Sudah sekitar satu Minggu Dhiva selalu berangkat dan pulang bersama Rival. Kini mereka sudah akrab. Seperti hari ini, mereka tengah makan siang bersama di kantin rumah sakit.
" Hay Dhiv" sapa Rival pada Dhiva sambil membawa semangkuk Bakso dan air mineral.
"Hay, tumben jam segini baru ke kantin" tanya Dhiva sambil menarik kursi agar Rival dapat duduk.
"Iya nih, abis nanganin pasien darurat dulu" jelas Rival sambil mengaduk bakso di mangkuknya.
"Kamu udah lama istirahatnya?" Tanya Rival kembali.
"Udah hampir satu jam. Rasanya jenuh banget dari tadi" keluh Dhiva sambil menopang dagu di atas meja.
"Kenapa gak jalan jalan aja dulu"
"Males ih, jalan jalan sendiri" ujar Dhiva dengan wajah cemberut. Rival hanya terkekeh.
"Oh ya, nanti malem kamu ada acara gak?" Tanya Rival. Dhiva menggeleng.
"Kamu mau gak,nanti malem temenin aku" Rival menghentikan aktivitas mengaduk baksonya sambil menunggu jawaban dari Dhiva.
"Mau kemana?" Tanya Dhiva.
"Ke acara peresmian perusahaan milik om aku" jawab Rival. Dhiva berpikir sejenak.
"Mau ya, aku males berangkat sendiri. Anggap aja buat refreshing kamu juga." Bujuk Rival.
"Tapi aku malu, masa baru kenal sama kamu beberapa hari udah ikut ke acara keluarga kamu sih"
Dhiva berusaha untuk menolak Rival.
"Jangan mikir gitu kenapa sih, anggap aja biar kita tambah deket " ketus Rival.
"Please, buat temen aku disana" Rival terus membujuk Dhiva.
"Yaudah deh aku ikut." Akhirnya Dhiva menyetujui permintaan Rival.
"Yes.." Rival berselebrasi mengacungkan kepalan tangan ke atas.
"Ih,apaan coba ,gitu aja seneng banget" Dhiva menggeleng gelengkan kepalanya.
" Entar malem aku jemput kamu ya" tawar Rival dan Dhiva hanya mengangguk.----
Jam sudah menunjukkan pukul 19.30, artinya sebentar lagi Rival akan menjemputnya untuk pergi ke acara pengesahan perusahaan.
Dhiva memakai dres semata kaki berwarna navy. Tak lupa heels dengan hak yang tak terlalu tinggi, hanya kisaran 3 cm. Rambut bergelombang yang di gerai, tak lupa polesan make up yang sangat tipis membuat kesan elegan namun mempesona.
Setelah berpamitan dengan oma, ia segera keluar dari rumah agar dapat melihat kedatangan Rival. Mobil Alphard putih sudah terlihat dan ia segera menuju ke arah mobil.
Kaca mobil terbuka menampilkan Rival dengan wajah yang berbeda dari biasanya. Stelan jas hitam membuat Rival terlihat lebih gagah.
Rival tak dapat mengalihkan pandangannya ke arah Dhiva. Ia begitu terlihat cantik."Ngapain bengong gitu" Dhiva merasa dirinya ditatap oleh Rival begitu lama sehingga ia berusaha mengalihkan perhatian Rival.
"Eh, enggak kok. Kamu beda aja dari biasanya." Ucap Rival.
"Ada ada aja deh kamu"Setelah itu ia memasuki mobil, kemudian mobil melaju dari pekarangan rumah oma ke kantor baru milik omnya Rival.
Setelah perjalanan memakan waktu sekitar satu jam, mereka telah sampai pada sebuah kantor. Pasti itu adalah tempat untuk peresmian perusahaan baru milik om nya.
Ia mengagumi bangunan yang satu ini karena berdiri gagah di tengah padatnya kota.
"Yuk masuk" ajak Rival. Dhiva hanya mengekor Rival dari belakang. Tak jarang ia mengucapkan salam pada orang yang ia temui.Kedatangan mereka sungguh mencuri perhatian orang yang berada di sana.
"Selamat malam om" sap Rival pada om nya lalu bersalaman. Namanya Jovan.
"Selamat malam juga om" Dhiv ikut bersalaman dengan om Rival.
" Selamat malam" jawabnya begitu ramah.
"Kamu siapa ya?" Tanya Jovan pada Dhiva.
"Saya Dhiva om, teman kerja Rival" jelas Dhiva. Om hany manggut-manggut tanda ia paham.
"Ya udah kalian nikmati hidangannya dulu ya. Om ada kepentingan terlebih dahulu"Setelah berpamitan, Jovan segera melenggang pergi. Para tamu undangan sudah berdatangan.
"Rival, di siapa?" Tanya Tante Farida. Istri dadi Jovan.
"Ini teman kerja aku tan" Jawab Rival seadanya.
"Cantik sekali" puji tante Farida pada Dhiva. Ia hanya tersenyum kikuk sambil mengucapkan terimakasih.Setelah berbincang-bincang sedikit, acara peresmian perusahaan telah selesai. Tamu undangan pun mulai bepergian.
"Om tante, Rival pulang dulu ya" Rival dan Dhiva berpamitan pada Jovan dan Farida.
"Loh, kok buru buru banget, " ucap Farida
"Udah malem tan, mau anter Dhiva juga" terang Rival
"Kita ngobrol dulu sebentar yuk" ajak Jovan lalu mengarahkan yang lainnya untuk duduk di tempat yang di tunjuk Jovan."Ada apa om" Rival membuka pembicaraan.
"Hubungan kalian pasti lebih dari teman kan?" Ucap Jovan membuat Dhiva dan Rival saling bertatap.
"Nggak kok om,kita emang cuma temenan. Gak lebih" jelas Dhiva.
"Kalian gak mau mencoba menyatukan perasaan kalian?" Tanya Joval lagi.
"Kalian ini udah cukup dekat, jadi gak ada salahnya loh" sambung Farida."Dhiva, apakah kamu merasa keberatan jika saya jodohkan kamu dengan Rival?" Tanya Jovan membuat Dhiva membulatkan matanya.
"Mungkin ini terlalu cepat, tapi nanti sebuah perasaan akan timbul sendiri saat kalian sudah menikah. Tante lihat-lihat, kalian adalah pasangan yang serasi" ujar Farida.
"Bagaimana Dhiva?" Jovan kembali bertanya pada Dhiva namun tak ada jawaban.
"Om, tante. Kita itu baru kenal" Rival menyangkal ucapan Jovan.
"Tapi om sangat berharap ke kamu untuk mempertimbangkan ini. " Jovan membujuk.
"Maaf om, udah larut banget. Kasihan Dhiva" ucap Rival lalu bersiap untuk pergi."Dhiva, pertimbangkan lagi perintah saya ya nak" ucap Jovan saat Dhiva hendak pergi. Dhiva mengangguk dengan senyuman manisnya.
Di dalam perjalanan pulang,tak terlalu banyak kata kata yang terucap. Mereka fokus dengan pikirannya masing-masing.
"Maafin om sama Tante ku tadi ya Dhiv, om sama Tante emang gitu orangnya." Rival merasa tidak enak.
"Iya gak papa kok, aku paham maksudnya"jawab Dhiva seadanya. Akhirnya mereka sampai di depan pekarangan rumah milik Dhiva.
"Ya udah, aku pulang dulu ya. Untuk omongan om sama tante jangan terlalu dipikirin" Rival mencoba menenangkan Dhiva. Dhiva hanya mengangguk lalu Rival melaju dengan kecepatan sedang.Mobil Alphard telah menghilang dari pandangannya. Hatinya berkecamuk. Ia sungguh bimbang dengan semua ini. Memang benar apa yang diucapkan oleh Tante Farida. Cinta bisa tumbuh saat sudah menikah. Namun Dhiva belum bisa menggantikan posisi Galaksi di hatinya, meskipun sudah tiada.

KAMU SEDANG MEMBACA
I Love You,Capt(Ending)✔️
RomancePerjalanan kisah asmara antara seorang pilot dan dokter.Banyak sekali rintangan yang mereka hadapi. Apakah mereka bisa melewatinya?