Willene kembali ke tempat Sacra dan Arash. Di tengah perjalanan, ketika ia baru saja melangkah keluar dari lift. Sebelum tiba di tempat Sacra dan Arash berada, salah satu pintu audiotorium terbuka dan lagi-lagi menarik perhatiannya.
"Ada acara apa di dalam sana? Kayaknya rame banget," gumamnya.
Ketika sampai di ambang pintu, terdengar suara gaduh bercampur nyanyian lagu klasik seseorang. Suara gaduh yang ia dengar seperti orang yang sedang batuk parah. Willene secara tidak sengaja mendengar para kru di belakang panggung berbicara satu sama lain.
"Bagaimana ini? Pertunjukannya bisa kacau gara-gara dia!"
"Cari penggantinya!"
"Siapa yang lagi yang bisa bermain piano? Semua artis kita sedang sibuk masing-masing!"
"Chaterine! Panggil Chaterine ke sini!"
"Dia sedang world tour ke Osaka."
Rupanya mereka meributkan sang pianist yang kondisi kesehatannya sedang tidak stabil. Batuknya terdengar semakin parah, jari-jarinya tak fokus menekan tuts putih dan hitam di depannya. Sang penyanyi yang sedang melakukan duet berkali-kali menoleh ke belakang, mereka berusaha tetap profesional.
Iringan lagu mulai terputus-putus. Para penonton lantas kebingungan. Jika pertunjukan diberhentikan tiba-tiba. Wanita yang bertugas memainkan piano itu bisa mengacaukan pertunjukan.
Willene melangkah masuk, ia mengendap-endap menghampiri sang pianist.
"Biar aku yang gantiin, kamu minum obat sana," bisik Willene.
"T-tapi ... Uhuk!"
Bengek
Willene tersenyum. "Kata almarhum, jangan sampai mengecewakan para penonton. Pertunjukannya harus selesai."
Tanpa pikir panjang lagi, pemain piano sewaan itu berlari keluar panggung. Dan, Willene mengambil alih piano. Dengan tehnik yang sempurna, Willene mengiringi nyanyian dengan piano tersebut.
Kedua penyanyi awalnya menatap heran, namun gadis itu menunjukkan bahwa dirinya bisa dipercaya. Pertunjukan dilanjut, Willene menyelamatkan acaranya.
Ilustrasi audiotorium
Nah, Willene mengendap-endap masuk dari balik tirai hitam alias belakang panggung. Di tengah-tengah terdapat dua orang penyanyi yang menyanyikan lagu klasik. Penonton yang hadir adalah tamu khusus dari yayasan panti asuhan. Pertunjukan diadakan untuk menghibur mereka sekaligus beramal untuk panti asuhan mereka. Maka sebagian besar isinya adalah anak-anak.
Penampilan lagu klasik tadi hanyalah pemanis, acaranya juga menampilkan musikalisasi drama yang sesuai untuk mereka. Drama yang berisikan tentang kesenangan, sedih, dan humoris.
KAMU SEDANG MEMBACA
DESULTORY
Fiksi Penggemara project engene's author by : @DECELIS-WORK & @kyzhahira Narasi di dalamnya terjadi tanpa rencana sebab anagata penuh enigma. Lakuna di hatiku tersemat namanya, maka Sacra Willene adalah amorfati yang amerta. Asrar Tuhan tidak ada yang tahu. Dan i...