SABRINA 2 - BAB 11

3 0 0
                                    

Setelah semua siap, kami semua tidak menuju ke rumah melainkan hanya mengunjungi pasar swalayan terdekat saja. Setidaknya, aku dan Revan sudah menepati janji untuk membelikan cokelat dan es krim. Saat melihat-lihat buah-buahan di sini, aku tidak melihat arah depan sehingga tertabrak dengan seseorang.

Buuk!

Aku terjatuh menabrak seseorang di dalam supermarket.

"Eh, maaf, maaf! Gue nggak sengaja," ujar orang ini. "Lho! Sabrina! Ngapain lo, di sini?" tanya Aldo yang ada di hadapanku sekarang.

Aku tercengang melihat keberadaan dia di sini. Entah bagaimana bisa kebetulan seperti ini, kita berbelanja di tempat yang sama. Aldo membantuku bangun dari lantai yang disusul oleh bantuan Revan.

"Kok lo, di sini?" Revan heran.

Aldo tersenyum lepas dan melirik Tante Diana sekali. "Oh, gue biasa belanja di sini, kalian juga sering belanja di sini juga?"

"Nggak kok, kita juga baru kali ini ke sini. Mungkin ini kebetulan saja kita ketemu," jelas Revan.

Tidak henti Aldo mencuri kesempatan untuk melihat wajah Tante Diana. Aku menoleh ke arah Tante Diana, dia hanya menunduk sambil mengusap kepala Rachel yang sedang asyik melahap es krim di tangannya.

"Kenapa, Do? Sudah kenal sama, Tante Diana?" tanyaku penasaran.

"Hahaha." Dia tertawa ragu. "Malah ini gue mau nanya, dia siapa. Soalnya yang gue tahu, kalian selalu berdua terus ke mana-mana."

Tidak terlihat dia sedang berbohong saat mengatakannya. Aku semakin yakin, akibat rasa khawatir Revan yang berlebih kepada Aldo membuat aku menjadi berpikir yang tidak seharusnya. Kemungkinan karakteristik Aldo yang beda daripada lainnya, membuat aku bingung untuk menerka apa yang sedang dia pikirkan.

"Ini Tante gue," jawabku.

Aldo berpamitan untuk pergi pulang lebih dulu. Dia berkata bahwa sudah selesai membeli yang diperlukan saat ini. Selepas Aldo pergi, kami segera mengantar pulang Tante Diana dan juga Rachel ke rumahnya. Kami rasa, sudah cukup untuk hari ini bertemu dengan mereka.

****

Sesampainya di rumah kami, sebelum pergi tidur aku meminta izin untuk mengunjungi rumah Tante Diana kembali esok hari. Aku sangat bersyukur, Revan mengizinkanku dengan senang hati. Rasa iba menghampiriku ketika melihat Rachel yang sepertiku di masa kecil.

Setelah membersihkan diri, Revan langsung tertidur pulas. Sepertinya, dia sangat lelah menjalani kegiatan hari ini. Handphone-ku bergetar, ada notifikasi pesan WhatsApp masuk, ternyata pesan itu dari Aldo.

[Sabrina] isi pesannya.

[Iya, kenapa, Do?]

[Lho, kok belum tidur?]

Aku terdiam sejenak. Sepertinya dia hanya basa-basi. [Iya, belum ngantuk, Do.]

[Gue WhatsApp lo, Revan, nggak apa-apa?]

[Iya, nggak apa-apa kok. Lagi pula dia sudah tidur]

[Lo mikir, gue ngikutin lo ya, Sab?]

Melihat pesan terakhir dari Aldo sontak aku tercengang, bagaimana dia bisa tahu isi pikiranku. Aku terdiam sejenak karena bingung untuk membalas pesan tersebut.

[Nggak kok. Kenapa, gitu?]

[Oh, kirain. Kalau lo berpikir gitu, gue minta maaf, tapi gue nggak ngikutin lo kok, tenang aja, ya!]

Aku menghela napas panjang. [Oh, kirain kenapa. Iya, nggak apa-apa, Do. By the way, gue tidur duluan ya, bye!]

[Malam, Sabrina!] balasan terakhirnya.

SABRINA 2: CIRCLE OF DARKNESS (New Ver.) - ON GOINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang