2 jagoan jatuh cinta

270 24 0
                                    

Beomgyu berdecih, meludah ke samping lalu melompat turun dari tumpukan bangku sekolah yang sudah rusak.

"Ga kapok balik lagi? Udah patah tuh hidung"

Yeonjun di depannya tidak bergeming, matanya lurus menatap Beomgyu yang berdiri tidak jauh darinya.

"Kenapa harus kapok, gue malah lebih pengen bales dendam"

Beomgyu tertawa, kakinya melangkah mendekat lalu berhenti di hadapan yeonjun.

"Yakin bales dendam? Kemaren berdiri aja susah"

Tatapannya menantang, tangannya ia masukkan ke dalam saku celana sekolahnya.

"Itukan karena lu keroyakan, rambut jamur"

Sudut bibir Beomgyu berkedut.

"Siapa yang lu panggil rambut jamur?"

"Siapa lagi? Yang di depan gue kan cuma lu?"

Sudut bibir kirinya naik, matanya menatap Beomgyu mengejek.

"Sialan"

[]

Suara pukulan masih terdengar, dua tubuh saling berguling di atas aspal. Saling melayangkan pukulan untuk membuat lawannya tumbang.

Yeonjun tersenyum, tubuhnya menindih dengan tangan terulur mencekik Beomgyu di bawahnya.

"Gue udah bilang, kalo satu lawan satu lu pasti kalah"

Beomgyu mengangkat kakinya, menendang pinggang yeonjun dengan dengkulnya. Cengkraman di lehernya terlepas. Tubuhnya bergerak cepat, menindih yeonjun yang sempat terjungkal karena tendangannya. Gantian sekarang Beomgyu yang mencengkram kerah yeonjun kencang.

"Kalah? Ga ada sejarahnya gue kalah"

"Masa?"

Beomgyu yang melihat yeonjun tersenyum semakin emosi, tangannya terangkat, siap menghantam wajah seseorang di bawahnya. Namun belum sempat tangannya bergerak, suara langkah orang berlari menghentikannya. Kepalanya mendongak menatap seseorang yang sedang mengatur nafas di depannya.

"Beomgyu lari, ada pak Kim"

Beomgyu yang mendengarnya langsung melepaskan tangan dari kerah yeonjun, ia bangkit untuk berdiri. Di susul tubuh yeonjun yang juga ikut berdiri.

"Sial"

Lehernya memanjang, mengintip gurunya yang sedang berlari mendekat dari balik bahu temannya.

Beomgyu berdecih, tangannya refleks menggenggam tangan yeonjun. Menariknya untuk lari bersama menghindari guru yang sedang berlari ke arah keduanya.

[]

Mereka di ruang penyimpanan sekolah, bersembunyi di balik rak tinggi berisi tumpukan alat-alat olah raga. Mereka berhimpitan, dengan punggung yeonjun yang menempel ke dada Beomgyu.

"Hei geser sedikit, tumit lu nginjek ujung sepatu gue"

Yeonjun berdecih, kepalanya menoleh kebelakang.

"Diem, kan lu yang narik gue buat sembunyi di sini"

Beomgyu menghela nafas, kepalanya sedikit mendongak menghindari benturan di keningnya dari kepala yeonjun.

Pintu ruang penyimpanan terbuka. Menampakan sosok pak Kim yang tadi mengejar mereka. Yeonjun terkejut, refleks memutar tubuhnya. Membuat tubuh mereka jadi berhadapan tanpa jarak.

"Kemana tuh anak-anak? Larinya cepet banget"

Beomgyu dan yeonjun menahan nafas mereka. Dengan kepala yang menoleh berlawanan.

"Awas aja kalo ketemu"

Suara pintu di tutup terdengar, bersamaan dengan langkah kaki yang perlahan menjauh.

Yeonjun membuang nafasnya, meraup oksigen untuk kembali masuk ke dalam paru-parunya. Kepalanya menoleh tanpa sadar. Menyebabkan wajahnya dan Beomgyu saling berhadapan.

Tatapan mereka bertemu tanpa ada suara yang keluar. Beomgyu yang pertama kali memutus kontak mata. Retinanya bergulir memperhatikan bentuk hidung yeonjun yang tertempel plester dan berhenti di belah bibir yeonjun yang sedikit terbuka.

Matanya tidak lepas memperhatikan. dengan sadar jakunnya bergerak, menelan liurnya sendiri.

"H-hei apa yang lu lihat brengsek"

"Ssttt"

Sebelah tangannya terangkat, ibu jarinya bergerak masuk ke sela bibir yeonjun.

"Gue baru sadar, bibir lu seksi"

Yeonjun refleks mengigit ibu jari Beomgyu pelan.

"Anjing yeonjun, minta gue cium?"

Yeonjun terkejut, tidak sengaja matanya bertabrakan dengan mata Beomgyu. Tanpa sadar lidahnya bergerak, menyenggol ibu jari Beomgyu yang masih ia gigit.

"Bangsat Choi yeonjun"

Beomgyu menarik ibu jarinya, lalu dengan gerakan cepat menangkap wajah yeonjun. Menabrakan bibir mereka.

Yeonjun semakin terkejut, matanya terpejam merasakan bibir Beomgyu yang mulai bergerak di atas bibirnya. Tangannya terangkat tanpa sadar. Menggantung pada leher Beomgyu.

Beomgyu tersenyum, tangannya bergerak turun untuk memeluk pinggang sang lawan. Ia memejamkan matanya, melumat bibir yeonjun dengan sensual.

"Unghh"

Lenguhan membuat bibirnya terbuka, kesempatan yang tidak di sia-siakan Beomgyu untuk memasukkan lidahnya. Menyenggol lidah yeonjun untuk mengajaknya berperang.

Liur menetes di sela pagutan panas yang mereka lakukan. Beomgyu semakin merapatkan pelukannya saat merasakan rambut belakangnya di remas dengan gerakan yang menggairahkan.

Hilangnya pasokan udara pada masing-masing paru-paru membuat mereka terpaksa melepas ciuman. Menarik nafas dengan sedikit ugal-ugalan. Lidah Beomgyu terulur, menjilat sisa liur yang masih ada di sudut bibir yeonjun.

"Ga nyangka bibir lu candu banget"

Yeonjun mendelik, menatap tajam Beomgyu di depannya. Tangannya bergerak melepas rangkulan pada leher Beomgyu.

"Minggir, badan lu bau kambing"

Yeonjun bergerak, keluar dari balik rak. Lalu merapikan penampilannya yang berantakan.

Beomgyu memperhatikan, matanya tidak lepas menatap punggung dan tengkuk yeonjun bergantian. Dengan sadar tangannya bergerak, melewati bahu yeonjun untuk menggenggam leher depannya. Kepalanya bergerak maju, mengecup tengkuk sang lawan, memberi gigitan kecil sebelum menghisapnya.

"Nghhh brengsek, lu ngapain sih?"

Beomgyu tersenyum di sela hisapannya mendengar suara yeonjun yang bergetar. Hisapannya ia lepas, menjauhkan kepala untuk melihat tanda kemerahan hasil karyanya.

"Sange lu ya?"

Yeonjun yang kesal bergerak, menyikut perut Beomgyu lumayan keras hingga genggaman tangan Beomgyu pada lehernya terlepas.

Ia berbalik, menatap wajah Beomgyu dengan pipinya yang memerah panas hingga ketelinganya.

"Lu yang sange babi. Main nyupang leher orang sembarangan"

Beomgyu terkekeh, menyenderkan punggungnya pada tembok di belakangnya. Matanya tidak lepas menatap yeonjun di depannya.

"Mau lanjut ga?"

Yeonjun mendelik, matanya tajam menatap pada Beomgyu di depannya.

"Lanjut kalo lu udah sikat gigi. Mulut lu bau ikan asin"

Yeonjun berbalik, melangkah meninggalkan Beomgyu dengan wajah merah luar biasa.

Beomgyu tertawa bersamaan dengan suara bantingan pintu dan tubuh yeonjun yang menghilang.

Tawanya berhenti, tapi bibirnya masih terangkat. Merapikan penampilannya sambil tersenyum.

"Dia lucu juga kalo di lihat-lihat"

[]
[]
[]

-end-

Cuma Drabble Beomjun!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang