Chenle

821 108 14
                                    

"Jadi namamu Chenle" Tanya Nana yang saat ini tengah berkeliling halaman castle dengan si manis Chenle.
Untuk pertemuan pertama Nana memutuskan untuk mengenal sosok Chenle terlebih dahulu sebelum ia memulai acara belajarnya.

"Iya guru nama saya Chenle" balas Chenle dengan sedikit kaku.

"Jangan kaku, panggil aku Nana, orang orang disini selalu memanggilku seperti itu" tutur Nana.

"Ba-baik N-Nana" balas Chenle sedikit kaku.

"Aaaahhh kau terdengar sangat lugu dan maniiis"
"Coba katakan bagaimana kau bisa masuk ke kandang singa ini manis?"
"Hal gila apa yang membuatmu memutuskan untuk mengabdi pada master?"
"Jika kulihat kau sangat tidak cocok untuk mengabdi padanya" ujar Nana yang merasa gemas dengan sikap polos Chenle.

"Te-terima kasih atas pujiannya"
"Ta-tapi aku tak tengah mengabdi pada master"
"Sonia bilang, master hanya memberiku sedikit kegiatan sampai hari dimana eksekusiku dilaksanakan" balas Chenle dengan nada polos ya.

"APAA??" siapa yang tak terkejut dengan jawaban yang Chenle ucapkan, apa katanya tadi? Eksekusi? Jisung akan membunuh pria manis ini?

"Master bilang akan membunuhku, ah tidak tidak lebih tepatnya akan menjadikanku santapan untuk buayanya nanti"
"Tapi mungkin aku belum memenuhi syarat sebagai makanan buaya yang memeiliki gizi yang tinggi, jadi master masih menahanku dulu sampai aku bisa memenuhi standar santapan buaya yang enak" lanjut Chenle.

"HAH?" Lagi lagi Nana dibuat terkejut dengan penjelasan Chenle. Standar pakan buaya? Yang benar saja? Apa pemuda manis ini sedikit tidak waras?

"Okay okay, jadi hal bodoh apa yang kau lakukan sampai master ingin menjadikanmu santapan untuk buayanya?"
"Kau mencuri?" Tuding Nana.

"Hng? Tidak, aku tidak melakukan apapun"
"Tapi ayahku yang melakukannya"
"Ayahku memiliki hutang pada master dan sepertinya ayahku tak mampu membayar hutangnya dan kabur, jadilah aku sebagai jaminan untuk pembayaran hutang ayahku"
"Master bilang jika ayah belum ketemu aku akan benar benar dijadikan santapan untuk buayanya"
"Kurasa saat ini master dan anak buahnya tengah mencari ayahku" balas Chenle dengan nadanya yang masih sangat tenang bahkan terdengar biasa tanpa ada nada marah atau kecewa,

Harus berapa kali Nana harus menjatuhkan rahangnya untuk mendengarkan pernyataan gila dari pria manis di depannya ini. Cerita gila mana, yang sudah Jisung berikan pada bocah sepolos Chenle sampai dia bisa sepercaya ini.

"Kau tak takut mati?" Tanya Nana yang penasaran dan juga bingung karena sikap Chenle yang sangat tenang dan sepertinya juga tak memiliki rasa takut.

"Tidak, jika aku mati sekarang aku juga tidak masalah"
"Bukankah lebih baik mati jika kehidupanmu tak menyenangkan sama sekali?" Jelas Chenle.

Mendengar itu Nana paham, mungkin dibalik semua keikhlasan Chenle ia memendam sesuatu seorang diri. Dan mungkin saat inilah ia mulai merasa lelah.

"Hhhh..  aku tak tau masalah apa yang kau hadapi saat ini, tapi semoga kau tak menyesal dengan ucapanmu itu"
"Kita akan memulai latihannya besok, sampaikan pada Sonia untuk membuatkanmu segelas jus segar setiap paginya agar kau tak tumbang saat latihan bersamaku" pesan Nana pada Chenle.

"Emm apa aku boleh request untuk jusnya? Seperti jus strawberry misalnya?" Tanya polos Chenle.

"Terserah"
"Sampai ketemu besok, aku ada perlu dengan master" pamit Nana setelah mengakhiri perkenalannya dengan Chenle.

Chenle hanya mengangguk sebagai balasannya ia juga yak lupa membungkukkan tubuhnya sebagai bentuk rasa hormatnya pada Nana, ia juga merasa lega karena masih besok  untuk memulai latihannya. Sejujuranya ia juga belum siap jika harus memulai kelas untuk hari ini.

the chastle [Jichen]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang