13.Masalahmu Masalahku

0 0 0
                                    

Aku terhubung lagi dengan mas Al,pria yang kucintai.Dia begitu sangat kecewa denganku,dia tidak habis pikir kenapa aku bisa seperti ini.Dan dia begitu bingung dan membutuhkan banyak penjelasan.Dia melempariku dengan ratusan pertanyaaan yang harus kujawab.

"Maafkan aku,aku melakukan kesalahan"ucapku lirih di telepon

"Jelaskan padaku bagaimana?katakanlah yang sejujurnya,bagaiamana bisa semua ini terjadi?aku sama sekali nggak bisa berpikir"ucapnya sedikit beramarah.

Aku meneteskan airmata karena merasakan rasa sakit yang hebat.

"Apa dulu kamu yang main-main sama aku ya?kamu tahu kan apa yang aku alami?apa kamu pikir semua itu mudah aku lalui?"

"Maaf"hanya itu kalimat yang terucap di bibir Ibumu nak,dengan jutaan penyesalan untuk orang yang sangat Ibu cintai.

"Aku nggak habis pikir dengan semua ini,bisa-bisanya kamu lakuin ini.Kamu kayak gini setelah semua yang kita rencanakan.Katakan,pasti ada hal yang terjadi sebelumnya.Tolong jujur saja,aku nggak habis pikir kenapa?"tanyanya padaku penuh dengan selidik.

Aku tidak bisa bernapas dan rasanya begitu sesak didada melihat aku menghancurkan hidupku,cintaku dan mimipi-mimpiku.Aku benar-benar tidak memiliki hal yang baik,aku seperti sudah mati.

"Aku mengenalmu dengan baik,dengan sangat baik.Dan aku bisa pastikan kamu bukanlah perempuan yang mudah membuka bajumu untuk laki-laki lain.Aku tahu kamu,jadi tolong katakan padaku sejujurnya.Apa bajingan itu melakukan sesuatu padamu?katakan saja?"desaknya pada Ibumu.

Apakah semua orang percaya jika Ibu bercerita,apa semua akan memahami apa yang ibumu alami.Ibumu berada di tempat dan orang yang salah,mungkin jika Ibumu mau berjalan kaki saja maka hal itu tidaklah terjadi.Rasa sakit itu tidaklah untuk mengunci hidup Ibu,ibu terlalu mempercayai orang lain dan berakhir dengan penyesalan yang terindah.

Kenapa Ibumu mengatakan penyesalan terindah,karena dengan melewati badai itu aku memiliki kamu anakku.Anak yang begitu kucintai,bahkan semua orang mencintaimu.Walaupun awalnya hidup kita tidak begitu indah,tapi kita akan lalui semua badai ini bersama.Ibu selalu ada didepan untuk melindungimu,langkahmu.

Jadi jika kamu dewasa nanti jangan sampai kamu rendah diri dan merasa dirimu tidak layak.Kamu layak di mata dan hati orang yang memang dikirimkan Tuhan untukmu,akan layak di penglihatan orang yang tepat.

Isak tangisku pecah ketika mas Al terus sapja menghujani pertanyaan-pertanyaan yang membuat memoriku kembali dengan kebodohanku.Dengan geramnya dia tersulut emosi,dan ingin membuat masalah menjadi tambah panjang.Dia tahu semuanya dan seakan tidak rela jika aku harus hidup seperti ini.

Dia menjelaskan kalau saja dulu Ayahku mendengarkan dia mungkin endingnya tidak akan seperti ini.

"Kenapa,kenapa kamu nggak berusaha?"tanyaku dengan kesedihan yang mendalam.

"Kamu nggak tahu,aku sudah berusaha.Tapi Ayahmu tidak menerimaku,kejadiaan itu seperti peristiwa yang paling dalam untuk hidupku.Aku seperti membuat malu Bapak Ibuku,kamu tahu rasanya saat itu.Aku seperti memperkosa anak orang tapi tidak mau bertanggungjawab"

Tak henti-hentinya aku menyesali perbuatanku ini.Bahkan Bapak Ibu mas Al sampai mau datang kerumahku,tapi tidak diperkenankan.

"Seharusnya kamu datang kerumahku,temui Ibuku"ucapnya lagi.

"Mana mungkin"keluhku sendu.

Aku posisinya istri orang lain dan memiliki anak,apa yang harus kukatakan pada Ibunya.Aku harus minta maaf karena kesalahanku di masa lalu yang mengakibatkan hal ini terjadi.Pantaslah aku di hukum karena terlalu banyak menyakiti hati orang lain.

"Katakan padaku apakah kamu mencintainya?"tanyanya tegas

Aku tidak kuasa menjawabnya

"Apa kamu bahagia dengan dia?jawab aku,jangan hanya diam saja"

Intonasiku sedikit meninggi dan tidak memiliki kuasa untuk terlepas dari tempat ini.

"Aku harus apa,mas?"pekikku

"Semuanya sudah terlanjur,nasi sudah menjadi bubur"jawabku lagi.

Aku mendengar nafasnya yang sedikit berat,dan aku tidak tahu apa lagi yang harus kukatakan.

Malam itu adalah malam paling sendu yang kumiliki,setiap harinya aku bersama putriku di dalam kamar.Kami memang jarang bersama,dan Rian selalu berada di tempat yang berbeda.Aku juga masih bingung apa yang harus kulakukan saat ini.Aku benar-benar menyesal dengan hidupku ini.

Beberapa hari ini aku intens berkomunikasi dengan mas Al,yang seakan dia tidak mempercayai jika aku melakukan hal semacam ini dan pasti ada alasan yang tidak diketahuinya.

"Jelasin!jelasin ke semua orang disana"katanya padaku seakan menekan sanubariku.

"Aku harus jelaskan apalagi dengan semua ini?apa yang perlu aku jelaskan mas,aku udah hancur saat ini.Apa yang masih di harapkan"ucapku dengan tangis.

"Ini tuh nggak adil,aku kenal kamu banget.kamu nggak akan pernah kayak gini,aku bisa bersumpah tentang itu.Kamu nggak akan mudah membuka bajumu untuk orang lain,nggak akan mungkin dan bagiku nggak masuk akal sehatku"

"Semua udah terlanjur mas,siapa yang bakalan percaya.siapa?"tanyaku penuh keputusasaan.

"Kamu nggak bahagia,dan kamu nggak layak punya hidup kayak gini.Katakan semuanya,lalu tinggalkan dia.Dia nggak pantas untuk mendapatkan kamu"katanya.

Mana mungkin,janda?Janda di usia 20 tahun?Ibumu akan mencetak drama kedua kalinya di usia 20 tahun.

"Gimana Ayahku,Ibuku.keluargaku dan orang-orang.Apa yang akan mereka katakan?Apakah aku pantas melempar kotoran lagi walaupun aku sangat ingin,apalagi aku punya anak sekarng mas?"

"Kamu pikir anakmu akan bahagia dengan hidup yang kayak gini.Sekarang dia kerjakah?apa yang bisa dia kasih kekamu?"tanyanya dengan penuh emosional.

"Sudahlah mas,sudah cukup"

"Kenapa,kamu takutkah?aku siap dengan segala resikonya"

"Apa kamu gila,aku punya anak mas"kataku sedikit berbisik.

"Aku nggak perduli,kamu tinggalin hubungan itu lalu kita mulai dari awal.Asal kamu berani memulainya"ucapnya.

Ibumu begitu tertarik dengan kata-kata itu,tapi Ibumu berpikir panjang nak.Mas Al masih bujangan dan belum menikah dan Ibumu adalah seorang janda muda.Lalu apalagi dengan keluarganya dan keluarga Ibumu,serta karirnya yang akan terancam hancur berantakan dan itu artinya kami akan dua kali membangun drama yang dapat mempermalukan keluarga.

"Kamu boleh ngga jawab sekarang,tapi sebelum aku ke karimun jawa kamu harus sudah siap dengan jawabannya"tutupnya.

Aku memandangi putriku di tempat tidur bayi.Gimana kalau aku iyakan,tapi mereka tidak bisa menerima anak ini.Dan tidak mudah meluluhkan hati orang yang pernah menerima kita kan?Aku begitu takut berpikir,dan kalut rasanya.Bertahanpun aku tak suka,tapi jika aku keluar akan penuh dengan resiko yang tidak hanya aku sendiri yang akan merasakan.Tapi putriku,dia akan kasian karena harus menanggung ceritaku ini.

Aku kepalang kaget ketika mas Al menggunakan fotoku dan foto putriku sebagai foto profil blackberry messengernya atau di kenal bbm.Laki-laki ini begitu nekatnya,dan dia tidak takut dengan Rian yang orang katakan adalah suamiku.Dengan sengaja mas Al membuat ramai khalayak masyarakat sekitar ini.

Langsung saja kutelepon dan menyuruhnya untuk menghapus itu,aku tidak tahu dia sedang mabuk atau apa.Dia benar-benar gila,dan menganggap Rian sama sekali tidak pernah ada.Jika sesuatu terjadi padaku dia menyuruhku untuk memanggilnya,dia adalah manusia pertama yang mempercayaiku.Dan aku berterimakasih banyak

DIARY IBUMUWhere stories live. Discover now