|4|Desire

1.8K 176 26
                                    

Normal POV
Sakura telah bangun meski masih belum mau beranjak dari tempatnya atau bahkan untuk membuka mata, Sakura merasakan tidurnya begitu lelap dan dalam posisi nyaman sekali. Dia tentu saja masih ingat kejadian sebelumnya sebelum berhasil membuatnya kelelahan dan berakhir tertidur, biarlah dia nikmati kenyamanan sekarang sebelum harus menghadapi kenyataan.

Mendadak Sakura merasakan telapak tangan seseorang menyentuh keningnya seolah sedang mengetes suhu tubuhnya. Sakura mendengar suaranya yang familiar, suara Sasuke yang bergumam sembari terdengar menjauh.

"Sedikit demam."

Sakura tertegun, merasa Sasuke perhatian kepadanya. Tidak lama juga bisa Sakura rasakan hawa keberadaan Sasuke mendekat kembali. Sakura memilin jarinya di dalam selimut gugup, tidak sengaja merasakan kain di tangannya, kemudian ia tersadar telah memakai pakaian atas yang mungkin kemeja Sasuke karena terasa kebesaran.

Tok! Tok!

Pintu kamar Sasuke diketuk seseorang, Sasuke melangkah mendekat ke arah kamar, sedangkan Sakura begitu menjadi tegang dan menyembunyikan dirinya di dalam selimut, merasa takut seperti seorang maling yang ketahuan.

Sasuke membuka setengah pintu kamar, berdiri menutupi kamar untuk menghalangi pandangan Itachi. Jarang sekali Itachi menghampirinya, karena kakaknya itu sudah sibuk.

"Ayah sudah menunggu, cepat, ikut makan malam bersama. Sebenarnya sedang melakukan apa kau di kamar? Betah sekali sepertinya, sampai tidak keluar-keluar dari tadi." Sindir Itachi dengan memberi tatapan curiga.

Sasuke memasang wajah datarnya, "Makan duluan saja, aku belum lapar, kak." Balasnya dengan ekspresi tanpa minat.

"Hmm, baiklah. Ngomong-ngomong kau lihat Sakura? Sejak siang tidak ada yang tahu keberadaannya, ayah juga sempat menanyakannya."

"Tidak. Pergilah, kak. Aku ingin istirahat." Usir Sasuke, Sasuke bisa merasakan kakaknya mencurigainya, membuatnya malas meladeni sang kakak.

Walaupun merasa curiga, Itachi akhirnya melangkah pergi dari kamar Sasuke. Selagi adiknya dalam batas wajar, ia tidak masalah dan membiarkannya saja.

Sasuke menutup pintu kamar, berbalik seketika matanya bertemu pandang dengan Sakura yang baru keluar dari dalam selimut. Mereka terdiam tanpa suara, sedangkan Sakura merasa kikuk, beberapa menit mereka hanya saling bertatapan tanpa arti.

Kemudian kaki Sasuke melangkah mendekat, mengambil gelas berisi minum yang disodorkan pada Sakura.

"Minum obatnya!" titahnya yang menyerahkan juga dua butir obat.

Sakura menerima pemberian Sasuke, meneguk terlebih dahulu air itu sebelum menelan semua obat yang Sasuke berikan. Setelah selesai menelannya, ia menatap Sasuke dengan angkuh.

"Tidak sekalian beri aku pil darurat?! Kau mengeluarkannya di dalam, berengsek!"

Sasuke baru terpikirkan, padahal ia sempat ke apotek beberapa saat lalu, mana kepikiran dia untuk beli pil darurat, kadang juga tidak semua apotek tersedia pil tersebut.

"Kau sedang masa subur?!" tanyanya tenang.

Sakura mendelik sinis, merasa kesal pada pria yang masih bersemayam di hatinya itu. "Ya! Karena kegilaan mu, bisa merusak semuanya! Aku tidak mau tahu belikan sekarang! Aku tidak punya pil darurat satu pun!"

Sasuke mengangkat bahu abai, dengan santai duduk di sofa tidak jauh dari ranjang. "Malas."

Sakura bertambah kesal, ia mengambil bantal di dekatnya dan melemparnya ke arah Sasuke.

"Tanggung jawab! Kau harus mau membelikannya!"

Sasuke dengan santai menangkap bantal yang Sakura lembar dan menjadikannya sandaran di belakang kepalanya. Dengan tampang tanpa dosanya ia melipat kedua tangan sembari memejamkan matanya.

Used to Like Me, Now Become My Mother? ||SASUSAKU||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang