PROLOG

3.4K 386 26
                                    

CERITA INI MEMUAT BEBERAPA ADEGAN YANG MUNGKIN TIDAK COCOK UNTUK SEBAGIAN PEMBACA SEPERTI ADEGAN SENSUAL, KEKERASAN, DARAH, OBAT-OBATAN TERLARANG, DAN PENGGUNAAN SENJATA. MOHON KEBIJAKAN DALAM MEMBACA.

Cerita ini merupakan fiksi berdasarkan imajinasi Author. Tidak terkait dengan nama orang, organisasi, tempat, dan lainnya dalam kehidupan nyata.

CHERISH versi original ditulis pada tahun 2019. Ada banyak perbedaan dalam versi baru ini. Namun kendati demikian, pembaca dilarang memberikan spoiler penting di kolom komentar.

 Namun kendati demikian, pembaca dilarang memberikan spoiler penting di kolom komentar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Kudengar, ibunya adalah seorang wanita penghibur."

"Benarkah? Lalu ke mana ayahnya?"

"Hei, bahkan ibunya saja tidak tahu yang mana ayahnya."

"Menjijikan!"

Meski Lalisa Hwang sudah terbiasa mendengar kalimat-kalimat semacam itu, tapi tetap saja hal tersebut membuat rongga dadanya terasa sesak bukan main.

Lisa memejamkan matanya selama beberapa sekon, memasang tudung hoodie-nya, dan berjalan melewati kumpulan gadis-gadis di sekolahnya yang tengah sibuk membicarakan hidupnya dengan tidak berperasaan.

Gadis bermata bulat itu tersenyum getir. Benar juga. Memang ke mana ayahnya pergi? Ah, tidak, tidak. Maksudnya; Yang mana ayahnya? Ibu bahkan tak pernah memberitahunya. Jika Lisa menanyakan hal itu, ibunya akan menjawab dengan nada ketus plus aroma alkohol yang menyeruak dari belah bibir seperti, 'Aku tidak ingat yang mana ayahmu! Berhenti menanyakannya dan cepat pijat kakiku, dasar sialan!'

Lisa kembali merasakan nyeri hebat di dalam dadanya meski ia menolak dengan keras untuk tidak menangis kembali. Tak ada yang menginginkan kehadirannya di dunia ini, bahkan ibu kandungnya sendiri. Namun tetap saja, mengakhiri hidup bukanlah solusi terbaik untuknya kendati Lisa pernah memikirkannya beberapa kali.

Gadis itu berjalan keluar dari gerbang sekolahnya yang sudah mulai lengang. Hari ini memang sial. Dompetnya hilang dan ia tidak memiliki uang lagi untuk naik bus. Ini pasti ulah Son Mingyu; pemuda nakal yang gemar sekali menjahilinya.

Terkadang Lisa tidak habis pikir. Apakah tidak cukup dengan suasana rumah yang tidak menyenangkan hingga ia harus mendapatkan kesialan lain di sekolah? Oh, demi apa pun yang ada di muka bumi ini! Bolehkah sekali saja Lisa memohon diberikan keberuntungan untuk tersenyum karena bahagia? Sebab seingatnya, ia tidak pernah merasa bahagia. Hidupnya selalu dipenuhi dengan kegelapan, kesialan, ketidakberuntungan, dan beragam hal-hal buruk lainnya sampai-sampai ia merasa bahwa takkan ada hal baik yang akan ia terima sepanjang ia bernapas.

Gadis itu melangkah memasuki sebuah gang yang merupakan satu-satunya jalan alternatif untuk sampai lebih cepat ke daerah apartemen kumuhnya.

Namun memang sudah kepalang sial, ada tiga orang pemuda yang menghadang jalannya di sana.

Cherish - New Version✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang