20 Hilang Kontak

18 12 0
                                    

Fajar tiba diujung sana, sorot cahayanya memasuki celah jendela. Memanggil sepasang pasutri itu dari alam mimpinya. Dhiva melirik ke arah suaminya yang masih tertidur pulas. Ia segera bangun untuk membersikan diri,mempersiapkan baju untuk Galaksi berkerja, dan memasak. .

Galaksi segera ke kamar mandi untuk bersih-bersih. Setelah 10 menit berlalu, Galaksi keluar dengan aroma wewangian yang sangat segar. Tak lupa dengan rambut yang masih basah.

Setelah bersiap-siap, Galaksi segera turun ke bawah untuk sarapan bersama.

Saat sampai di meja makan, ia melihat semua makanan favoritnya ada di sana. Dimulai dari dendeng balado, bakwan jagung dan yang paling memikat adalah kue lapis kukus.

"Wah,,banyak banget ini makanannya, nanti mau ada acara?" Tanya Galaksi sambil mendudukkan diri pada kursi.
" Mau syukuran" ucap oma asal dan ikut mendudukkan diri pada kursi.
Galaksi di buat cengo oleh ucapan omanya.
"Menyambut calon cucu oma" lanjut oma sambil tersenyum sumringah. Galaksi yang tengah minum air hangat pun tersedak.

"Pelan-pelan nak" oma menepuk nepuk pundak Galaksi.

Secepat itukah prosesnya? Batin Galaksi sambil melihat Dhiva yang sedang membuatkan teh hangat untuk oma.

"Ayo sekarang kita sarapan bersama" ajak oma dengan senyuman yang tak pernah luntur sedari tadi. Galaksi pun merasakan kebahagiaan yang sama. Sangat bahagia melebihi apapun.

Ia sangat bersyukur bisa memiliki Dhiva. Walaupun ada sedikit rasa bersalah karena dulu pernah menyakiti perasaannya, namun ia berjanji akan menjadikan Dhiva sebagai perempuan yang paling bahagia.

"Aku ambilin nasinya ya Mas" Ucapan Dhiva membuyarkan lamunan Galaksi. Kemudian Dia mengangguk.

Setelah selesai sarapan Galaksi segera bersiap untuk jadwal penerbangannya hari ini.
Kali ini perjalanan cukup jauh yaitu menuju London.

"Mas," lirih Dhiva sambil berkaca kaca menghentikan aktivitas Galaksi.
"Iya sayang, kamu kenapa kok nangis gitu?" Galaksi terlihat khawatir.
"Mau ikut" Dhiva memeluk Galaksi erat.
"Eh..eh.. kenapa ini mendadak pengin ikut, Mas kesana cuma sebentar. Besok mas udah disini lagi kok" Galaksi mencoba menenangkan Dhiva. Namun Dhiva menggeleng.
"Dhiva sayang, cantiknya Mas. Dengerin Mas ya, kamu gak boleh capek capek. Kasian dede bayi nya" ucap Galaksi membujuk. Meskipun ia tak tau pasti apakah Dhiva sudah mengandung atau belum tapi ucapan adalah doa, jadi lebih baik ia berkata yang baik-baik.

Dhiva masih menangis dalam pelukannya.
"Janji besok udah disini lagi?" Tanya Dhiva meyakinkan. Galaksi mengangguk pasti.
"Tapi mau ikut Mas ke Bandara, kali ini boleh yaa" wajah Dhiva memelas. Galaksi tak tega melihat itu.
"Tapi kamu harus banyak istirahat sayang" Galaksi terus membujuk agar Dhiva tetap dirumah. Namun Dhiva menggeleng keras. Galaksi akhirnya luluh.
"Tapi kamu harus janji sama mas, sehabis mas terbang, kamu harus langsung pulang. Jangan lupa bikin video perjalanan kamu terus dikirim ke nomor mas. Kasih keterangan waktunya juga." Ucap Galaksi panjang lebar.

Dhiva tak menyangka bahwa suaminya akan sebawel ini hanya karena untuk kebaikannya. Dhiva hanya mengangguk menandakan ia setuju dengan persyaratan Galaksi.

Setelah itu Dhiva segera bersiap untuk ikut Galaksi ke Bandara.

Selama di perjalanan, Dhiva bersandar di bahu Galaksi sambil memainkan jari Galaksi. Mengelus lembut lalu memainkan cincin yang melingkar di jari manis Galaksi.

"Mas" cicit Dhiva.
"Iya sayang, ada apa?" Galaksi menatap netra Dhiva. Namun matanya kembali berkaca-kaca. Galaksi memeluk erat Dhiva untuk menenangkannya.
"Cup cup cup,, jangan sedih gitu dong. Mas gak lama kok, Mas janji setelah mas pulang dari London mas akan ambil cuti untuk menemani kamu kemanapun kamu mau. Apapun yang kamu minta pasti mas turuti." Ucap Galaksi.
"Aku cuma pengin mas hari ini temenin aku, aku gak mau mas pergi " Dhiva kembali menangis. Namun ini sudah tugas Galaksi untuk melakukan penerbangan.
"Cuma sehari sayang, besok mas udah disini. Nanti kalo mas udah sampai mas akan langsung telfon kamu. Nanti berangkat sekitar jam 8 berarti sampai londonya sekitar jam 03.00 pagi, trus sampai di Jakarta lagi jam 19.00. Gak lama kan?" Ucap Galaksi meyakinkan. Ia khawatir melihat Dhiva yang terus bersedih.

Akhirnya ia sampai di Bandara. Kemanapun Galaksi pergi, Dhiva selalu membuntutinya. Bahkan sedang briefing pun Dhiva ikut. Membuat semua mata kagum pada keromantisan pasutri itu. Tak jarang ada yang iri pada Dhiva karena berhasil meluluhkan hati seorang Galaksi Abyano.

Jam sudah menunjukkan 07.50 akhirnya 10 menit lagi ia berangkat. Ia segera menuju pesawat, namun sebelum itu ia memberikan sebuah kotak kecil pada Dhiva.
"Ini apa?" Tanya Dhiva. Kemudian membukakan kotak itu. Terlihat dua buah gelang liontin yang sangat indah. Galaksi mengambil yang bermotif matahari lalu memakaikannya pada Dhiva. Dhiva pun mengambil yang bermotif bulan untuk di pakaikan pada tangan Galaksi.

Kemudian Galaksi memencet motif bulan itu dan menyalalah gelang yang di pakai Dhiva. Dhiva yang melihat itu pun terkagum kagum.
"Wahh kok bisa gini?" Tanyanya pada Galaksi.
"Ini gelang buat orang LDR sebenarnya, tapi biar Mas bisa ngabarin kamu tiap jam walaupun di dalam pesawat, jadi rindu kamu terobati " jelas Galaksi. Dhiva segera memeluk Galaksi.
"Makasih ya mas, makasih untuk semuanya. Aku bangga, aku bahagia bisa kenal kamu dan memiliki kamu seutuhnya. Jangan pernah ninggalin aku ya mas" ucap Dhiva sambil menangis.
"Aku lebih bahagia sayang"

Suara announcement sudah dikumandangkan, mau tidak mau Dhiva harus melepaskan kepergian Galaksi.
"Aku pergi dulu ya sayang. Ingat pesan pesan mas"
Dhiva mengangguk. Kemudian Galaksi berjalan mundur ke arah pesawat agar ia dapat sambil melihat Dhiva. Di pintu pesawat Galaksi melambaikan tangnnya pada Dhiva. Ada rasa menyesal di hati Dhiva karena telah ikut Galaksi ke bandara, melihat kepergiannya. Tapi ia hanya ingin melihat Galaksi lebih lama lagi.

Burung besi yang di bawa oleh Galaksi telah mengudara.

"Selamat jalan Captain" lirihnya.

Dhiva segera pulang, mematuhi persyaratan Galaksi.

Ia telah tiba di rumah. Memandang gelang bermotif matahari. Lalu dia iseng menekannya. Tak lama kemudian gelangnya menyala. Oru artinya Galaksi telah membalas kerinduannya. Kemudian ia merebahkan diri di kasur dan tertidur.

Pukul 14.00 ia terbangun. Melihat kembali gelang itu lalu memencet kembali. 1 menit ia menunggu tak ada balasan. Mungkin Galaksi tengah mengendalikan pesawat. 1 jam kemudian ia menekan lagi namun tak ada jawaban.
Ia terlihat panik. Berkali kali ia menekan namun tak ada jawaban.
Ia melihat notifikasi si handphone nya.
Ada satu pesan dari Galaksi. Pesan dikirim pada pukul 07.59 itu artinya pesan di kirim saat Galaksi memasuki pesawat.

Dear cantiknya Captain Galaksi,
Terimakasih telah datang di hidup Mas. Memberikan warna baru di kehidupan abu-abu. Mas bahagia memilikimu melebihi apapun. Terimakasih sudah menghidupkan kembali jiwa Mas yang telah mati. Karenamu, Mas bangkit kembali.
Rasa sayangnya mas tak bisa diucapkan oleh kata kata.

Cantiknya mas jaga kesehatan selalu ya.
Jaga juga calon baby captain di perutmu. Lindungi dia dalam dekapanmu.

Tunggu kepulanganku Sayang🌹❤️☺️

Itulah longtaks dari Galaksi yang membuat Dhiva kembali menangis.

"Dhiva" oma datang menangis tersedu-sedu. Dhiva pun panik melihatnya.
Kemudia oma menyodorkan handphon pada Dhiva. Ia melihat berita yang sedang dilihat oma.

Pesawat Garuda puing 97782 dinyatakan hilang kontak pada pukul 13.00

Handphone oma terjatuh, kakinya lemas bagai tak bertulang. Nafasnya tercekat hingga akhirnya pandangannya kabur dan menggelap. Dhiva tak sadarkan diri.

I Love You,Capt(Ending)✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang