2. Safinka Litoushell

34 8 0
                                    

2. Safinka Litoushell

Pagi hari mencerahkan bumantera dengan kebiruannya yang nyaman dipandang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pagi hari mencerahkan bumantera dengan kebiruannya yang nyaman dipandang. Di ini hari Selasa, tampak seperti biasa saja. Sama semacam hari-hari lalu. Dan gadis yang bernama Safinka itu baru saja keluar dari bus kota kemudian mulai beranjak jalan menuju sekolahnya. Lalu secara mengejutkan temannya, Klara Arell Tyani, tiba dengan mengejutkan Safinka dari belakang.

"Dor!!!" pekik Klara menepuk pundak Safinka dari belakang.

"Ngagetin aja lo!" Safinka menggenggam erat lengan tasnya yang ia gamblok.

"Eh, katanya di sekolah kita ada anak baru ya?"

"Iya."

"Cowok?"

"Iya."

"Lo udah ketemu?"

"Dari kemarin pagi juga gue udah ketemu sama dia. Sok cool banget orangnya!"

Klara hanya mengangguk memahaminya. Kini hanya beberapa langkah lagi mereka tiba di gerbang sekolah. Sesaat sebelum masuk ke dalam lingkungan sekolah, Klara melihat Nexus yang baru saja keluar dari mobil sedan mewah berwarna hitam mengkilat. Terlihat jelas mata Klara yang berkilau-kilau lantaran terpesona ketika melihat wajah Nexus yang begitu tampan dari cowok-cowok lain yang pernah ia temui di sekolah ini.

"Wah! Ganteng banget!" pujinya berdecak kagum.

Safinka yang melihatnya jijik lantas menarik paksa lengan Klara menjauh dari keberadaan Nexus. Terpaksa Klara harus meninggalkan pemandangan indahnya karena Safinka. Ia melanjutkan langkahnya itu yang sempat terjeda menuju gedung sekolah yang telah berada di hadapannya.

"Jadi itu anak barunya?" tanya Klara bersamaan dengan masuknya ia di gedung sekolah.

"Iya. Dan jangan bilang kalau lo suka sama dia!"

"Ya mau gimana lagi?"

Safinka sontak menghela napasnya seraya memutar matanya. Tatkala dirinya sudah berada di koridor atas, Safinka mendekat ke lokernya dan membuka lokernya untuk mengambil beberapa buku yang ia taruh di dalam sana. Tepat setelah Safinka menutup lokernya ia dikejutkan dengan bola basket yang mengenai kepalanya. Safinka melihat si keribo Bara sebagai pelaku yang telah melemparkan bola itu kepadanya.

"Maaf gak sengaja," ucap Bara kemudian mengambil bolanya.

Safinka yang tak terima menarik lengan Bara lalu menampar pipinya kencang. Setelah puas menampar Safinka langsung pergi bagai tidak terjadi masalah apa pun. Namun tampaknya Bara pula tidak terima dengan tamparan yang diberikan Safinka kepadanya. Lantas Bara berjalan mendekat ke Safinka. Bara menarik lengannya kemudian menjambak rambut Safinka tak pandang bulu.

"Maksud lo apa nampar gue?!" geretak Bara.

"Lepasin!!" sergah Safinka berusaha melepaskan jambakan Bara yang memegang rambutnya dengan keras. "Makanya lo mikir!! Ini tuh di gedung sekolah!! Kalau mau main bola tuh di lapangan!!!"

NEXUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang