3. Sang Penyanyi Papan Atas

25 4 0
                                    


☔HAPPY READING☔

Keduanya telah sampai dipekarangan tempat Yola bekerja. Mereka masih senantiasa duduk didalam mobil.

Yola menatap Jevan dari atas sampai bawah, "kacamata hitam, masker dan topi? Untuk apa kamu pakai itu?"

"Ekhem, saya itu penyanyi papan atas kalau kamu lupa."

"Lalu?" Tanyanya dengan polos.

"Supaya tidak ada yang mengenali saya. Lebih baik sekarang cepat-cepat masuk ke dalam." Ujar Jevan lalu turun dari mobil, ia segera membukakan pintu mobil untuk Yola.

"Kamu aneh, kamu ingin orang lain tidak mengenali kamu, tapi kamu sendiri malah keluar dari mobil."

"Memang kenapa? Saya ingin mengantarkan kamu sampai ke dalam." Balasnya dengan tubuh yang sedikit membungkuk.

Mata Yola terbelalak, "jangan!! Sampai sini aja! Kamu bilang mau ada pemotretan, kan? Jadi kamu harus cepat-cepat pergi ke tempat pemotretan."

"Tapi sepertinya lebih baik saya antarkan kamu sampai ke dalam," ujar Jevan lalu kakinya hendak melangkah. Namun, lengannya sudah lebih dulu di cekal oleh Yola.

"Gak usah, kalau nanti ada yang kenal kamu gimana? Aku tidak mau pekerjaanku menjadi terganggu karena kedatangan seorang penyanyi."

Jevan terdiam sejenak, "benar juga. Kalau begitu mungkin lain kali saja,"

Yola bernafas lega karena jawaban Jevan. "Oke,"

Jevan sedikit menunduk mensejajarkan tubuhnya dengan Yola, pandangannya tak luput dari mata wanita muda itu. "Kalau butuh apa-apa, telepon saya. Ah, iya satu lagi, nanti akan saya jemput. Jadi, tolong telepon saya ketika kamu sudah selesai bekerja."

"Aku bisa pulang naik taxi atau bus, jadi kamu tidak perlu khawatir." Balas Yola.

Jevan menggeleng, "selama ada saya, biarkan saya yang melakukannya."

Yola hanya bisa pasrah saja, biarkanlah apa yang akan dilakukan Jevan. Yang penting, Jevan bisa cepat-cepat pergi.

Kemudian Yola turun dari mobil dan menutup pintunya. "Kamu pergi aja, aku mau masuk."

Jevan mengangguk. "Semangat, ya." Setelah itu, ia langsung kembali berjalan ke kursi pengemudi.

Yola diam melihat kepergian Jevan. Mobilnya sudah kembali dilajukan menjauhi pekarangan kantor.

"Fiuhhh, akhirnya pergi juga." Yola bernafas lega, lalu ia masuk ke dalam gedung.

Sepertinya hari-harinya akan berbeda setelah kedatangan Jevan.

☔☔☔

Sekarang sudah jam makan siang, Yola tersenyum menatap kotak makan yang berada dihadapannya.

"Saya sudah siapkan ini untuk kamu,"

Yola mengerutkan keningnya, "apa ini?"

Jevan tersenyum tipis. "Bekal untuk kamu makan siang. Semoga kamu suka,"

Yola menggelengkan kepalanya, "gue kenapa, sih?"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 25 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Return Of Memory [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang