Vote dulu sebelum baca, jangan lupa spam komen yang bikin semangat...
Happy Reading...."Argh."
Erangan terdengar memenuhi ruangan. Jangan berfikir jika itu erangan nikmat, atau suara perempuan yang terkejut saat bagun pagi. Yang benar adalah itu suara erangan kesakitan. Bukan suara milik Aura, melainkan suara Kaiseer. Seorang laki-laki dengan tubuh berotot dan gagah yang sedang menahan kesakitan.
"Kok bisa sampai gini?" Rizal sambil memberikan salep luka pada sudut bibir Kai.
Kedatangan Rizal pagi ini dikejutkan dengan keadaan Kai yang nyaris babak belur. Sudut bibirnya luka memar dan ada lebam kemerahan tepat diatas tulang pipi Kai. Padahal kemarin sore Rizal meninggalkan Kai dalam keadaan baik-baik aja. Sembari Rizal mengoleskan salep, Kai juga memegangi kompresan es batu yang terbungkus handuk ke pipinya.
"Kok gak langsung lo obatin sih Ra? Nunggu pagi dan mesti gue juga. Ini kan kerjaan internal loh padahal." Ucap Rizal, kali ini mengomel pada Aura. Cewek itu baru keluar kamar setelah mendengar suara Rizal datang pagi ini. Saat kembali ke kamar hotel semalam Aura langsung masuk ke kamarnya dan mengunci pintu, ia tidak keluar lagi setelahnya.
"Ini kenapa pada diam-diaman sih? Ada yang terjadi semalam?" Tanya Rizal menaruh curiga. Biasanya Kai berisik parah, walaupun biasanya Aura juga emang lebih banyak diam. Tapi kali ini kelihatan beda dari biasanya.
"Abis ciuman lo berdua?" Rizal melihat kearah Kai dan Aura bergantian sambil menunjuk penuh curiga.
"GAK!" Ucap Aura dan Kai kompak dan hal itu semakin membuat Rizal curiga.
"Gak ciuman? Lebih dari itu?" Tanya Rizal lagi.
"GAK!" Untuk kedua kali Rizal mendapatkan jawaban yang sama dari Kai dan Aura.
"Ya kalau gak, kenapa pada saling diam?" Tanya Rizal lagi, "Emang Kai semalam kemana? Gak lo pantau?" Tanya Rizal lagi, kali ini pertanyaan tertuju khusus untuk Aura yang berdiri diujung soffa tanpa merubah posisinya dari awal. Kedua orang itu kembali hening, memilih gak bersuara membuat Rizal frustasi.
"Ini masih mau diam-diaman? Oke. Gue bilang Kak Windy ya." Ancam Rizal.
"JANGAN." Lagi dan lagi Aura dan Kai mengatakan hal yang sama di waktu yang bersamaan, membuat Rizal memutar bola matanya kesal
"Yaudah, cepat bilang atau gue laporin ke Kak Windy." Ancam Rizal sekali lagi, ia melipat tangan didada sambil menunggu dua orang itu bersuara.
"Gak sengaja ketonjok." Ucap Aura terus terang. Ia sebenarnya merasa bersalah juga udah mukulin Kai sampai babak belur, Aura nunduk setelah bilang gitu. Tapi Aura ngerasa Kai pantas biat nerima pukulan dari dia.
"Kok bisa gak sengaja ketonjok? Kalian ngapain? Atau Kai ngapain sampai-sampai lo nonjok mukanya?" Tanya Rizal.
"Gue gak sengaja Mas, Kai yang mulai duluan." Ucap Aura membela diri. Dia emang nonjok Kai semalam, tepat setelah Kai ngajak dia tidur bareng. Siapa yang gak kaget tiba-tiba diajak gitu. Tanpa babibu wasweswos tangan Aura melayang ke tepat sasaran mengenai wajah tampan bosnya. Gak cuma sekali, Aura memukulnya hingga babak belur. Jadi gak ada acara bobok bareng semalam, yang ada Kai bobok dengan keadaan muka bonyok.
"Gak sengaja? Ini bonyok loh Ra. Kalau gak sengaja tuh kek cuma ada satu lebam. Tapi ini nyaris lebam semua." Komentar Rizal.
"Beneran gak sengaja Mas." Ucap Aura.
"Terus sekarang gimana? Acara Meet and greet mulai jam 11, ini gak akan hilang sih. Makeup juga gak akan ngecover semua lebamnya." Ucap Rizal, "Lo apain Aura sih sampe dia ngamuk gitu?" Tanya Rizal lagi ke Kai. Rizal kenal baik sama Aura, jadi tau banget Aura gak mungkin asal ngamuk gak jelas kalau gak dimulai duluan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Asisten Artis
RomanceJadi Asisten Artis, kelihatannya sih enak. Bisa jalan-jalan keluar negeri, kerjaannya terlihat santuy, ya enak deh tapi dibayar pake mental. Apalagi kalau artisnya si Kaiseer Rofflan...