│TEMEN ADEK│
Minho duduk dengan gelisa di kursi di sebuah lorong dekat ruang ICU. Setelah alarm, beberapa suster, perawat, dan dokter bergegas pergi ke ICU. Minho ingin melihat Jisung, tapi dia di tahan oleh seorang perawat. Itu yang membuat Minho duduk dengan gelisa. Menunggu dokter keluar dari sana dan berharap membawa kabar yang baik.
Cklek.
Suara pintu yang terbuka, membuat Minho menoleh dengan cepat. Dia melihat seorang suster keluar dari sana.
“Sus, gimana kondisi Jisung?” tanya Minho dengan cemas.
“Maaf, mas. Pasien masih kritis. Saya permisi.”
Minho tidak bisa menyembunyikan rasa cemasnya saat mendengar ucapan suster itu. Bahkan raut suster yang tadi juga terlihat panik sampai pergi terburu-buru. Entah apa yang terjadi di dalam, Minho kembali duduk dengan terus berdoa.
Jisung, please. Bertahan. Demi Felix, demi mama, demi papa. Demi orang-orang yang sayang sama kamu. Belum saatnya kamu ketemu sama orang tua kamu, Jisung. Aku mohon bertahan.
Ddrtt!! Ddrtt! Ddrtt!
Minho tersentak saat merasakan getaran halus dari kantong celananya. Dia mengeluarkan ponselnya dan melihat sebuah panggilan telfon dari Mama April. Tidak segera mengangkatnya, Minho terdiam beberapa saat. Sampai telfon itu mati sepihak lalu tidak lama Mama April kembali menelfon.
“Halo, ma.” ucap Minho setelah mengangkat telfon dari mamanya.
“Minho, kamu enggak papa?”
“Aku enggak papa, ma. Kenapa mama tiba-tiba nanya gitu?”
“Mama tadi mimpiin kamu, Minho. Di mimpi mama, kamu tiba-tiba dateng ke mama sambil nangis. Mama tanya ada apa, tapi kamu enggak jawab dan cuma nangis terus. Mama khawatir. Jadi pas mama bangun, mama langsung telfon kamu. Kamu beneran baik-baik aja kan, nak?”
Minho bisa mendengar suara Mama April yang bergetar di ujung sana. Meski Minho tidak bisa melihatnya, dia yakin mamanya itu sedang menahan tangis dengan raut wajah yang sangat khawatir. Mama April selalu seperti itu jika mendapatkan mimpi mengenai orang-orang di sekitarnya.
“Aku baik-baik aja, ma. Mama enggak usah khawatir, ya.” ucap Minho, mencoba menenangkan Mama April.
“Felix? Felix baik-baik aja kan, Minho?”
“Felix baik, ma. Dia lagi istirahat di kamarnya.”
“Di kamarnya? Kamu lagi enggak sama Felix, Minho?”
Minho terdiam. Dia menatap lurus kearah dinding di depannya. Pikirannya berkecambuk sekarang. Bimbang akan pilihan memberitau Mama April mengenai kondisi Jisung, atau menyembunyikannya.
“Minho? Kamu dimana sekarang?” Pertanyaan Mama April membuat Minho tersadar.
“Aku ... a-aku di depan kamar Felix, ma.” jawab Minho, terbata-bata.
“Jangan bohong sama mama, Minho. Kamu ada dimana sekarang? Kamu- Minho, Jisung gimana kondisinya? Enggak ada yang terjadi sama Jisung, kan?”
Minho bisa mendengar suara Mama April melirih saat bertanya mengenai Jisung. Nada suaranya juga terdengar sangat khawatir. Minho tidak bisa membuat mamanya semakin khawatir.
KAMU SEDANG MEMBACA
Temen Adek || MINSUNG
Fanfic[WARN! BXB] [SELESAI] Lanjutan dari Book 'Kakak Temen', silahkan baca book sebelumnya untuk memahami jalan cerita. __________________ Miñsüngīas, 24 June 2024 "Menyesal adalah sebuah ujung dari sebuah kegengsian. Ego tinggi dan tidak ingin mengakui...