Minimal Vote dulu ya cantik...
"Ra, maafin dong."
Kai terus membujuk Aura sejak 20 menit lalu, pasalnya Aura diam seribu bahasa sejak sampai dikamar hotel mereka. Diamnya Aura bukan tanpa alasan, pemicunya tentu saja karna Kai yang membuat pengakuan sialan semena-mena terhadap dirinya dihadapan Sean, sang idola pujaan hati Aura. Aura ngambek, dia milih gak menghiraukan apapun yang Kai ucapkan. Dia gak peduli dengan apapun segala bujuk rayu Kai untuk minta maaf.
Kesempatan pertama Aura bertemu dengan Sean malah diakui sebagai pacar oleh bosnya sendiri. Aura ngambek bukan karna ia gagal mengaet Sean, gak sama sekali. Lagi pula Aura cukup sadar diri juga, Sean gak bakal suka sama dia, dan gak ada terbesit dihatinya berharap yang lebih terhadap Sean. Aura cuma mau, setidaknya first impression Sean ke dirinya itu bagus bukan malah dikenal sebagai asisten yang bisa dipacarin sama bosnya. Aura muak jika orang salah paham terhadap dirinya.
"Emang kenapa sih kalau jadi pacar gue, Ra?" Tanya Kai, ia terus merongrong Aura dengan pertanyaan ini berkali-kali. Aura memutar matanya jengah, "Kurang gue apa sih, Ra?"
Kurang ajar, batin Aura. Rasanya mau teriakin itu tepat di depan muka Kai, biar cowok itu paham apa kurangnya.
"Cewek-cewek diluar sana berharap banget loh Ra jadi pacar gue."
Ya terserah, tapi gak buat Aura. Siapa juga yang mau pacaran sama Kai kalau tau sifat aslinya yang semena-mena dan suka menindas.
"Maafin dong, lo cantik deh Ra." Ucap Kai, tangannya menoel-noel pundak Aura yang masih memilih cosplay jadi batu.
"Ahhh gak seru." Kai frustasi mengacak rambutnya. "Masa gitu doang marah sih Ra." Ucap Kai lagi, Aura memilih gak mau menghiraukan ucapan Kai, rasanya muak banget denger suara bosnya ini.
"Lo kenapa sih, sensi banget akhir-akhir ini? Gue salah mulu perasaan." Ucap Kai lagi setelahnya ia bersandar pada sandaran soffa, matanya sayu menatap Aura.
"Bisa diam gak!" Ucap Aura penuh penekanan ia menatap Kai sangat tajam, seperti sedang menguliti Kai hidup-hidup.
"Gak, sampai lo maafin gue." Ucap Kai, "Lagian gue cuma bercanda, tapi lo marahnya parah banget."
"Cuma?" Tanya Aura. Kata cuma yang diucapin Kai bikin Aura makin jengkel. Kai selalu menganggap semua hal sesimple itu. Dia gak peduli orang mau suka atau gak sama candaannya.
"Gak semua orang bisa kamu bencandain kaya gitu, liat waktu dan kondisi dong Kai." Ucap Aura akhirnya dengan segenap kekesalannya yang ia tahan.
"Astaga iya-iya, udah dong marahnya gue janji gak gitu lagi. Ini yang terakhir gue candain lo kelewatan." Ucap Kai. Aura memutar bola matanya malas, ia mengalihkan pandangan dari Kai.
"Janji?" Ucap Kai lagi sambil menyodorkan jari kelingkingnya pada Aura untuk mengikat janji mereka. Tapi, Aura jelas enggan menanggapinya, sudah berapa kali mereka saling mengikat janji jari kelingking tapi Kai selalu aja ingkar janji. Aura udah gak mau percaya lagi, lagi pula laki-laki mana bisa pegang omongannya. Bukan Kaiseer Rofflan namanya kalau gak memaksakan kehendaknya, ia menarik tangan Aura untuk menyatukan jari mereka. Kai tersenyum lebar memamerkan deretan giginya yang rapi, ia terlihat puas banget.
"Sebagai hadiah karna sudah maafin gue, lo boleh ambil cuti deh. 1 minggu cukup gak? Kayanya lo lagi capek ya Ra makanya marah-marah mulu." Ucap Kai, Aura memicingkan matanya menatap Kai, tumben. Pasti ada bakal ada udang dibalik batu setelahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Asisten Artis
RomanceJadi Asisten Artis, kelihatannya sih enak. Bisa jalan-jalan keluar negeri, kerjaannya terlihat santuy, ya enak deh tapi dibayar pake mental. Apalagi kalau artisnya si Kaiseer Rofflan...