4.Posesif

1 0 0
                                    


Ibumu tahu jika memiliki anak gadis begitu harus ekstra hati-hati,tapi bukan berarti harus membatasi gerak secara membabi buta dan tanpa alasan,apalagi di larang-larang oleh orang yang jelas melanggar peraturan rumah tangga.Jujur saja Ibu membencinya,bahkan ibu berusaha menolak di belakang apa yang beliau ucapkan walaupun itu benar sekalipun.

Karena kekecewaan yang Ibu miliki untuk Grandadmu begitu besar,Ibu menyimpan rongga luka yang dalam dan tidak pernah sembuh.Bayangkan menjadi Ibu yang harus di atur-atur bahkan tentang cara berteman dengan perempuan.

Siang itu Ibu pulang sekolah dengan menggunakan kendaraan umum,bus mini dan Ibu berjalan kaki menyusuri pasar.Tapi tidak sengaja Ibu bertemu Ayah Ibu,dan tidak ada badai apapun beliau marah karena mengira Ibu bermain lewat waktu di supermarket sebelah.Didepan umum,Ibumu di teriaki seperti orang yang tidak berguna karena dikira main.Ibu malu bukan kepalang,dan mustahil untuk di jelaskan jika sudah memaki membabi buta.

Sesampai dirumah Ibu bilang pada Ibunya Ibu,jika Ibumu ini pulang dari sekolah dan tidak pernah bermain.Dan hal itu jujur memang kenyataannya sepeeti itu.Namun Ayah Ibu sudah terlanjur marah,dan harus diam agar membuatnya cepat berlalu.

Lalu ada lagi cerita tamparan maut karena mengira jika Ibu berpacaran dengan sahabat Ibu saat bermain badminton,kami memang dari kecil berlatih bersama.Namun hari itu Ibu dan tantemu pulang agak belakangan karena masih latihan untuk kejuaraan distrik.Namun tiba-tiba hujan deras dan petir menyambar,padahal disitu masih ada kakak Ibu sedang membeli es di kantin.

Sopir sekaligus asisten Ayah datang membawa payung,dan mengatakan jika Ibu harus cepat pulang walaupun hujan deras sekali dan petir menyambar kencang.Sesampai dirumah Ibu dan tantemu basah kuyup,dan kami kedinginan.Ayah Ibu sudah menyambut dan menampar pipi Ibu bertubi-tubi karena mengira Ibu sedang bercanda-canda dengan teman lelaki dan mengatakan hal yang tidak enak didengar.

Sebegitu takutkah?sampai anak sendiri tidak berhenti disiksa secara batin dan fisik.Sebegitu paranoid kah jika ada seorang pria mengambil keuntungan dan memanfaatkan anak-anaknya,padahal dia sendiri kelakuannya bagaimana.

Ibu tidak menangis karena sudah kebal,karena Ibu sudah terlalu sering di siksa tanpa alasan oleh Ayah Ibu.Ada hal-hal remeh yang sangat aneh yang ada untuk dipermasalahkan karena ketakutan yang tidak jelas.Apakah peran Ibu ada disana?tentu saja tidak.

Ibunya Ibu seperti tidak melihat adegan itu,dia malah pura-pura tidak melihat.Dan hati Ibu rasanya sakit ketika melihat perempuan yang melahirkan Ibu tidak bereaksi apapun ketika anaknya disiksa bertubi-tubi dengan alasan yang aneh.

Kami disitu hanya latihan untuk kejuaraan,tapi malah seperti ini.Bagi Ayah Ibu kejuaran sekota bukanlah sesuatu yang patut di banggakan,hal itu bagaikan remeh temeh.Apalagi yang mengambil kami adalah club dari suami tante E,yaitu mantan pacarnya yang sok perhatian itu.Kamu tahu rahasia-rahasia remeh itu,kukira hal itu lebih memalukan daripada harus mengurusi hal receh semacam ini.

Dan seringkali emosinya meluap padahal dirumah masih ada tamu.Dan Ibumu ini selain menanggung sakit, juga harus menanggung malu sekaligus.Karena banyak yang paham gimana otoriternya Ayah Ibu dan seringkali kemarahannya meledak-ledak dan tidak terkontrol.

Banyak masalah terjadi ketika Ibu beranjak dewasa dan itu memang sangat menjengkelkan,tapi nilai Ibu bagus di sekolah dan tidak mengecewakan.Ibu begitu ambisi untuk menjadi orang yang berbeda dan harus sukses untuk menyelamatkan Ibu dan adik-adiknya.Pikiran Ibu sudah jauh terbentang dan merencanakan apa yang harus di rencanakan,termasuk tentang kuliah.

Bisa-bisanya Ayah Ibu melarang dan tidak suka jika Ibu kuliah,karena baginya itu tidak berguna.Dan dunia kuliah begitu sangat berbahaya,obat-obatan dan seks bebas adalah momok yang membuat Ayah Ibu ketakutan setengah mati dan memilih mengorbankan kehidupan Ibu.

Ibu berteman baik dengan om Al,dia berpendidikan makanya bisa kerja.Hubungan kami sangat dekat dan sering berkomunikasi,om Al begitu pandai dalam seni bernegosiasi dia mendekati sopir sekaligus asisten Ayah Ibu untuk meloloskan rencananya untul mendekati Ibumu ini,nak.

Saat itu Ibu merasa menjadi wanita paling beruntung karena mendapatkan kasih sayang secara ugal-ugalan.Komunikasi satu hari lima bahkan sepuluh kali walaupun menggunakan telepon kantor,dasar pengiritan kan.Setiap pulang kantor,kami selalu makan bersama.Kebetulan orangtua Ibu sangat sibuk dan sering keluar kota,dan segala informasinya telah dia dapat dari asisten Ayah Ibu.

Om Al begitu pandai dan sedikit cerdik,tapi dia sangat menghormati Ibumu.Dia begitu menyayangi Ibumu dan menjaga Ibu ketika bersama.Dia lah tokoh penting dalam hidup Ibumu untuk terus menuntut ilmu,karena ilmu adalah hal penting.Dia mendorong Ibumu belajar,agar mendapatkan nilai baik.Dengan modal nekat Ibu mendaftar pmdk jalur prestasi nilai disekolah dari kelas 1 sampai kelas 3.Hingga akhirnya,ibu diam-diam menyiapkan berkasnya sendiri karena Ibu tahu jika orangtua tidak akan setuju.

Waktu itu belum banyak internet seperti sekarang,jadi kami harus kewarnet untuk itu.Om Al mengusahakan yang terbaik untuk kebahagiaan Ibumu,dia menemani Ibu untuk terus berjuang.Dia juga tahu bahwa Ibu menderita ketika rumor tentang Ayah Ibu mencuat.Dia yang membuat Ibu tenang,Ibu sangat malu waktu itu karena semua orang yang Ibu kenal tahu jika Ayah Ibu sering mengirim barang kekantor tante E.

Pantesan kardus parfum dan ponsel keluaran terbaru bisa kutemui di mobil pribadi Ayah.Rasanya sangat memuakkan menemukannya dan entahlah rasanya kemarahanku memuncak.Apalagi ketika aku tahu jika semua rahasia itu di ketahui banyak orang.

Bisa-bisanya mengancam anaknya nggak akan dikirim ke universitas tapi malah membelikan hadiah-hadiah mewah untuk wanita simpanannya yang masih sah menjadi istri orang lain.Aku membencinya,dan entah kenapa aku membencinya.Aku membenci hidupku sendiri,aku merasa malu mempunya keluarga seperti ini.Keluarga terhormat yang menyimpan skandal menjijikkan

Dan paling parah adalah ketika Ayah Ibumu itu mengatur rencana untuk mengirim dua keluarga ini berlibur bersama di salah satu resort di tepi pantai.Aku tidak bisa membayangkan bagaimana insecurenya ibuku dengan keadaan ini,tapi dia tetap tersenyum tegar dan menganggap biasa saja.

Aku bahkan sampai terheran kenapa perempuan itu tidak bergeming,kenapa Ibunya Ibumu itu masih berdiri tegap di depan ular beludak perusak itu.Dia begitu berkharisma seaakan wanita baik-baik yang lebih berpendidikan daripada Ibuku.Tapi sebenarnya dia bagaikan lintah penghisap darah dan tidak secantik wajahnya itu.

Kalian tahu jika Ibumu ini ingin sekali menjadi kriminal,dan berubah menjadi psikopat untuk melempar muka basinya itu dengan air keras.Tapi aku sadar jika yang kubelapun mempersilahkan wanita itu masuk dan memporak porandakan rumahnya asal dia tidak bisa duduk dalam tahta kerajaan cintanya.

Ingin sekali Ibumu ini mengatakan kepada Ibuku,Grandmamu ..

Ibuk,ayo kita pergi!persetan dengan kerajaan brengsek ini.Aku tidak apa-apa jika hidup sederhana,bahkan tidak masalah jika tinggal dirumah beralaskan tanah.Aku juga tidak malu jika Ibuku bekerja sebagai pembantu atau apapun itu,aku tetap mengusahakan yang terbaik.Tapi agaknya usaha Ibumu ini tidak di lihat,dan sekarang hanya menumpuk luka saja yang hebat

DIARY IBUMUWhere stories live. Discover now