13| Teror

117 28 1
                                    

_______________________________________

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

_______________________________________

Matahari mulai bergerak kearah barat, Rossa bersandar di kursi mobil, memainkan ponselnya sambil menikmati perjalanan pulang. Mobil itu melaju tenang, mengantarkannya kembali ke rumah setelah pertemuan singkat dengan teman-teman lamanya. Di tengah perjalanan yang sunyi, mendadak suara hantaman keras membuyarkan ketenangan.

Sebuah kayu besar menghantam kaca mobil dengan keras, menghasilkan suara dentingan keras yang disusul dengan deretan retakan yang membelah kesunyian. Mobil pun berhenti mendadak, menciptakan suasana yang mencekam. Rossa terguncang, jantungnya berdegup kencang melihat dua orang tak dikenal kabur dengan cepat menggunakan motor, setelah melakukan penyerangan tiba-tiba.

"Ibu, baik-baik saja?" tanya sang sopir dengan wajah cemas, sambil menoleh ke belakang untuk memastikan keselamatannya.

Rossa mengangguk pelan, dengan khawatir yang bersemayam di dada, "Siapa orang-orang tadi, Pak? Kenapa tiba-tiba menyerang kita?"

"Saya juga tidak tau, Bu" jawab sopir itu gelisah, matanya mengawasi sekeliling dengan waspada.

"Biar saya cek kondisi mobil dulu, Bu."

Sang sopir keluar dari mobil untuk memeriksa situasi dan memastikan tidak ada kerusakan parah. Saat mengamati sekitar, matanya terpaku pada selembar kertas yang terselip di bawah wiper kaca depan. Dengan hati-hati, ia mengambil kertas tersebut dan membacanya.

Mata sopir melebar saat melihat tulisan itu, sebuah ancaman singkat tapi jelas.

"KAU AKAN HABIS ALDEBARAN BYANTARA!"

Ia segera kembali ke dalam mobil, wajahnya menegang saat menyerahkan kertas itu kepada Rossa.

“Bu, sebaiknya Ibu baca ini” katanya dengan nada serius.

Rossa menelan ludah, membaca kalimat di kertas itu. Perasaan takut perlahan merambat dalam dirinya, meski bibirnya tetap tertutup rapat. Pesan itu membuat dadanya terasa sesak.

"Kita pulang sekarang, Pak!" Pinta Rossa dengan tegas.

"Apa memungkinkan kita pulang dengan mobil ini?"

"Masih bisa Bu, karena kaca yang rusak ada di sisi kiri jadi tidak terlalu mengganggu"

Rossa mengangguk, "Tolong ubah rute ke jalan yang lebih ramai, saya takut mereka masih mengawasi," kata Rossa dengan suara bergetar, mencoba menutupi kepanikannya.

"Baik Bu"

Tanpa berkata banyak, sopir segera mengikuti instruksi, mengarahkan mobil ke jalan utama yang lebih padat. Sepanjang sisa perjalanan, Rossa memandang lurus ke depan, menyembunyikan ketakutan yang semakin mencekam dalam keheningan, berusaha memahami siapa yang mungkin mengancam keselamatannya.

•••♠•••

Beberapa saat setelah melangsungkan perjalanan, mobil yang ditumpangi Rossa akhirnya tiba di halaman rumah. Dengan tubuh sedikit gemetar dan rasa cemas yang terus menghantuinya, Rossa turun dan segera melangkah masuk kedalam rumah.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 3 days ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SEMBILUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang