💋2

1.4K 265 13
                                    

Belum genap dua puluh empat jam Lisa mengenal Jungkook. Agaknya hal itu masih terhitung cukup singkat saat Lisa memutuskan untuk ikut bersama pemuda berusia dua puluh empat tahun tersebut.

Lisa benar-benar tak memiliki pilihan. Jungkook terlihat memesona, juga mengerikan di saat yang bersamaan. Pemuda itu tampak seperti iblis berkedok malaikat bagi Lisa; menyelamatkannya dari bahaya, namun juga membawanya ke dalam malapetaka.

Lisa menyadari sepenuhnya bahwa dirinya lebih terlihat seperti kambing dungu ketika mengiyakan permintaan Jungkook. Radar Lisa mengatakan bahwa Jungkook sangat berbahaya, bukan orang sembarangan meski Lisa tak yakin apa tepatnya. Ia terlalu takut untuk menolak dan menduga bahwa laki-laki tersebut akan menemukannya di mana pun ia mencoba untuk bersembunyi.

Tepat pada pukul tujuh malam, keduanya sampai di apartemen Jungkook. Meski letaknya bukan di pusat kota, gedung apartemen ini termasuk dalam kategori apartemen mewah; baik dilihat dari luas bangunan, desain interior dan juga furniture yang tersedia. Lisa belum pernah menyambangi apartemen sejenis ini sebelumnya.

Namun bukan hal itu yang membuat Lisa meneguk saliva dengan kasar, melainkan ketika ia memperhatikan jendela dan juga pintu apartemen tersebut yang dilapisi oleh tralis besi yang cukup tebal dan kuat. Ini lebih mirip seperti tempat ...

Pengasingan.

Gadis Hwang itu memainkan jemarinya dengan gelisah. Jantungnya berdebar keras. Ekor matanya tertuju pada Jungkook yang tengah memasang dua buah gembok pada pintu masuk. "K-kenapa harus dikunci seperti itu?" ia bertanya dengan ragu.

Jungkook menoleh dan mengulas senyum tipis, yang bagi Lisa lebih terlihat seperti seringaian iblis. "Untuk keamanan."

Lisa menggigit bibir bawahnya. Kecemasan dan rasa takut mulai menjalar, melahap setiap inci tubuhnya. "Kalau aku boleh bertanya, untuk apa kau menyuruhku tinggal di sini?"

Jungkook berjalan mendekat, dan sumpah demi apa pun setiap ketukan langkah kaki yang dihentakkan pemuda itu bagaikan irama musik pengantar kematian bagi Lisa.

Si gadis beringsut mundur hingga punggung berbalut tasnya menyentuh dinding. Tubuhnya meremang hebat, diikuti oleh desiran aneh pada darahnya ketika Jungkook membelai wajahnya—menyelipkan surainya ke belakang telinga.

Tatapan Jungkook begitu tajam, intens bak penuh hasrat. Salah satu sudut bibirnya terangkat. Deru napasnya terdengar begitu berat. Ia lantas balik bertanya, "Menurutmu?"

Lisa tak berani membalas tatapan itu. Tubuhnya sedikit gemetar, bahkan mulutnya terlalu kelu untuk sekedar menjawab pertanyaan.

Kali ini Jungkook tersenyum manis. Sorot mengerikannya luruh. "Kita bicarakan nanti saja. Sekarang masuklah ke kamarmu."

Yang membuat jantung Lisa hampir jatuh menghantam dasar perut adalah ketika pemuda itu memajukan wajah, mengecup pipi Lisa dengan lamat seraya berbisik serak, "Dan jangan lupa kunci pintunya."

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Cherish - New Version✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang