21. Langit tanpa bintang

2.1K 191 27
                                    

"Ya gua harus gimana lagi cha? Orang bilang gua kuat tapi nyatanya gua ga sekuat itu cha... Arghh" Zora mengacak-acak rambutnya penuh amarah.

Ocha menatap Zora dengan wajah iba, dia menghela nafas lalu menatap langit-langit malam yang tampak sepi dan suram tanpa terangnya bulan dan bintang, ntah kemana bintang-bintang itu pergi.

"Hah... Gua tau kok lu ga sekuat itu tapi intinya lu sabar dulu Zor jangan gampang nyerah gini, sama aja lu nyia-nyiain semua perjuangan lu selama ini"

"Intinya lu sabar aja Zor" lanjut Ocha.

Zora mengalihkan pandangannya ke arah Ocha yang sekarang tengah tersenyum manis sambil menatap ke arah langit gelap itu, Zora aneh pada gadis di depannya ini, langit suram itu bahkan bisa membuat hatinya berbunga-bunga? Dasar pecinta langit aneh..

"Gua harus sesabar apalagi cha, gua udah beberapa kali sabar buat ngadepin semua nya, gua sabar ngadepin sifatnya yang di luar akal sehat gua, kurang sabar apa coba gua?"

"Bukan masalah sabar atau tidak nya zoraa, kamu harus menguji mental kamu sendiri dengan cara ngadepin sikap obses kevin yang berlebih, walau memang sih itu terlalu berbahaya apalagi kevin menurut gua terlalu kurang ajar sampe nyakitin kesayangannya sendiri haha" Ocha terkekeh kecil.

Zora berdecak, dia bersandar pada pembatas balkon sambil menghela nafas lelah, "emang bisa dibilang kesayangannya ya? Gua pikir dia ga sayang sama gua ngeliat dari cara dia memperlakukan gua kek sampah"

"Wkwk, gua yakin Kevin cinta sama lu cuman ya caranya aja yang salah"

Tiba-tiba hening melanda, tak ada yang bersuara hanya ada suara angin sepoi-sepoi di malam hari yang terdengar melintas di indra pendengaran. Mereka sama-sama kalut dalam pikiran masing-masing.

"Gua nyesel jadi diri gua sendiri" lirih Zora yang masih bisa di dengar oleh Ocha.

Ocha menoleh kearah Zora yang sekarang tengah tersenyum kecut, wajahnya terlihat sangat kecewa.

"Kenapa?"

"Kalo gua gak terlahir sebagai Zora yang sekarang hidup gua ga bakal gini kan?"

Hening sesaat setelah itu Zora melanjutkan kata-katanya, "kalo gua terlahir jadi orang lain dan bukan jadi zora yang sekarang mungkin kevin gak bakal kayak gini kan?"

"Gua ga bisa benerin atau bahkan salahin ucapan lu, tapi alur cerita tak bisa di ubah. Mau lu berubah jadi siapapun, jadi apapun, jadi ultraman, kuda poni atau apalah alur dunia gabisa di ubah Zor. Lu tetep bakal ketemu Kevin dengan cara apapun dan alurnya bakal tetep kayak gini walau dengan dialog yang berbeda" Ocha menatap langit dengan senyuman manisnya yang masih setia menghiasi wajah cantik nya, matanya berbinar-binar kala melihat satu cahaya bintang yang tampak berkelip di malam hari.

Hening kembali melanda, tak ada yang membuka suara hingga Zora bergerak menyentuh gagang pagar balkon lalu naik dan duduk di sana. Dengan tenang dia menghirup udara segar di malam hari, matanya mulai tertutup menikmati angin sepoi-sepoi yang melewati dirinya.

"Cha, gua cape. Kangen Ibam. Gua nyusul aja kali ya?"




























~~~~~~

•',•di sisi Gin

Gin sekarang tengah dalam perjalanan pulang ke rumah sesudah pulang sekolah di karenakan dia harus mendapat les dadakan.

Gin terdiam sejenak menatap gerbang masuk rumahnya dengan wajah datarnya.

Dia tau apa yang akan terjadi setelah dia memasuki pekarangan rumah itu. Rumah besar yang hampir menyamai istana dengan warna hitam putih yang membuat kesan elegan terhadap rumah tersebut, apalagi dengan gerbang yang menjulang tinggi menjaga rumah tersebut.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 28 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Class 11.2 || Tokyo Noir Familia Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang