When i was your man

176 14 3
                                    

Beomgyu tidak tahu jika perpisahannya dengan yeonjun begitu membuatnya frustasi. Di Minggu awal dia merasa baik-baik saja. Pergi ke club malam selalu dia lakukan. Bersenang-senang karena sudah tidak ada lagi yang mengaturnya. Namun kini semuanya terasa sepi. Biasanya saat dia pulang dari rutinitasnya di luar, yeonjun selalu menunggunya. Menyambutnya dengan pelukan dan makan malam. Berceloteh sampai keduanya ketiduran. Namun saat ini apartemennya begitu lenggang. Tidak ada lagi bunyi alat dapur yang saling berbenturan. Tidak ada suara yang mengucapkan selamat datang. Dan tidak ada lagi Choi yeonjun.

Same bed
But it feels just a little bit bigger now

Ia menghela nafas. Merebahkan punggungnya di atas kasur. Sebelah tangannya meraba, merasakan dingin permukaan kasur karena tidak ada yang menempatinya. Biasanya sebelum tidur, mereka akan melakukan suit. Menentukan posisi tidur mereka. yeonjun akan berteriak senang saat mendapatkan posisi tidak di dekat tembok. Alasannya karena lebih leluasa untuk bergerak. Namun kini, kasur yang biasanya sempit, terasa lega. Hanya ada Beomgyu di sana.

Our song on the radio
But it don't sound the same

Jemari tangan bergerak, menyalakan radio di atas meja nakas. Chanel yang biasanya mereka dengar sedang siaran. Memutar lagu yang menjadi favorit mereka berdua. Biasanya yeonjun akan melompat dari kasur. Menarik lengannya untuk mengajaknya berdansa. Menikmati lagu hingga akhir dengan tubuh yang saling memeluk. Namun kini alunan lagu terasa menyakitkan. Tidak lagi terdengar aura romansa di dalamnya. Maka tangannya bergerak. Mematikan radio dan kembali dalam keheningan. Beomgyu tidak tahu. Kehilangan yeonjun membawa pengaruh besar untuknya.

When our friends talk about you
All it does is just tear me down
Cause my heart breaks a little
When I hear your name

Beomgyu tidak memilih untuk pulang ke apartemennya hari ini. Berkumpul bersama teman-temannya sepulang kerja sepertinya menjadi pilihan yang lebih baik. Maka di sinilah ia. Duduk di sebuah kedai, menikmati minuman bersama teman-temannya. Namun keputusannya salah. Nama yeonjun terlalu sering masuk di dalam obrolan mereka.

"Sepertinya dia akan mengambil S2 di jepang"

"Jepang?"

Beomgyu menghentikan gerakannya menuang minuman. Kepalanya mendongak, menatap kai yang duduk di depannya.

"Iya, setelah putus dari Beomgyu, ia memilih untuk berhenti dari pekerjaannya. Dan sepertinya sekarang ia telah mempersiapkan dirinya untuk melanjutkan kuliah di luar negeri"

Beomgyu merasa sesuatu seperti menghantam dadanya. Setelah mereka putus, yeonjun benar-benar menghilang darinya. Beberapa bulan tidak mendengar kabar. Nomer teleponnya yang di blokir. Dan sekarang ia malah mendengar sesuatu yang sangat menyakiti hatinya.

"Kapan berangkatnya?"

"Entah, sepertinya dalam waktu dekat"

Beomgyu merasa dunianya runtuh seketika. Sejujurnya ia masih berharap mereka bisa kembali bersama. Namun yang di katakan kai benar-benar menutup kesempatan. Apakah mereka akan benar-benar berakhir seperti ini?

My pride, my ego, my needs and my selfish ways
Caused a good strong man like you to walk out my life
Now I'll never, never get to clean out the mess I'm in
And it haunts me every time I close my eyes

Cuma Drabble Beomjun!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang