-Part 34-

483 95 19
                                    

Perasaan canggung yang dirasakan oleh Chaeyoung sudah menghilang digantikan dengan rasa nyaman gara-gara Tiffany dan Nickhun benar-benar bersikap ramah dengannya ketika mereka menikmati makan siang bersama.

"Makan siang kali ini benar-benar luar biasa karena Mommy bisa menikmati makan siang bersama calon menantu Mommy," ujar Tiffany terkekeh kecil.

Chaeyoung tersenyum "A-Aku sama Lim hanya temanan Mom,"

"What!?" Tiffany sontak menatap kearah sang anak dengan tatapan tajam "Kamu belum melamar Chaeyoung!?"

Limario tersenyum kaku "Y-Ya belum si. Pelan-pelan dong Mom,"

"Awas ya kamu! Mommy tidak ingin kehilangan Chaeyoung sebagai calon menantu Mommy!" tegas Tiffany.

"Iya Mom iya," sahut Limario.

Nickhun terkekeh kecil "Daddy pikir kamu gercep,"

"Ya mau gimana lagi Dad. Orangnya tidak peka tuh," balas Limario melirik Chaeyoung.

Chaeyoung tahu kata-kata Limario tertuju kepadanya namun dia memilih untuk tidak peduli karena dia masih ingin melihat perjuangan Limario.

*
*

Sementara itu dikampus, terlihatlah Jennie bersama teman-temannya sudah berkumpul dikantin setelah kelas mereka berakhir.

"Jadi sekarang Chaeyoung lagi bersama orang tua Lim?" tanya Joy.

"Iya. Tadi Lim bilang kalau mereka lagi makan siang," sahut Jisoo.

"Pertama kalinya gue melihat Limario yang bucin," ujar Bambam.

"Si Lim gercep juga ya. Langsung bawa orang tuanya tuh," komentar Irene.

"Lim memang cowok yang gercep si. Tidak seperti cowok yang lo taksir," balas Joy.

"Siapa cowok yang Irene taksir!?" sambar Seulgi secara tiba-tiba.

Irene menaikkan satu alisnya "Kenapa lo kepo?"

"Jujur saja Gi," bisik Wendy.

"Ck, bacot lo!" balas Seulgi ikutan berbisik.

Jisoo malah terkekeh "Cowok yang lo taksir pasti beruntung Rene," ujarnya memanaskan hati Seulgi yang memang sudah kepanasan itu.

"Bagaimana kalau cowok yang lo taksir itu tiba-tiba saja melamar lo? Apa lo bakalan terima?" lanjut Jennie.

Irene tersenyum miring "Sudah pasti gue menerimanya. Gue memang butuh cowok yang berani dan romantis,"

"Romantis?" ulang Seulgi.

"Iya. Cowok yang memproritaskan gue. Gue tidak suka cowok yang penakut untuk jujur sama perasaanya dan gue tidak suka cowok yang peduli sama gadis lain disaat dia sudah punya pacar," jelas Irene.

Seulgi menggeram. Sudah cukup dia menahan semuanya selama ini! Dia tidak sanggup membayangkan Irene dilamar oleh cowok lain selain dirinya.

"Ikut gue!" secara tiba-tiba dia bangkit dan menarik Irene pergi dari sana.

"Bakalan jadian tuh," ujar Jisoo.

Jennie mengangguk setuju "Akhirnya tuh beruang berani juga,"

"Mereka saling suka?" tanya Bambam.

"Saling suka tapi Seulgi belum berani untuk jujur dan Irene juga pura-pura tidak peka sama perasaan Seulgi," jelas Jisoo.

"Kalau mereka jadian, masa hanya gue yang jomblo!?" protes Joy.

"Kata siapa? Tuh, si Wendy juga jomblo," balas Jisoo.

"Mendingan lo pacaran saja sama Wendy," lanjut Jennie.

Sacrifice of Love✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang