|5| Hurt

1.5K 187 53
                                    

Normal POV

Seseorang yang menyaksikan perbuatan Sasuke dan Sakura segera berlari mendekat pada Sasuke ketika Sakura sudah masuk ke dalam hotel, sedangkan Sasuke masih diam di tempat menatap laut di hadapannya.

"Aku hampir mati tadi, Teme! Mati jantungan melihat seorang Uchiha Sasuke berciuman panas dengan wanita yang ditolaknya. Yang benar saja?! Ditolak, tapi digas juga! Ciri-ciri orang munafik begini nih!" ucap Naruto mengejutkan Sasuke, namun Sasuke menetralkan keterkejutan dengan melirik sekilas tanpa minat.

Naruto kemudian duduk di sebelah Sasuke. "Sumpah! Aku tidak pernah membayangkan akan melihat mu melakukan hal panas di tempat umum, Teme! Kau benar Sasuke?!!"

Sasuke menghela napas malas, merasa mendapat masalah karena ketahuan Naruto, bisa jadi temannya itu membicarakan kejadian barusan pada teman-teman lainnya.

"Teme! Aku sedang bicara pada mu! Wah wah! Lihat saja, kau mengabaikan ku, aku kirim video ciuman panas kalian pada teman-teman. Mereka pasti tidak menyangka, wah bagus nih, akan ada berita panas menggemparkan! Lebih seru di grup alumni sih! Kau pernah menolak Sakura di hadapan mereka, tiba-tiba mereka akan lihat diri mu bern-"

"Berisik! Lidah mu terlalu lincah! Perlu ku potong?!" sinis Sasuke sembari meliriknya malas.

"Halah! Kenyataannya begitu! Kau tidak lupa bukan? Kau mempermalukan Sakura, menolaknya di kelas, membuat semua teman sekelas tahu. Untung Sakura membawa santai dan tetap mengejar mu, ya walau ketika kuliah aku lihat Sakura sangat menjaga diri pada diri mu."

Sasuke menjadi teringat masa lalu, saat itu Sasuke menemukan kotak bekal dengan berisi surat dari Sakura, tidak ada pengakuan cinta dalam surat itu, hanya saja ia sudah merasa terganggu. Saat itu Sasuke membawa otak bekal dan surat, melemparkannya ke atas meja Sakura. "Cukup! Berhenti mengganggu ku! Aku sudah bilang, aku tidak menyukai mu! Aku lebih memilih perempuan lain dibanding menyukai pengganggu seperti diri mu!"

Suasana kelas mendadak hening, suara Sasuke terdengar keras saat itu, semua kompak terdiam seolah ingin ikut tahu apa yang akan terjadi selanjutnya. Sakura berdiri sembari berkata, "Maaf ..., mungkin aku memang membuat mu terusik, tapi soal bekal-bekal makanan yang aku berikan, bukan untuk membuat mu menyukai ku. Aku memberikannya karena aku tahu dari Naruto bahwa kau tidak memperhatikan diri mu, aku mengkhawatirkan kesehatan mu, Sasuke-kun. Maafkan aku."

Saat itu Sasuke memang jarang makan, hal itu diketahui oleh Naruto, dalam sehari bisa hanya sekali makan dan paling parah pernah satu hari lebih tidak makan. Namun semenjak mendengar alasan Sakura, entah mengapa membuat Sasuke menjadi lebih memperhatikan dirinya sendiri.

"Kenapa dia tidak membenci ku?" tanya Sasuke sembari merenung memperhatikan hamparan air yang luas di hadapannya.

Naruto menghela napas pendek, "Mana ku tahu. Yang aku lihat, Sakura memang tipe orang yang perhatian, hanya saja lebih perhatian kepada mu. Aku saja sampai heran, di antara para pria yang menyukainya, mengapa dia tetap setia mengejar mu dulu? Tunggu ...! Jangan bilang kau sudah tidur dengan Sakura? Mengingat kalian tadi terlalu intim dan panas! Tidak mungkin baru melakukannya. Astaga! Aku sampai lupa, mengapa bisa-bisanya Sakura ada di sini?"

"Sudah, dia bahkan sudah hamil."

"HAH? ASTAGA! ASTAGA! SEBENTAR ..., KALIAN ...," Naruto berdiri sembari menunjuk-nunjuk Sasuke. "KAPAN KALIAN JADIANNYA? WOY, AKU KETINGGALAN SEKALI!! YA TUHAN ...! KE MANA SAJA AKU!!" Naruto berteriak heboh.

Sasuke memutar bola matanya, menunggu kehebohan Naruto berhenti sendiri, tak lama Naruto kembali duduk di sebelahnya.

"Teme, Sakura Hamil?" tanya Naruto dengan wajahnya yang begitu sangat serius.

Used to Like Me, Now Become My Mother? ||SASUSAKU||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang