuin pas kamar pasien kosong dan pasien lagi tidur.” jelas Suster Yeni.
Chan terkejut mendengar jika wanita berprofesi suster ini sempat sakit hati ke Minho. Dia menoleh kearah temannya yang berdiri di ujung ruangan dengan Dokter Satria. Dari sorot matanya, dia terlihat bertanya kebenarannya pada Minho. Tapi yang di tanya hanya menatap tajam dan dingin kearahnya.
“Ekhm!” Chan kembali mengalihkan pandangannya pada Suster Yeni.
“Apa suster pernah ketemu sama mas-mas itu di sekitar rumah sakit?” tanya Chan, kembali ke tujuannya.
“Enggak, pak. Saya enggak pernah ketemu. Baru kemarin saya liat mas-mas itu nyamperin saya. Tapi kayanya, mas itu kenal sama adiknya Mas Minho. Soalnya waktu bicara sama saya, mas itu langsung nyebut nama pasien sama nomor kamarnya.” ucap Suster Yeni. Chan menoleh kearah Minho.
“Ho, lo tau soal keluarganya Jisung enggak?” tanya Chan.
“Yang gue tau, orang tuanya udah meninggal kecelakaan pas dia masih SMP. Gue enggak tau lagi sama keluarga Jisung lainnya.” jawab Minho. Chan menghela napas pelan.
“Maaf kalau saya ikut campur.” ucap Suster Raya. “Tapi, kenapa enggak coba cari di CCTV? Siapa tau pas Suster Yeni ketemu sama mas-mas itu, ada CCTV yang ngerekam.” sarannya.
“Sus Yeni ketemu sama mas itu dimana?” tanya Chan.
“Di lorong belakang yang mau ke kantin. Deket toilet. Disana agak sepi tempatnya.”
KAMU SEDANG MEMBACA
Temen Adek || MINSUNG
Fanfiction[WARN! BXB] [SELESAI] Lanjutan dari Book 'Kakak Temen', silahkan baca book sebelumnya untuk memahami jalan cerita. __________________ Miñsüngīas, 24 June 2024 "Menyesal adalah sebuah ujung dari sebuah kegengsian. Ego tinggi dan tidak ingin mengakui...