BAB 7

104 12 0
                                    

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

//Oke kita lanjut dengan cerita Taufan ya...
Hehehe....sorry ya nanggung cerita yang kemarin:3//


"Tadi waktu awal kita masuk hutan ini, perasaan gue sudah gak enak. Dan saat berjalan terus sampai kita berada didalam hutan ini, gue seperti melihat sosok wanita yang terlihat sangat cantik dan berseri...dia tersenyum dan menatap mata gue lembut, dia seperti manggil gue untuk ngikutin dia..disitu gue mulai gak sadar dan tiba tiba gue udah ada ditengah tengah hutan yang gelap. Dan gue liat Solar wajahnya lemas dan dia berteriak meminta gue buat nemuin kalian dan minta tolong ke kalian. Taufan menceritakan nya sedikit dengan nada ingin menangis.

"Dan...dan, disitu gue gak tau harus berbuat apa, gue bingung. Dan aku baru sadar ada sosok hitam yang menatap mata gue dengan tajam, gue takut. Gue nyoba buat narik tangan Solar dan pergi sama sama. Tapi Solar terus menolak dan minta gue buat kabur" Taufan terhenti sejenak saat menceritakan nya, dia seperti sudah tidak sanggup lagi untuk menceritakan semuanya.

"Tenang Fan, ceritain lagi pelan pelan" Hali menepuk lembut bahu Taufan untuk menenangkan nya.

Taufan pun melanjutkan ceritanya.

"Disitu, gue cuma bisa nurut apa kata Solar dan berbalik untuk lari. Tapi pas gue noleh kebelakang......"Taufan tidak sanggup lagi dan ia pun menangis dengan sejadi jadinya.

Thorn yang terlihat gelisah dan ingin tau lebih banyak lagi tentang keadaan teman nya itu pun, menggoyang goyang kan pundak Taufan dan meminta nya untuk menceritakan nya lagi dengan jelas.

"Cepat jelasin keadaan Solar sekarang gimana? Dia dimana sekarang?! Gue..gue harus cari dia" Thorn yang mulai khawatir dan panik itu pun mencoba untuk mencari, namun Taufan langsung menarik tangan Thorn dan menahan nya untuk masuk kedalam hutan itu.

"Jangan Thorn, bahaya!" Jelas nya.

"TAPI TEMAN GUE DALAM BAHAYA!" Nada nya sedikit tinggi

"Thorn, tenang dulu. Biar Taufan ceritakan lagi sampai selesai" ucap Blaze menyentuh bahu Thorn dengan lembut.

"Thorn.... So-Solar sudah gak ada...dia terbunuh di dalam hutan itu" ucap Taufan sedikit lirih dan menundukkan kepalanya.

Taufan merasa ia telah melakukan kesalahan besar.

Thorn yang mendengar itu seketika terdiam.

"A-apa?!" Thorn seperti tidak terima dengan kenyataan ini.

"Aaaaaaaaaa....no......!!Solar..."teriak nya dan nada nya perlahan mengecil dan menangis sejadi jadinya.

Blaze sedikit memeluk Thorn dan mencoba menenangkan nya.

"Ini...INI SEMUA SALAH LO!" ucap Thorn sedikit lebih tinggi dan menunjukkan jari telunjuk nya tepat didepan mata Blaze.

Blaze tidak terima dan dia pun menggenggam tangan Thorn sedikit lebih keras.

"Kenapa jadi gue yang salah?! Dari tadi gue sama Ice ketinggalan dibelakang" jelas nya dan tidak terima disalahkan oleh Thorn.

"KALO BUKAN LO YANG AJAK KITA MASUK KEDALAM HUTAN INI, SOLAR GAK MUNGKIN MATI!" Jawab Thorn dengan wajahnya penuh dengan amarah.

Blaze pun terdiam, perkataan Thorn memang benar. Dialah yang mengajak teman teman nya untuk masuk kedalam hutan ini.

Dan karena dia lah Solar mati.

"Ya gak bisa gitu lah, dari tadi Solar sama sama lu, dan dia pergi sama Taufan, kenapa jadi Blaze yang di salahkan" Ice mencoba membela teman nya.

"Jadi maksud lu Taufan yang salah?" Hali pun tidak terima saat Taufan ikut di pojokan oleh Ice.

"Ya gak, ini semua terjadi secara tiba tiba. Kita gak tau bakal begini kejadiannya" jelas Ice.

Taufan masih saja menundukkan kepalanya, ia merasa bersalah karena ini.

"Fan, lu gak salah...kita semua tau kalo lu emang bisa lihat sosok yang gak bisa kita lihat itu" Hali memang mengerti tentang Taufan.

Thorn terlihat sangat marah, dia pun keluar dari hutan itu sendirian dan meninggalkan yang lain.

"Thorn!" Panggil Blaze, ia benar benar merasa bersalah. Tapi Thorn sepertinya sudah tidak lagi ingin berbicara dengan nya.

~~~~


Gempa terlihat celingukan, mencari dimana keberadaan teman teman nya.

"Hmm?"

Tidak lama kemudian Thorn pun muncul dari dalam hutan. Raut wajah Thorn juga seperti kesal dan terlihat marah, namun air mata nya juga mengalir di pipi nya.

"Tho-" Gempa ingin memanggil Thorn, namun pandangan Thorn pada Gempa seperti sangat marah. Gempa bingung, apa salah dia.

Tidak lama yang lain nya pun keluar dari hutan itu. Gempa terlihat khawatir dan dia juga sempat ingin bertanya.

Tiba tiba Gempa melihat Taufan yang masih menangis tersedu-sedu. "A-ada apa? Kenapa?" Tanya nya.

Gempa juga menyadari bahwa Solar tidak ada bersama mereka. "Solar mana?" Tanya nya sambil celingukan.

"So-Solar....di-dia...dia mati...." Jawab Taufan dengan nada yang masih menangis.

Gempa membeku mendengar ucapan Taufan.

"A-apa?!" Gempa langsung menundukkan kepalanya, apa yang harus ia lakukan. Apa jadinya jika ia ditanya oleh guru.

Gempa lah yang bertanggung jawab untuk menjaga mereka, namun ia lalai dan malah meninggalkan teman teman nya hingga ia tau bahwa ada yang tidak selamat.

"Ma-maaf....aku... Seharusnya aku jaga kalian" Gempa merasa sangat bersalah dan ia juga ingin menangis dengan kepergian Solar yang sangat mendadak ini.

"It's okay, Gem" ucap Hali, ia juga terlihat sedih. "Kita juga gak tau kalo bakal begini kejadiannya" sambungnya.

Gempa benar benar merasa bersalah.

Mereka pun kembali ke vila dengan keadaan lemas dan pandangan yang kosong.

Gempa sendiri menghampiri Supra. Ia ingin memberitahukan tentang apa yang telah terjadi.

Supra yang sedang duduk di teras vila pun melihat Gempa yang mulai menghampiri nya.

"K-kak....aku...." Gempa seperti tidak sanggup untuk menceritakan nya. Ia juga terus menunduk dan menahan air mata nya agar tidak jatuh.




Oke guys..............
Ceritanya sampe sini dulu yak...
Ntar lanjut lagi

..

Yahaa, pacar siapa tuh jadi donat..

CERITA ANAK SEKOLAH [CAS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang