10

73 3 0
                                    

Pada jam istirahat ke dua. Mereka semua berkumpul di kantin, seperti biasa, ngobrol santai. Namun kali ini yang tidak ada hanyalah rudy

Rudy akhir akhir ini sering menjauh, ntah karena apa. Keadaan di kantin sekarang seperti nya normal, maksudku tak ada keributan.

"Tumben adem. Rizka sama moon ga mau ribut?" Mika membuka omongan, ia memakan apel ditangannya. Rizka menatap kearah mika

"Lagi gak ada tenaga gue." Rizka menatap kearah makanannya lalu memainkan sendok. Moon mengangguk setuju

"Sama nih, lagi mau manja aja" Moon memeluk lengan zass, Tangan kanan zass terangkat lalu mengelus rambut moon dengan lembut.

"Bucin bucin" Jet mengompori, Roza terkekeh mendengar perkataan jet. Ali menyindir, "Kalian berdua ga jadian? Diliat liat deket tuh."

"GAK!" Jawab mereka barengan. Yang lain hanya terkekeh, Iman tersenyum melihat teman temannya yang sekarang, setidaknya.. untuk saat ini mereka tak ada masalah.

Sementara kim dan chris duduk ber sebelahan, kim meminum susu kotaknya, chris menatap kearah kim sambil memakan kentang gorengnya.

"Ada sejoli baru kayaknya" Jet menatap kearah chris dan kim, semuanya kembali tertawa. Wajah kim spontan memerah

"Gak, g-gak gitu!" Kim mencoba menjelaskan, chris terkekeh pelan. "Jangan gengsi kim, hehe" Chris mengelus surai rambut milik kim

"CIEEE!" Moon berteriak, ia tertawa paling kencang sehingga perhatian seluruh kantin kearah mereka. "Pelanin suara lo moon!" Roza menggertak. Wajahnya memerah karna malu dilihat oleh siswa siswi di kantin

"Hehe, maaf maaf" Moon meminta maaf dengan watados nya.

"Aleks pengen nanya. Kapan kita latihan?" Aleks menatap kearah mereka semua, Mika menghela nafas

"Nanti malam latihan. Kalian ga lihat grup memangnya?" Mika menggeleng kan kepala, Rizka mengangkat bahunya.

"Gak keliatan, sorry." Rizka menatap kearah lain. Iman menatap kearah layar hp nya lalu menghela nafas

"Rudy dimana yah?" Iman menatap kearah teman temannya. Kim mengangkat suara, "Terakhir aku liat dia di taman belakang sekolah" iman mengangguk setelah mendengar jawaban Kim

"Makasih yah, Kim." Iman beranjak dari kantin lalu berjalan ke taman belakang di sekolah. Saat sampai, benar saja, rudy sedang duduk dengan kepalanya tertutup oleh penutup kepala jaketnya.

"Rudy." Iman memanggil lembut nama rudy, rudy menoleh kearah iman

"Tsk. Kenapa kesini, man?" Rudy mengangkat kepalanya. Iman menghampiri rudy lalu duduk disebelahnya

"Kamu.. kenapa menyendiri di sini?" Iman menoleh kearah rudy. Rudy menggeleng dan menutup hp nya

"Gak. Gak apa apa" Rudy menundukkan kepalanya, iman tahu perasaan rudy sekarang

"Kamu masih belum bisa melepas kepergian nya Alicia.. yah?" Rudy terdiam. Ia mengangguk pelan, Rudy menutup matanya dengan tangannya.

"Dia sepupu gua man. Kalau ayahnya tau, pasti dia juga marah kayak gua" Rudy menghela nafas berat. Iman memegang bahu Rudy

"Kamu kuat. Kamu bisa nahan semua ini" Iman tersenyum. Senyuman iman membuat rudy sedikit tenang, rasanya rudy ingin menangis sekarang

"Kamu mau ngeluarin semuanya? Bisa.. keluarin aja. Ga apa apa." Tak lama dari itu, rudy langsung menangis. Ia ter isak, rudy menangis dengan diam

"..." Hening menyelimuti mereka berdua.

"Gua sakit, sakit banget ngeliat orang yang gua sayang mati begitu aja, dan pelakunya masih santai santai gitu. Sakit man, gua ngerasa kehilangan banget." Rudy menoleh kearah iman dengan mata yang mulai sembab. Iman yang menatap itu merasa sedih

"..Aku tau apa yang kamu rasain." Iman tersenyum, sekejap. Rudy langsung mendekap iman di pelukannya, sontak membuat iman terkejut

"R-rudy?" Iman mengerjapkan matanya berkali kali. "Sekarang, cuma lo sama Zass yang bisa gua percaya." Rudy mengeratkan pelukannya.

"..Makasih udah percaya sama aku, tapi aku belum bisa bantu banyak." Iman membalas

"Gak apa apa. Lo ngebantu gua kayak gini aja, gua udah anggap lo ngebantu gua." Rudy menenggelamkan wajahnya di bahu iman. Iman tersenyum tipis, perlahan, iman membuka kepala hoodie milik rudy lalu mengelus rambut rudy.

Rudy merasakan sensasi yang berbeda, Ia merasa Nyaman, aman, emosinya seketika meredam. Seperti, dia berada di pelukan seseorang yang benar benar bisa menenangkan hatinya

"Makasih, makasih banyak." Rudy memeluk erat tubuh iman, iman mengelus rambut nya lagi

"Sama sama rudy.." Iman tersenyum tipis. "Gua janji, gua bakalan ngebuktiin ke kalian, kalau Chris bersalah." Rudy menatap kearah lain dengan tangannya masih memeluk tubuh iman.

"Iya, aku tunggu. Kalau bisa, aku bantuin kamu juga. Jangan sungkan minta tolong ke aku, yah?" Iman mengelus belakang rambut rudy, rudy mengangguk pelan.

"Ah iya, nanti malam kita-"
"Kita latihan. Kan?" Rudy memotong omongan iman, iman mengangguk.

"Baru kali ini latihan malam." Rudy melirik sekilas kearah iman, iman menggedikan bahunya tanda tak tahu.

"Mungkin ada yang mau dibicarakan? Atau latihan khusus.. ntahlah."  Iman menatap kearah rudy sambil mengelus rambut nya.

"Oh. Oke." Rudy kembali menenggelamkan wajahnya di bahu iman. "Ga mau lepas? Takutnya yang lain lihat."

"Gak peduli. Gua nyaman kalau peluk lo kayak gini." Wajah iman perlahan memanas, ia hanya mengangguk pelan. Rudy terkekeh dan mengeratkan pelukannya.

– TIMESKIP –

Pada malam harinya, semuanya dikumpulkan di arena latihan dekat dengan asrama. Mereka semua bersiap dengam gadget mereka masing masing. Geetha memberikan mereka arahan

"Baiklah semuanya. Senjata kalian sudah siap?" Geetha melihat murid nya masing masing lalu mengangguk.

"Baik. Latihan kali ini kita akan melatih pengelihatan kita pada malam hari tanpa alat bantuan, seperti iris. Kita akan bergantung pada penglihatan kita masing masing, kecuali khai. Khai, kamu boleh pakai kacamata kamu karna kamu ada sedikit masalah di penglihatan, kan?"

Khai membalas dengan anggukan kepala. Geetha tersenyum, "Latihan kali ini akan berpasang pasangan. Jadi, saya akan memilih pasangan kalian masing masing."

Geetha membuka layar besar di belakangnya lalu menunjuk beberapa nama yang sudah ia pilih acak untuk menjadi pasangan.

"Rudy dengan Iman. Chris dengan Ali, Khai dengan Jet, Roza dengan Mika, Rizka dengan Moon. Bulat dengan Aleks, Kim dengan Zass."

Zass menunjuk dirinya sendiri lalu menoleh kearah kim. Ia mengangguk, moon biasa saja, karna ia sudah dekat dengan kim

"KOK BISA SIH KITA PASANGAN RIZ?!" Moon menoleh kearah Rizka dengan jengkel. "MANA GUE TAU! Lo kira gue mau sama lo? Gak keles!"

Moon mengerut kan dahinya lalu menggeleng, "dihh, bodo amat! Intinya kalau kita kalah, gua salahin lo!" Moon membuang muka malas.

Rizka menatap nya kesal. "Ga bisa gitu dong!"
Geetha memijit pelipisnya lalu berteriak

"UDAH BERHENTI! Astaga naga tuhan." Geetha menepuk dahinya lelah.

"Sekarang, masuk ke arena dan latihan dimulai."
Geetha berjalan masuk ke ruangan untuk memantau mereka, dan yang lain berjalan kearah arena.

TBC..

Abis ini kita langsung up masa latihannya dan plot twist nya. Hehehe

Your love only for me. [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang