Prolog
Berdiri tegak seraya menatap ke arah pintu gerbang SMA Binaraya. Sekolah swasta di Jakarta. Laki-laki remaja itu baru saja membuang rokoknya yang kemudian mulai menggerakkan sendi-sendi kakinya memasuki kawasan sekolah ini. Namanya Nexus Arzarax. Dan baru saja ia dipindahkan dari sekolah sebelumnya ke sekolah ini. Alasannya lantaran dirinya terlalu nakal untuk bersekolah di sekolah negeri. Jadi, ayahnya memutuskan untuk Nexus bersekolah di sekolah swasta saja.
Tubuh Nexus tinggi terlihat atletis. Rambutnya hitam pekat nan lurus menutupi keningnya. Satu keunikan dari Nexus adalah matanya yang berwarna biru. Jauh berbeda dari orang-orang. Orang tuanya pun tak mengetahui Nexus mendapatkan warna mata itu dari gen mana. Jangan berpikir kalau Nexus anak angkat, karena sesungguhnya Nexus merupakan anak kandung dari mama dan ayahnya.
Nexus ditahan di depan beranda sekolah untuk menunggu gilirannya karena banyak kesibukan yang harus dilakukan guru-guru di sekolah ini. Maklum, sekolah swasta. Pasti akan banyak pentas-pentas dan acara-acara yang diadakan setelah ini. Tentunya untuk menjadi penarik kepada para peserta didik baru supaya bersekolah di sini. Selain itu pula apalagi kalau bukan mendapatkan cuan?
Nexus berdiri menopang tubuhnya dengan kaki—menunggu tepat di depan pintu masuk beranda sekolah. Tak lama seorang gadis berseragam SMA itu pun tiba dengan terburu-buru. Gadis itu menerobos masuk ke dalam ruang beranda. Tak lama, gadis itu kembali keluar dan berdiri tepat di samping Nexus. Sepertinya dia bernasib sama layaknya Nexus.
Gadis itu bernama Safinka Litoushell Mardyanari. Safinka, bukan Safingka. Safinka memiliki tubuh ramping dengan segala pesona cantik di wajahnya itu berseri. Bibir merah merona dengan mata coklat yang menyala, membuatnya semakin terlihat sempurna. Rambutnya panjang dihiasi warna hitam yang pekat. Tingginya lumayan, namun tetaplah pendek jika dibandingkan dengan Nexus di sampungnya.
Kini mereka berdua hanya diam menunggu kepastian guru yang tadi menyuruhnya untuk menunggu sebentar.
"Lo anak baru juga?" tanya Nexus mulai mengajak gadis itu bicara.
"Gue terlambat," balas Safinka cepat.
"Oh."
Hanya tiga dialog, lalu mereka berdua kembali saling diam. Tampaknya gadis itu memang sangat jutek. Tercium aura "terserah" dalam dirinya sangat melekat memeluk jiwa yang apabila dilihat menggetarkan niat baik. Kalau bertemu dengan cewek-cewek model seperti ini bawaannya bikin emosi. Sebab egonya pasti melebihi kapasitas akal sehat yang menampung itu. Tapi biarlah. Nexus tidak ingin menjadi buruk sangka kepada wanita yang baru saja dilihatnya.
Sementara isi hati Safinka justru mengelokkan prasangka Nexus. "'Oh' doang?! Sok cool banget sih loh jadi orang!" batinnya.
Serba salah tapi inilah wanita. Akan selalu banyak hal yang dipermasalahkan dalam hidupnya. Termasuk cara bicara yang seperti tadi.
Akhirnya setelah lamanya menunggu, Nexus kebagian gilirannya yang setelah itu berpisah dengan gadis itu. Gadis itu pula masuk ke dalam ruang lain, sedang Nexus masuk ke dalam ruang Kepala Sekolah.
----《○○○》----
KAMU SEDANG MEMBACA
NEXUS
Romance[FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA] Seorang siswa baru, tiba di SMA Binaraya dengan tujuan ingin menakhlukkan sekolah ini. Namanya Nexus Arzarax. Dan dialah yang berniat hendak menguasai sekolah ini selain Pak Kepsek. Namun dirinya tampak terlalu bertele...