SABRINA 2 - BAB 1

39 14 10
                                    

Pagi yang baru dan menyandang status baru sebagai istri Revan. Aku masih tidak menyangka sampai saat ini, akan memiliki kisah cinta yang rumit untuk mendapatkan seseorang yang tepat. Terbangun dari tidur, aku membuka mata, dan memperhatikan wajah Revan yang masih tertidur pulas sambil tersenyum sendiri menunggu dia terbangun dari tidurnya. Tidak lama, akhirnya Revan terbangun perlahan membuka matanya.

"Kamu udah bangun, Sab?" tanyanya, mengusap mata.

"Udah lumayan lama sih. Kamu lapar, nggak? Kamu mau makan, apa?" Aku memainkan rambutnya dengan jemariku.

"Makan yang disediakan penginapan ini saja deh. Kamu udah lapar?" Dia mengelus pipiku.

"Hemm, lumayan. Ya udah, aku mandi duluan ya. Habis aku mandi, kamu langsung mandi ya, jangan tidur lagi!" Aku mencolek hidungnya.

"Iya, siap, Boss!" sahutnya semangat.

Aku beranjak ke kamar mandi setelah itu. Aku merasa sangat bahagia hari ini, sampai mandi saja aku tetap tersenyum sendiri. Aku menyikat gigiku di wastafel kamar mandi hotel dengan tubuh masih berbalut handuk. Setelah menyikat gigi, aku menunduk untuk berkumur di kran wastafel. Aku kembali menatap kaca, betapa terkejutnya saat melihat ada sosok Raka mantan kekasihku yang sudah tiada berada di belakang dengan tatapan tajam dan menyeramkan. Aku langsung menoleh ke belakang, namun hasil pun nihil, tidak ada Raka di belakangku. Aku bergegas menyudahi mandi dan keluar dari kamar mandi dengan segera.

Aku duduk di kasur sambil mengatur napas. Sangat terbayang tatapan Raka tadi sangat menakutkan. Aku tidak mengerti maksud dan tujuan kehadirannya kali ini, aku menjadi khawatir, dan takut saat memikirkannya.

"Sab." Revan menepuk pundakku dari belakang.

Aku terkejut akan sentuhannya sampai menghindar. "Hah? Eee, iya!" Aku memejamkan mata dan menghela napas sejenak. Aku menatapnya kembali. "Kamu bikin aku kaget, deh!" Aku mengelus dada.

"Kamu kenapa, Sab?" Revan beranjak untuk duduk di sampingku.

"Eee, nggak apa-apa kok, Van. Ya udah, kamu mandi sana, tadi udah janji ya, aku kelar mandi, kamu langsung mandi habis itu," rajukku mencoba menutupi kenyataan yang ada.

"Iya, Sayang. Kamu jangan lama-lama seperti ini, langsung berpakaian ya!" Revan mengelus pundakku dan beranjak membersihkan diri.

Aku hanya mengangguk dan tersenyum kepadanya. Setelah berpakaian, aku mencoba menenangkan diri di balkon penginapan ini, menunggu Revan selesai membersihkan tubuhnya.

Melihat pemandangan dari sini, ternyata bisa merehatkan pikiranku sejenak!

Ada yang menepuk pundakku dari belakang.

Bii!

Aku sangat tahu akan panggilan dan suara itu adalah panggilan yang biasa diutarakan oleh Raka, jantungku berdegub kencang saat mendengarnya. Aku langsung menghindar dan duduk di sudut balkon sambil menutup mata.

"Please! Jangan ganggu lagi! Aku mohon!" ucapku berulang kali.

Ada yang membuka kedua tanganku yang sedang menutupi wajah saat ini, aku langsung berteriak cukup keras. "Jangan! Jangan!"

"Hey! Hey! Ini aku, Sab! Buka mata kamu, ini aku!" Revan meyakinkanku.

Aku melihat ke sekeliling untuk memastikan tidak ada sosok Raka lagi. Aku tidak mengeluarkan kata-kata sedikit pun dan mencoba mengatur napas saat Revan datang. Dia membantuku untuk bangkit dan berpindah tempat ke dalam kamar. "Ayuk, masuk ya, Sayang. Udah nggak ada apa-apa kok." Revan merangkulku erat mendampingi hingga masuk ke dalam kamar.

SABRINA 2: CIRCLE OF DARKNESS (New Ver.) - ON GOINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang