11

65 2 0
                                    

Semuanya masuk ke arena untuk mulai. Di menit awal, sudah ada yang ketahuan

"Ketemu!" Moon menunjuk kearah bulat. "Hah?!" Bulat langsung lari sambil memegang rubiknya.

Kloningan moon mengejar bulat, namun dicegat oleh aleks.
"Ketemu." Aleks membalas, dan langsung melempar moon ke arah badan Rizka

"ADUH!" Rizka jatuh ke tanah karna ditimpah oleh moon. "Sakit!" Moon mengelus kepalanya.

"Satu kelompok ter eliminasi." Suara geetha memberitahu dari speaker.

"Tch." Rudy mendesis sembari bersembunyi di balik batu, iman memegang erat selendangnya.

"Hati hati rud" iman menatap kearah rudy yang bersiap siap. Rudy mengangguk, ia menatap ke arah lain

"Gelap banget yah, emang sengaja dimatiin lampunya..?" Iman melihat sekitar, baru menyadari bahwa arena malam ini gelap.

"Mungkin, karna untuk melatih pandangan kita pada malam hari, kan?" Rudy menoleh kearah iman, iman mengangguk.

"HAYOLOH!" Ali mengejutkan mereka berdua dengan yoyo nya. Chris langsung menjemput dan mengarahkan dua kerisnya kearah mereka

"Anjing!" Rudy berdesis lalu langsung lompat ke belakang, iman dengan cepat menarik kaki Ali dengan selendangnya, membuat ali jatuh ke belakang

"Ga bisa man" Chris menahan selendang iman di tanah dengan satu kerisnya. Ia mempelajari nya dari Rizka

"Khk?!" Iman mencoba menarik selendangnya. "Kata siapa ga bisa?" Rudy tiba tiba muncul di belakang Chris dan langsung menahan tangan Chris dengan alatnya.

Rudy membuat badan Chris tunduk dan mencabut keris milik Chris dari selendang iman.

"G'night, Chris." Rudy menendang Chris ke arah ali dan mereka berdua saling timpah, seperti moon dan rizka di awal.

"Makasih rud" iman tersenyum lalu berdiri, rudy reflek menggenggam tangan iman dan mereka langsung berpindah tempat.

"Kok bisa semudah itu anjir?!" Ali menatap kearah Chris.
"Mana gua tau!" Chris menyahut lalu mengambil kerisnya.

Beberapa menit berlalu, kini tim yang tereliminasi bertambah dan tersisa dua.
Yaitu tim Kim dan Zass, Juga Rudy dan Iman.

"Dimana mereka" iman bergumam pelan. Ia menatap kearah rudy yang siaga.

"Hm, tunggu disini." Rudy bangun lalu memakai kepala jaket suitnya dan berjalan pergi. Iman menunggu di tempat awal

Belum sampai 5 menit, Kim datang didepan iman sambil memegang keytar nya. "Hello!"

Kim membuat volume keytar nya full dan langsung menekan not nya. Membuat iman termundur

"Ah.. Kim" Iman menguatkan selendangnya lalu mengikat selendang nya di tangan Kim.

"Eheh!" Kim menarik selendang iman membuat iman ter tarik ke depan. Dan langsung, kim menahan kaki iman dan iman terjatuh ke tanah

Kim langsung menahan tubuh iman
"Zass, kau sudah?" Kim menoleh kearah Zass yang baru datang, zass mengangguk.

"Iman telah berhasil di takedown. Untuk rekannya tolong segera bantu." Setelah suara geetha terdengar, Rudy tak muncul juga. Kemana anak itu?

Zass mengangkat tangan. "Dia juga sudah di takedown oleh saya." Zass menatap kearah layar.

"Baik. Latihan di selesaikan, silahkan masuk kembali." Geetha berujar dan listrik di arena kembali normal

Saat mereka di dalam dan sudah mengganti suit mereka menjadi baju tidur, mereka semua dikumpul di aula.

"Kalian semua ternyata masih sedikit kurang di insting pengawasan kalian. Jadi, untuk yang lolos, selamat. Kalian telah lulus dalam pengetes an pertama."

Kim menoleh kearah Zass sambil tersenyum lalu mereka berdua melakukan tos. Chris memerhatikan mereka dengan dahi yang mengerut.

"Harusnya gua yang tos an sama Kim." Chris bergumam, ali menoleh kearah Chris

"Ngomong apa lu, chris?" Ali mengerjapkan matanya bingung. "Hah? Gak ada, gua ga ngomong apa apa" Chris membalas sambil memasang wajah nyengir. Tanpa dosa tuh nyengirnya

"Kalau bukan karna lo, kita ga bakal ke eliminasi pertama!" Rizka menarik pipi moon. Moon menjambak rambut rizka

"Jangan salahin gua! Aleksnya yang tiba tiba muncul!" Moon menguatkan jambakan nya.

"UDAH! RIBUT TERUS, HERAN GUA MAH" Roza memijat pelipisnya. Membuat rizka dan moon melepaskan genggaman mereka masing masing.

"Baiklah, untuk malam ini cukup dulu, jadi silahkan kembali ke asrama masing masing. Oke?" Semuanya menyahut "baik bu!" Setelahnya, mereka semua bubar.

Saat di koridor lantai 2, Chris menahan tangan Zass.

"Zass, ngobrol bentar boleh?" Chris menatap kearah zass sambil tersenyum

"B-boleh." Chris mengajak Zass ke koridor asrama lantai 4. Saat sampai, memang sepi. Namun..

"Kak, keluar!" Zass menatap chris heran. Suara langkah kaki terdengar dari pojok koridor

"Dia, Chris? Target ke tiga kamu dia?" Wanita itu terkekeh.

"..Kak cinco?!" Cinco. Ketua osis periode tahun ini, cinco tertawa mendengar suara Zass yang terkejut.

"Kok kaget gitu sih? Jangan kaget dong, santai aja." Cinco memegang pipi Zass, Zass mundur dari mereka berdua.

"Mau apa kalian?" Zass menatap mereka sinis. Chris hendak menahan Zass namun dicegat oleh cinco.

"Zass, kamu masih mau hidup kan? Cinco menoleh kearah chris. Ia bisa merasakan rasa cemburu yang membara. Hawa nafsu ingin membunuh nya meningkat

"Kabur?" Zass menatap cinco bingung. Cinco tersenyum

"5 detik untuk kabur."

"1."

"2."

Cinco mulai menghitung, Zass langsung lari ke tangga koridor dan lari ke lantai 2.

Chris menatap Zass yang kabur lalu melepas tangan cinco

"Kak, kok di biarin gitu aja?!" Chris menatap kearah cinco dengan kesal. Cinco menatap kearah Chris

"Zass, anak itu pendiam. Apalagi, tadi kamu ngajak dia didepan yang lain, kan? Kalau dia hilang tiba tiba, pasti kamu yang di curigain." Cinco menoyor dahi Chris

"Otak kamu ga sampe situ, Chris? Atur nafsu membunuhmu." Cinco berbalik badan lalu berjalan pergi

Chris menghela nafas kasar, lalu berjalan pergi ke koridor lantai 2.

TBC...

Kalau chap kali ini ga masuk akal tolong bilang yahh, soalnya aku buntu ide anjir..

Anyway, kalau mau memberi kritsar, tolong taro saja yah dibawah bab ini. Terimakasih banyak

Your love only for me. [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang