Chapter 9

9 3 0
                                    

اَللّـٰـهُمَّ صَلِّ عَلٰى سَـيَّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى أٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ

"Pasti akan sangat bahagia jika kita menemukan pasangan hidup yang tau caranya menghargai wanitanya"

~Author~

🕊🤍Happy Reading🤍🕊

"yang ikhlas nggih nduk, Alia ndak mau kan liat ayah dan ibu sedih disana" ucap umik berusaha menguatkanku.

Aku tidak bisa berkata-kata, air mataku terus menetes tanpa aku mau. Setelah apa yang sudah terjadi dan sekarang aku harus kehilangan orang yang sangat berarti dalam hidupku. Tempatku pulang dan mengadu apapun yang aku rasa. Kini aku merasa sangat amat kehilangan.

"Asalamualaikum ,Alia" dari kejauhan Feby berlari dan memelukku begitu hangat, pelukan seorang sahabat yang aku rindukan.

"Hikss...hiksss Feby....hikss" aku menangis dipelukannya.

"Shutt sayang, Alia sahabat aku yang kuat aku percaya kamu bisa melewati cobaan ini nggih, semua sudah menjadi takdir Allah kamu yang ikhlas nggih. Kamu ndak sendiri Alia ada aku, kamu masih punya aku oke" ucapan Feby dengan lembut dan penuh kasih sayang.

Aku hanya terdiam dengan air mata terus jatuh. Semua orang menatapku, mungkin mereka tau apa yang aku rasakan, terlebih mas Azriel yang sedari tadi tidak melepaskan pandangannya dariku.

"Alia yang ikhlas, nggak baik bersedih berlebihan" ucap mbah kung.

Aku hanya terdiam tanpa menjawab sedikit pun.

"Kamu harus ngerti adab itu, Jumhur ulama sepakat bahwa diperbolehkan menangisi jenazah sebelum dan sesudah pemakaman. Asalkan tangis tersebut tidak berlebihan dan masih dalam batas wajar, seperti dikutip dari Terjemah Fiqhul Islam wa Adillathuhu Juz 2 oleh Prof Wahbah Az-Zuhaili" sambung mbah kung.

"Ada juga bunyi haditsnya,"Bahwa orang yang meninggal akan disiksa karena tangisan keluarganya." (HR Bukhari dan Muslim)" sambung beliau.

(👆 ambil dari Google ya gyus heheh)

"Nggih mbah kung"

"Asalamualaikum"

"Wa'alaikumsalam" jawab semua orang yang berada di sini.

POV :Bara
"Lohh bukannya itu gus Azriel ya, yang ngisi acara pas Isra mir'aj di sekolah" ucapnya dalam hati.
"Apa mungkin saudara nya Alia ya"

Bara melemparkan senyum pada semua orang.

"Turut betduka cinta nggih li, yang sabar yang ikhlas"

Aku hanya mengangguk.Bara yang melihat kondisiku yang berantakan seperti ini melangkahkan kakinya kearahku dan ......hap..... "mau ngapain" gus Azriel langsung memegang tangan Bara yang mau menyentuhku.

"Gus Azriel ya, yang waktu itu ngisi acara isra mir'aj di SMK Bina Jaya, saudara nya Alia toh" tanyanya bingung.

"Nggih itu memang saya, saya ini bujan saudaranya tapi su...
"Dia sepupuku" aku memotong ucapan gus Azriel begitu saja. Ini lah awal.

kebodohan yang kulakukan. Semua orang yang mendengar itu langsung terkejut, terlebih gus Azriel yang langsung menunduk dan melepaskan tangannya dari tanganku.

Antara Bertahan Atauu MengikhlaskanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang