Anak motor dan Tukang kaset

466 30 5
                                    

Genk motor yang di pimpin Choi Yeonjun itu namanya sudah sangat terkenal. Hampir dari beberapa Genk motor lain menirukan gaya Genk motornya.

"Besok sunmory kemana?"

Yeonjun membuang rokoknya yang sudah habis.

"Nanti malam aja night ride, besok gue ada kelas"

[]

Malamnya mereka bersiap, ga banyak yang ikut malam ini. Cuma ada 4 orang termasuk dirinya.

"Tujuannya kemana?"

Yeonjun memperbaiki belt helmnya sambil duduk di atas motor besarnya.

"Jalan aja dulu, ntar juga nemu tujuannya"

Soobin mengangguk, memakai helmnya dan mulai menstater motornya. Di susul 3 motor yang menyala mengikuti.

Suara deru mesin memecah keheningan jalan raya. Yeonjun menambah kecepatan laju motornya. Menyusul Soobin di depannya.

Soobin yang merasa tertantang ikut melajukan motornya.

Aksi balapan mendadak terjadi, tidak ada yang mengalah satu sama lain. Saling menambah kecepatan sekalian mengetes kekuatan motor mereka.

Lampu lalu lintas di depannya berubah warna. Seharusnya ia berhenti, namun dengan alasan tanggung, yeonjun malah menerobosnya. Dan kebetulan yang sangat sialan, mobil polisi yang sedang terparkir di pinggir menangkap basah dirinya.

"Sialan"

[]

Yeonjun berbelok, hampir menabrak tumpukan peti buah saat melewati gang kecil untuk menghindari polisi yang sedang mengejarnya.

"Bangsat masih ngejar"

Tanpa memelankan laju motornya, ia kembali berbelok. Namun gang di depannya semakin menyempit. Kalau ia terabas bisa-bisa motor kesayangannya lecet.

Maka dari itu ia terpaksa berhenti. Kepalanya celingak-celinguk mencari tempat yang bisa ia pakai untuk bersembunyi. Lalu matanya menangkap sebuah bangunan dengan lampu warna-warni di palangnya.

Ia mematikan mesin motornya, mendorong motornya sedikit untuk ke pinggir. Menyembunyikannya di balik gerobak batagor.

Lantas ia turun, lalu melangkah masuk ke dalam bangunan yang tadi di lihatnya.

Tanpa melepas helm, ia melangkah menyusuri rak-rak yang terpajang beberapa kaset DVD. Bersembunyi di barisan rak paling belakang.

Suara beberapa langkah terdengar di depan bangunan. Ia yakin itu polisi yang mengejarnya tadi. Maka tubuhnya refleks berjongkok, menyembunyikan dirinya takut-takut para polisi masuk untuk mencarinya.

Beberapa menit terlewat, tidak ada lagi suara langkah di depan bangunan. Maka dengan hati-hati ia bangkit, kepalanya sedikit mendongak untuk mengecek situasi.

Kosong

Yeonjun menghela nafasnya dari balik helm. Mengelus dadanya yang merasa lega. Namun belum sempat ia melangkah, kepalanya terhuyung ke depan. Helm bagian belakangnya di pukul lumayan keras. Refleks ia menoleh, menatap tajam seseorang di belakangnya dari balik helm.

"Yak!! Apa yang kau lakukan"

Orang di depannya berkacak pinggang. Menatapnya tak kalah tajam.

"Harusnya saya yang bertanya. Apa yang anda lakukan di sini? Pake helm full face kaya gitu? Mau maling?"

Alis yeonjun berkedut kesal. Enak aja dia di katain maling.

"Siapa juga yang mau maling"

"Ya terus ngapain? Apa mau nyari kaset bokep makanya mukanya di tutup pake helm gitu? Takut malu?"

Oke, yeonjun mulai kesal. Dengan cepat tangannya melepas helm yang ada di kepalanya. Merapikan sebentar rambutnya sebelum menatap seorang pria di depannya.

"Cuma numpang ngumpet, tadi di kejar polisi"

"Tuhkan maling! Tolong!!! Tolong ada yang mau maling toko sa--"

Sebelah tangannya bergerak cepat, membekap mulut pria di depannya. Kepalanya celingak-celinguk. Takut-takut ada yang mendengar.

"Apaan sih! Bukan maling! Tadi lagi di kejar gara-gara nerobos lampu merah tau!"

Pria di depannya tidak bergeming, yeonjun menolehkan kepalanya untuk menatap pria yang sedang ia bekap. Pandangan mata mereka bertemu beberapa saat.

Yeonjun berkedip, memutus kontak mata pertama kali. Tangannya dengan gugup melepas bekapannya dari mulut si lelaki.

"Tanganmu bau tai"

"Hei!!"

Pria di depannya terkekeh, yeonjun yang menatapnya kembali tidak berkedip.

Kok ganteng

Tanpa sadar wajahnya memerah sampai ke telinga.

Pria di depannya tersenyum, kepalanya melongok mengamati pintu sebelum akhirnya menatap yeonjun.

"Kayanya udah sepi, kau bisa pergi"

Yeonjun berkedip. Tersadar dirinya telah terpesona. Ia membuang mukanya, menutupi warna merah di pipinya. Jakunnya bergerak menelan liur untuk membasahi tenggorokannya yang tiba-tiba kering.

"O-oke makasih"

Kakinya melangkah ke arah pintu, untuk keluar dari bangunan ini. Namun langkahnya terhenti saat orang di belakangnya bersuara.

"Hei"

Yeonjun membalikkan tubuhnya, menatap si pria yang berdiri lumayan jauh dari tempatnya.

"Aku Choi Beomgyu. Siapa namamu?"

Yeonjun berkedip, matanya tidak lepas memperhatikan si pria yang saat ini melangkah mendekat.

"Choi yeonjun"

Mereka berhadapan. Dan yeonjun baru sadar ternyata pria di depannya lebih pendek darinya.

"Cuma mau kasih tau, aku penjaga toko kaset di sini. Ada beberapa film yang aku jual"

Yeonjun mengernyit, tidak mengerti apa maksud dari perkataan Beomgyu.

Beomgyu yang mengerti kebingungan yeonjun terkekeh. Kakinya melangkah lebih jauh hingga wajah mereka dekat dengan jarak yang sangat tipis.

"Maksudku, kau manis. Aku jadi ingin mengajakmu nonton"

Yeonjun panas, wajahnya memerah hingga telinga.

"H-hei! Aku tidak manis. Aku seorang laki-laki asal kau tahu"

Beomgyu tersenyum, langkahnya semakin maju hingga membuat tubuh yeonjun terpojok ke pintu. Tangannya terangkat, mengukung tubuh yeonjun.

"Terus? Masalahnya dimana?"

Hidung mereka bersentuhan, yeonjun refleks membuang mukanya ke samping. Tangannya terangkat menahan dada Beomgyu.

"H-hei kau terlalu dekat. Nafasmu bau sambel pecel"

Beomgyu tertawa, kepalanya sedikit menunduk hingga keningnya menempel pada pipi yeonjun.

"Kau lucu sekali. Udah punya pacar?"

Yeonjun menggeleng cepat

"Kalo gitu, mau ga pacaran sama tukang kaset?"

-end-

[]

Lawak😭 gue nulis ini gara-gara liat tukang kaset genteng banget wkwkwkwk

Cuma Drabble Beomjun!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang