1. Nexus Arzarax

62 16 3
                                    

1. Nexus Arzarax

Di ini hari senin tampak cerah dengan dihiasi birunya langit yang menjadi atap bumi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Di ini hari senin tampak cerah dengan dihiasi birunya langit yang menjadi atap bumi. Kini Nexus berada di dalam kelas barunya, kelas XI IPA B. Sedang berdiri di depan kelas menghadap teman-teman barunya yang duduk di kursinya masing-masing. Nexus terdiam meratapi setiap siswa dan siswi yang juga menatapnya heran. Guru perempuan yang ada disampingnya pun menegur Nexus untuk segera angkat bicara memperkenalkan dirinya kepada teman-teman barunya.

"Nama gue, Nexus Arzarax. Panggil aja Anex."

"Gak mau ada yang nanya?" timpal guru kepada seisi kelas yang hanya diam.

Tiba-tiba seorang siswi mengangkat tangannya lalu menurunkannya kembali. "Mata lo makai soflen ya?" tanyanya menyadari kalau mata Nexus berwarna biru.

"Ini asli," jawab Nexus cepat.

Kemudian seorang siswi lainnya juga bertanya. "Kenapa nama lo dipanggilnya Anex? Kan gak sesuai sama nama asli lo. Kalau gue manggil lo Nexus aja, gak papa, kan?"

"Terserah lo."

Setelah seisi kelas itu kembali senyap tanpa ada yang ingin bertanya lagi, akhirnya Nexus diperbolehkan untuk duduk di kursi kelas yang paling belakang. Dia tepat duduk di belakang kursi gadis yang tadi menanyakan soal matanya. Gadis itu menoleh ke belakang mengamati serius mata Nexus. Nexus yang melihatnya seperti itu lantas menatapnya balik. Pelan-pelan ia membuka kelopak atas dan bawah matanya itu dengan ibu jari dan telunjuknya. Lalu ia dekatkan matanya itu kepada gadis yang masih mengamatinya. Gadis itu yang menyadari akan sikap konyolnya, dengan sigap mengembalikan posisi badannya ke arah depan.

"Ch, cewek aneh!" gerutu Nexus kecil, lalu mengambil bukunya dari dalam tas yang ia taruh di bawah lantai-disandarkan ke kaki meja.

Hari ini guru perempuan kaca mata yang kini berada di depan kelasnya bernama Bu Lyorda-guru Fisika. Bu Lyorda langsung memberikan materi Fisika kepada anak-anak murid di pagi ini. Pagi-pagi sudah senam otak saja dengan hitung-hitungan. Apalagi setelah ini pelajaran Kimia katanya. Fisika kemudian Kimia, sebuah satu kombo yang bisa melipat otak lantaran pusing. Namun hal itu bukanlah masalah bagi Nexus yang mempunyai keahlian di IPA-sebab itulah ia memilih jurusan ini.

* * *

Jam pun silih berganti. Dan di kelas ini Nexus masih duduk di kursinya di saat siswa dan siswi lain keluar kelas untuk pergi ke kantin. Hanya dirinya dan dua laki-laki yang ada di dalam kelas sekarang. Dua laki-laki itu lantas mendekati Nexus untuk mengajaknya berkenalan. Laki-laki keribo itu duduk di atas meja Nexus, sementara laki-laki berkaca mata itu menarik kursi yang ada di dekat Nexus.

Laki-laki keribo yang duduk di atas mejanya itu mengulurkan lengannya. "Kenalin, gue Rifkiyan Barbara. Panggil aja gue Bara."

Nexus menjabat tangan si keribo yang ternyata namanya Bara. Lalu si kaca mata itu pula mengulurkan tangannya jua. "Kalau gue Disan Alibiyan Fataromi."

NEXUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang