Setelah melewati hari libur selama tujuh hari, akhirnya Chenle bisa memulai kelasnya lagi. Ia merasa sangat senang dan bersemangat karena ia tak akan kebosanan untuk melewati hari, di tambah dengan sikap master yang seakan menjauhinya membuatnya merasa sedih untuk melewati hari liburnya. Selain itu ia juga senang akhirnya bisa bersama Nana lagi.
Pagi ini Chenle bangun seperti biasanya, ia sudah bersiap dan menunggu Nana di halaman belakang. Sembari menunggu ia melakukan pemanasan untuk tubuhnya yang sedikit kaku karena lama tak melakukan apapun.
"Nanaaaa~" panggil Chenle saat ia benar benar melihat Nana yang kembali datang ke sini untuk melatihnya lagi.
Chenle yang melompat kegirangan itu membuat Nana mengsernyit heran.
"Kenapa girang sekali?" Tanya Nana yang sudah ada di dekat Chenle.
"Senang karena Nana sudah kembali"
"He he"
"Eh, itu apa?" Tanya Chenle yang penasaran dengan tas koper yang Nana bawa."Untukmu" balasnya ssmbari menyerahkan tas itu pada Chenle.
"Untukku?"
"Apa ini?" Tanya Chenle yang sudah penasaran.Diletakkannya koper itu di tanah, dengan tergesa Chenle langsung membuka koper tersebut dan betapa terkejutnya Chenle saat melihat isi tas tersebut.
Satu set senapan yang biasa ia lihat di game game yang biasa ia mainkan dulu disertai dengan dua pack peluru di dalamnya.
"I-ini untukku?" Tanya Chenle lagi mencoba memastikan.
"Ya, kita akan berlatih dengan senapan itu hari ini"
"Benarkaaah!!"
"Apa aku akan seperti Jhon Price nantinya?"
"Waaaah keren sekali" girang Chenle sembari mengusap senapan yang masih tertata rapi tersebut.Nana yang melihat itu hanya menggeleng. Diambilnya senapan berjenis Famas tersebut dan mulai merakitnya. Di dalam koper tersebut tersedia dua jenis peluru yang berbeda, salah satunya jenis peluru yang bisa meledak sesudah mengenai target.
"Kita akan belajar tentang menembak hari ini" ujar Nana yang sudah mengangkat senapan tersebut.
"Woaaaahhh" gumam Chenle saat melihat Nana yang memainkan senapan tersebut dan mulai menembakkan peluru pertama ke arah pohon yang cukup jauh dengan mereka.
"Aku mau aku mau aku mauuuu~" pinta Chenle seperti anak kecil yang mau meminjam mainan.
"Pegang seperti ini" ujar Nana yang mulai mengajari Chenle cara memegang senapan jenis Famas itu dengan benar.
Dengan penuh kesabaran Nana mengajari Chenle cara memainkan senapan tersebut. Walau sering kali ia akan berdecak kesal saat Chenle masih saja belum bisa menembak pusat papan target yang sudah di siapkan.
Karena kesabarannya yang mulai habis, Nana beralih untuk mengajari Chenle merakit senjata tersebut agar bisa di kenakan.
Di materi ini Chenle belajar lebih cepat karena ia merasa sudah faham dan menurutnya ini seperti mainan lego, hanya saja waktu yang ia gunakan masih sedikit lama untuk merakit satu senapan.
Materi tentang menembak ini memerlukan waktu yang panjang. Mereka memerlukan waktu tiga hari untuk Chenle bisa mengenai titik merah di papan target dengan sempurna. Butuh waktu dua hari Chenle gunakan untuk menembak target yang bergerak. Dan perlu waktu dua hari juga Chenle gunakan untuk menembak target sambil berlari.
Waktu yang panjang itu Chenle habiskan untuk bergelut dengan materi menembak. Walau ia seakan di buat sibuk, tapi tetap saja ia masih memikirkan seseorang yang saat ini tengah menghindarinya.
Setelah kejadian di rumah Nana tempo hari ia tak lagi melihat master selama di chastle, entah pergi ke mana pria tinggi itu sehingga Chenle tak menemukannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
the chastle [Jichen]
ContoSelama menjadi pimpinan komunitas gelap Jisung tak pernah berpikir akan mendapatkan jaminan seperti ini. Dan ia juga tak pernah membayangkan anak mana yang malah dengan senang hati dijadikan sebagai barang jaminan oleh orang tuanya. Dan dengan hadir...