salah gender

208 17 0
                                    

Pernah ga sih kalian salah mengira gender seseorang sampai-sampai kalian jatuh cinta? Ga pernah? Berarti kalian bukan Choi yeonjun.

Semua berawal saat ia datang ke rumah sakit dengan keadaan penuh luka. Lutut dan sikunya berdarah akibat kecelakaan yang menimpa saat dirinya sedang bertugas untuk mengantar pizza. Seingatnya hari Rabu bukanlah hari sial untuknya, tapi mobil sialan yang tiba-tiba menepi membuat yeonjun kehilangan kendali. Membanting stang motornya ke samping untuk menghindar namun malah menabrak sebuah hydran air hingga ia harus terpental beberapa meter dari motornya. Lukanya memang tidak seberapa, namun pekerjaannya terancam bisa hilang. Motornya ringsek dengan pizza yang berceceran di jalan. Pemilik mobil yang menyebabkan ia kecelakaan memang tanggung jawab sih, tapi kalau seperti ini yeonjun juga was-was. Belum tentu bossnya bisa menerima alasan kenapa ia bisa kecelakaan. Yaahh tapi apa mau di kata. Lebih baik dia memikirkan dirinya sendiri dulu di banding pekerjaannya. Maka di sinilah ia, duduk di ruang tunggu rumah sakit, menunggu namanya di panggil untuk mendapat giliran di periksa.

"Choi yeonjun-ssi"

Yeonjun mengangkat tangannya. Ia bangkit, berjalan dengan tertatih karena sepertinya pergelangan kakinya terkilir. Suster yang berjaga didepan pintu menghampiri. Membantu jalannya yang tertatih untuk lebih cepat masuk ke dalam ruang pemeriksaan.

Setelah masuk, sang suster mempersilahkannya duduk di hadapan seseorang yang bisa ia asumsikan adalah dokter yang akan memeriksanya. Yeonjun meneliti penampilan sang dokter. Rambutnya panjang mencapai bahu. Wajahnya manis dengan kacamata yang menyangkut di hidungnya. Sosok wanita sempurna idaman Choi yeonjun. Dalam sekejap dirinya merasa jatuh cinta. Matanya tidak lepas menatap, memperhatikan bagaimana bahu lebar sang dokter yang dengan sempurna tersangkut jas berwarna putih. Dada yang rata di balut kaos berwarna abu-abu.

Tunggu...

Dada rata?

"Jadi yeonjun-ssi apa yang terjadi kepadamu?"

Yeonjun berkedip saat suara berat masuk kedalam telinganya. Matanya membesar, menatap terkejut sang dokter yang sedang menunggu jawabannya.

"Jadi kau seorang laki-laki?"

-salah gender-

Yeonjun tidak berhenti menutup wajahnya yang memerah karena malu. Dokter di depannya sibuk mengobati lukanya sambil cekikikan.

"Jadi kau mengira aku seorang wanita?"

Yeonjun menggeram malu di balik telapak tangannya. Wajahnya sudah memerah hingga ke telinga. Ia tahu dirinya salah mengira sejak awal, tapi ayolah. Tidak bisakah dokter di depannya ini berhenti untuk meledeknya?

"Apakah aku terlalu cantik untuk ukuran seorang pria?"

"Oh c'mon doc! Stop it! Tidak bisakah kau diam dan hanya mengobati ku saja?"

Sang dokter tertawa, dan yeonjun semakin malu di buatnya. Bibirnya tidak berhenti merutuk tanpa suara di balik telapak tangannya. Namun wajahnya terpaksa harus terlihat saat sang dokter menarik tangannya untuk mengobati sikunya yang terluka.

"Berapa umurmu yeonjun-ssi?"

"25"

"Wah kau terlihat jauh lebih muda dari umurmu"

Yeonjun yang mendengarnya cemberut. Menatap wajah sang dokter yang sangat dekat. Tapi jika di perhatikan, wajah sang dokter benar-benar manis seperti wanita. Jadi dirinya tidak sepenuhnya salah menebak gender kan?

"Kenapa? Apa kau masih berpikir aku seorang wanita? Apa aku harus menunjukkan dadaku yang rata juga burung yang sepertinya lebih besar dari punyamu?"

Yeonjun terbatuk, wajahnya semakin memerah. Perkataan sang dokter yang vulgar membuatnya semakin malu.

"Apa-apaan!!"

Sang dokter kembali tertawa melihat respon yeonjun yang sangat menggemaskan. Ia menyelesaikan pekerjaannya. Menaruh alat rumah sakit kembali ke meja lalu menatap yeonjun yang membuang pandangannya.

"Kenapa yeonjun-ssi? Apa kau tidak jadi tertarik padaku karena aku seorang pria?"

Yeonjun berdecih. Matanya melirik menatap sang dokter yang juga sedang menatapnya.

"Cih memangnya siapa yang tertarik padamu?"

"Hey aku bisa mengetahuinya"

Dokter di depannya ini benar-benar mempunyai tingkat percaya diri luar biasa. Namun ia juga membenarkan bahwa dirinya sedikit tertarik sebelum ia tahu kalau sang dokter adalah seorang pria.

"Aku tidak masalah dengan percintaan sesama pria"

Keningnya berkerut bingung. Kini wajah yeonjun sepenuhnya menghadap sang dokter. Menatap bertanya-tanya apa maksud dari perkataannya.

"Maksudnya?"

Dokter di depannya tersenyum. Tangannya terangkat, jemarinya bergerak mencubit hidung yeonjun.

"Aku Choi Beomgyu, dokter muda spesialis fisioterapi. Lulus di umur 23 tahun dan mendapat predikat terbaik di angkatanku"

Yeonjun yang mendengarnya semakin bingung. Kenapa dokter di depannya malah mengatakan hal yang sebenarnya tidak ingin ia ketahui.

Sang dokter yang menyadari kebingungannya tertawa pelan. Tangannya kembali bergerak, kali ini mengelus rambutnya yang sedikit berantakan.

"Kau tau, berkencan dengan seorang dokter sepertinya bisa membuat kehidupanmu jadi lebih baik. Kau tidak harus bekerja dan bisa menyerahkan kebutuhan finansial padaku"

"Apa maksudmu?"

Kini wajahnya mendekat, yeonjun menahan nafasnya saat hidung mereka hampir bersentuhan.

"Yeonjun-ssi sepertinya aku tertarik padamu. Apa kau tidak masalah berkencan dengan seorang pria?"

-end-

Cuma Drabble Beomjun!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang