Pagi hari nya Laras bersiap memasak untuk 4 manusia yang sekarang sudah sah menjadi keluarganya di sini.
Dia mulai menyiapkan semua bahan makanan yang akan dia masak nanti, sungguh ini adalah impiannya sedari dulu.
Memasak adalah hobinya dan dia tak bisa melakukannya karena sibuk dengan banyak kasus yang harus dia usut di kepolisian.
Kini dia bisa memasak kapan pun dia mau, dan akan ada orang yang mau menghabiskan semua masakannya karena jika di lihat lebih teliti lagi, anak anak nya itu bukan pemilih makanan.
Mereka memakan apapun selagi itu enak dan menghabiskan semuanya.
Mirip seperti kumpulan kambing yang berebut jerami.
"N-nyonya, biar saya saja yang memasak." Bibi pengasuh menghentikan kegiatan memasak Laras.
"Gak apa apa bi, mulai hari ini saya yang akan mengurus makanan anak-anak."
"Bibi bisa tolong membantuku? Aku rasa jika memasak sendirian itu sangat tidak asik, lebih baik temani aku." Kata Laras menarik pelan tangan bibi ke arahnya.
"Nyonya sudah berubah." Batin Bibi menatap haru sang nyonya, dulu keluarga ini sangat dingin, bahkan rumah selalu tampak sepi.
Namun kedatangan nyonya nya kemarin mengubah segalanya, dan perlahan keluarga ini mulai menghangat.
Laras dengan hati gembira menyiapkan 3 kotak bekal untuk anak-anak dan membuat beberapa kreasi makanan lucu.
Saat sedang asyik sendiri, dia di kejutkan dengan beberapa teriakan yang saling menyahut.
Siapa lagi kalau bukan 3 iblis itu.
"Apasih Alan ini kan punya Alex!!" Teriak Alex kencang dari dalam kamar.
Di susul suara adiknya, "Aku mau pinjam sebentar Alex."
"Berisik kalian" Bentak Alia yang sedang memakai seragam sekolah.
Apalagi ini tuhan' geram Laras tak tahan.
"Diam!" Teriak nya membuat rumah seketika menjadi sunyi.
Alan turun dari tangga sambil menangis menghampiri mama.
"Mama Alex jahat hiks hwaaaa." Dengan menangis Alan memeluk kaki mamanya.
"Hik Alan hik cuma mau hik pinjam hik hik sebentar mama." Adunya tak terdengar terlalu jelas.
Laras menggendong anak itu, mendudukan nya di meja pantry sembari mengelap ingus dan air mata Alan menggunakan lap dapur.
"Memang apa yang adik pinjam?"
Belum sempat menjelaskan, datanglah Alex yang juga menangis dengan memegang sebuah robot di tangan nya.
"Hiks ganti robot aku!!" teriak nya pada Alan dengan melempar kasar robot miliknya ke lantai.
Membuat Alan langsung memeluk ibunya dan kembali menangis, Laras di buat bingung.
Pagi pagi sudah ada drama!
Laras menatap robot yang Alex lempar, kaki robot itu buntung entah kemana kakinya, di tambah bantingan Alex membuat kepala robotnya lepas.
Zein turun ke bawah tanpa menggunakan pakaian atas, menatap bingung ke dua putranya yang menangis.
Menaikan satu alisnya, bertanya pada sang istri.
"Jangan lepasin Alan hwaa." Teriak Alan takut di tonjok Alex lagi, dirinya dulu pernah hingga masuk ke rumah sakit makanya dia takut dan langsung pergi ke pelukan mamanya agar aman.
Zein menggendong Alex, berusaha menahan anak itu yang ingin maju menghampiri adiknya.
"Hik papa robat Alex rusak hik Alex benci Alan papa." Alex berontak, ingin sekali dia memukul habis habisan kepala adiknya ini.
"Bau asem hik" gumam Alan menyembunyikan kepala kecilnya di dada Laras yang belum mandi.
"Sembarangan kamu!" Laras mencium bau badannya, dan memang tercium mau asem sedikit kecut dikit.
Zein membawa Alex menjauh dari adiknya. Kini Laras mulai membuka suara.
"Kenapa Kaka marah sama adik?"
Dengan lantang Alan menceritakan semuanya.
Alan mendatangi kamar Alex saat mama sedang memasak, kemudian anak itu berniat meminjam mainan robot milik kakaknya karena ibu guru menyuruh anak-anak membawa mainan hari ini untuk pelajaran melukis.
Dia ingin melukis robot milik Alex.
Maka dari itu dia mengambilnya, namun sebelum itu Alex datang dan mencengkram tangannya yang sedang memegang robot itu.
Alan mencoba menarik tangan nya namun Alex juga tak mau kalah, dan terjadilah adegan tarik-menarik hingga tidak di sangka kaki robot itu lepas dan membuat Alex marah besar kepada Alan.
Laras yang mendengar cerita Alan tersenyum maklum, ternyata hanya perkara kaki robot.
"Lain kali kalau adik ingin meminjam sesuatu, izin dulu kepada pemiliknya karena itu bukan milik Alan."
"Alan paham?" Alan mengangguk meski tidak mencerna ucapan Laras.
"Sekarang minta maaf sama Kaka." Ajak Laras menggandeng lengan Alan agar anak itu berjalan.
"Takut mama." Alan memeluk kaki Laras kuat tak mau pergi.
Laras terus berjalan sembari terseok akibat Alan yang bertumpu pada kakinya.
Anak setan memang' batin nya kesal.
Sampai di kamar Alex
Laras masuk dan menitipkan Alan pada suaminya Zein.
Saat masuk ke kamar itu, dia melihat Alex yang menangis tengkurap di kasur.
Duduk di pinggiran ranjang, perlahan mengelus rambut coklat anak itu.
"Alex." Panggil Laras lembut.
Tak ada sahutan darinya membuat Laras menepuk kencang bokong Alex.
"Akhh sakit." jeritnya menatap kesal mamanya.
Laras mendudukan tubuh Alex di pangkuannya, "Coba lihat mama."
Alex menatap wajah cantik ibunya dengan mata berkaca-kaca, "Tentang robot itu, nanti kita akan membelinya lagi."
Alex mendecih marah, robot itu adalah hadiah pertama dari orang yang sangat dia sayangi! Mamanya kini ingin menggantikan nya dengan yang baru?
Dia tidak perduli dengan mainan robotnya yang lain, tapi kenapa adiknya itu harus meminjam Dora si robot kesayangannya! Benar benar membuat kesal.
"Gamau, robot itu berharga Mama hik Alex ga mau yang baru." Raung Alex memukul bahu sang ibu.
Laras menatap kasihan Alex, seberapa penting mainan itu untuk anak ini? Ia cukup penasaran.
"Memang ada apa dengan robot itu?" Tanya Laras menyingkirkan poni Alex yang menganggu.
"Orang yang Alex sayang memberikannya khusus untuk ku hik sekarang robot itu rusak mama." Tangis Alex kencang, hidung dan pipi anak itu memerah bahkan memenuhi wajahnya.
"Stt nanti mama perbaiki, mama janji."
Alex menatap jari kelingking yang ibunya sodorkan, dengan terisak dia mengaitkan jari kelingking di sana.
"Mama hik harus memperbaiki nya! S-sudah janji." Ingat nya pada Laras membuat wanita itu terkekeh gemas.
Preman ternyata juga punya sisi imut' batin nya merasa gemas.
.
.
.See you guys ~
Hanya cerita sederhana bertema KELUARGA KECIL bahagia
KAMU SEDANG MEMBACA
Antagonis Mommy
HumorLaras tak percaya kini ia bertransmigrasi ke dalam tubuh seorang wanita yang sudah memiliki 3 orang anak kembar tak identik. Syok saat mengetahui Fakta bahwa ke 3 anak itu benar benar sangat nakal di luar batas normal anak lain. Mampukah Laras memb...