"Apapun perintahku?" Tanya Jisung dan mendapat anggukan dari Chenle.
"Baik"
"Jangan menggangguku""Kenapa?" Tanya Chenle sembari mendongak guna menatap mata Jisung.
"Aku tidak mengganggumu master, aku hanya ingin bermain dengamu"
"Aku bosan, aku kesepian karena tak memiliki teman di sini""Apa aku temanmu?"
"Kau sadar dengan siapa kau berbicara saat ini Chenle?"
"Tingkahmu semakin menyebalkan akhir akhir ini" Ketus Jisung."Bukankah kau tengah menyukaiku master?"
"Hah?"
~o0o~
Rahang Jisung benar benar bisa jatuh jika itu benda bongkar pasang. Chenle tanpa rasa takut dan ragu bisa mengucapkan kata demikian. Entah apa yang dipikirkan bocah itu sehingga dengan berani menuduh Jisung seperti itu.
Jisung dibuat semakin pusing dengan tuduhan yang Chenle berikan padanya. Mana mungkin ia menyukai bocah aneh seperti Chenle. Dan mana mungkin ia memiliki perasaan seperti itu.
Setelah Chenle menuduhnya seperti itu, Jisung tak membalas apapun selain bereaksi bahwa ia tak percaya dengan tuduhan Chenle.
"Jack, kita temui Mr. Lim sekarang" ujar Jisung pada sambungan teleponnya untuk meminta tangan kanannya itu segera bersiap untuk menemui Mr. Lim.
Kalimat tuduhan dari Chenle terus saja berputar pada kepalanya yang membuatnya merasa sangat kesal.
"Kau terlihat sangat kesal master"
"Apa terjadi sesuatu sehingga kau meminta untuk bertemu Mr. Lim secepat ini" tanya Jack yang tengah mengemudi di sebelah Jisung.Kali ini mereka hanya pergi berdua tanpa ada ajudan lain yang ikut.
"Ya, aku sangat kesal dan ingin mengancurkan sesuatu saat ini" balas Jisung dengan nada dinginnya.
Jika seperti ini Jack tak bisa lagi berbincang santai dengan sang master karena tengah diselimuti perasaan kesalnya, pilihannya hanya bisa diam dan tak mengganggu mood Jisung yang sedang buruk.
Setelah tiga puluh menit perjalanan akhirnya mereka sampai di tempat Mr. Lim. Tempat ini terletak di ujung kota yang di sekelilingnya masih terdapat hutan asli. Tempat ini menjadi tempat khusus perakitan senjata Mr. Lim dan tempat uji coba senapannya.
"Selamat pagi master" sapa Mr. Lim saat Jisung dan Jack sudah sampai di markasnya.
"Pagi"
"Bagaimana? Sudah siap?" Tanya Jisung yang sudah melihat ke arah meja kerja Mr. Lim yang sudah terdapat senapa pesanannya dalam versi mini."Ya, aku sudah menyelesaikannya"
"Aku sudah mengujinya kemarin"
"Dan kecepatan pelurunya jauh di atas Famas biasanya" jelas Mr. Lim yang membuat Jisung melangkah mendekati meja kerja Mr. Lim untuk melihat lebih jelas senapan yang ia pesan."Bisa aku mencobanya?" Tanya Jisung yang sudah mengangkat senapan tersebut.
"Tentu, mari saya antar" ajak Mr. Lim yang langsung menuntun Jisung ke tempat uji coba senapannya.
Ruangan itu semi outdor, di ujung sana sudah terdapat papan target yang akan menjadi target uji cobanya untuk saat ini.
Tanpa menggunakan perlindungan apapun Jisung dengan santai memposisikan tubuhnya untuk siap menembak.
Senapan itu memang terlihat cukup besar jika hanya diangkat menggunakan satu tangan, tapi Jisung bisa dengan mudah membidik papan target di ujung sana dengan satu tangannya saja.
Mr. Lim yang melihat aksi Jisung langsung memberinya tepuk tangan, walau ia sudah ahli tapi untuk melakukan seperti yang Jisung lakukan sepertinya ia tak yakin bisa mengenai titik sempurna di sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
the chastle [Jichen]
Short StorySelama menjadi pimpinan komunitas gelap Jisung tak pernah berpikir akan mendapatkan jaminan seperti ini. Dan ia juga tak pernah membayangkan anak mana yang malah dengan senang hati dijadikan sebagai barang jaminan oleh orang tuanya. Dan dengan hadir...