Part 1

476 69 4
                                    

Di karya karsa sudah sampai epilog ya. Yang mau PDF, sabar🙈🙈. Tinggal nulis Extra Part nya.

___**___

Riuh tepuk tangan menggema saat sepasang pengantin berjalan di tengah tengah ballroom hotel yang mewah. Pengantin wanita terlihat sangat cantik dengan balutan gaun putih mewah rencangan desainer kenamaan. Sangat wajar sebenarnya. Sera, si pengantin wanita adalah putri tunggal dari Abian Natakusuma. Pengusaha batubara dan perhotelan yang sangat sukses. Salah satu duda yang paling banyak di incar kaum hawa di ibukota meskipun usianya sudah tidak muda lagi.

Abian terkenal sangat setia terhadap almarhumah istrinya. Setelah istrinya meninggal karena kanker dua puluh tahun yang lalu saat putri mereka masih kecil, hingga sekarang Abian tidak menikah lagi. Ia fokus membesarkan putri tunggalnya yang menjadi incaran setengah warga kota.

Dan pria beruntung yang bersanding dengan Sera malam ini adalah Arya Bramana. Seorang putra pengusaha properti sukses. Mereka berteman sejak kecil karena ayah keduanya kerap terlibat kerjasama bersama. Arya lebih tua 2 tahun dari Sera. Sejak mamanya meninggal, Aryalah yang selalu menyemangati Sera. Melindungi serah dari teman-teman mereka yang kadang mengejek Sera karena tidak memiliki ibu.

Arya adalah pelindungnya sejak kecil. Dan sejak kecil pula, Sera sudah menambatkan hatinya pada Arya yang selalu melindunginya. Hingga beberapa bulan yang lalu, ketika Arya menyetujui rencana perjodohan mereka, Sera sangat bahagia. Ia tidak menyangka, cintanya tidak bertepuk sebelah tangan. Arya juga mencintainya seperti ia mencintai Arya selama ini.

Pesta berlangsung meriah. Abian memberikan door prize berupa sebuah mobil sport pada tamu yang beruntung. Kedua orang tua Arya dan keluarganya juga terlihat sangat bahagia. Mereka sudah mengenal Sera sejak kecil. Jadi, ketika Abian mengusulkan perjodohan ini, tanpa pikir panjang mereka langsung menyetujuinya.

Abian berdiri di samping pembawa acara. Ia menatap putrinya yang saat ini tampak sangat bahagia saat berdansa dengan suaminya. Akhirnya tugasnya sebagai seorang ayah selesai. Putrinya sudah berada di tangan pria yang tepat. Ia sudah mengenal Arya sejak kecil. Arya pemuda yang baik dan tidak pernah neko-neko. Sama seperti Sera yang juga tidak pernah aneh-aneh.

Abian bahkan sudah berencana memberikan kuasa untuk sebagian perusahaannya pada Sera dan Arya kelak jika mereka sudah memberikannya seorang cucu. Tidak ada keraguan sedikitpun di hati Abian pada pemuda yang sudah dipilihnya. Melihat bagaimana Sera begitu mencintai Arya, Abian merasa bahagia untuk putrinya.

"Sera putriku." Suara Abian menggema begitu musik dimatikan. Semua orang yang menghadiri pesta berdiri menatap Abian yang kini memegang speaker dan menatap putrinya dengan tatapan haru.

"Hari ini adalah hari yang sangat membahagiakan sekaligus sangat berat bagiku. Setelah dua puluh tahun aku membesarkannya sendirian, akhirnya kini putriku menemukan pelabuhan hatinya."

Sera tampak meneteskan air mata melihat papanya yang kini berdiri gagah di depan pelaminan. Pria yang berusia hampir lima puluh tahun itu masih sangat tampan dan merupakan cinta pertamanya. Meskipun ditinggal mamanya sejak usia 4 tahun, namun Sera tidak pernah kekurangan kasih sayang dari papanya. Bahkan papanya rela tidak menikah sampai sekarang demi membesarkannya dengan baik.

"Arya Bramana, hari ini ku serahkan seseorang yang paling berharga dalam hidupku. Aku sudah menjaganya dengan sangat baik selama 20 tahun ini. Ia sudah melalui hidup yang cukup sulit selama 20 tahun ini karena ditinggal mamanya. Aku membesarkannya penuh kasih sayang, dengan segenap jiwa dan ragaku. Dari ketika dia lihat dunia 24 tahun yang lalu, aku sudah memegangnya dengan tanganku sendiri dan berjanji dalam hatiku, bahwa suatu saat akan akan menuntunnya ke pelaminan bersama pria yang tepat."

Sera yang mendengar kata-kata papanya sontak meneteskan air mata. Ia menatap Arya yang kini juga tersenyum menatapnya. Sera mengeratkan pegangan tangannya di lengan Arya. Ia kembali menatap ke depan di mana papanya masih menatapnya dengan tatapan penuh haru.

"Kini, hari yang aku janjikan sudah tiba. Kuserahkan padamu dengan segenap jiwa dan ragaku. Bayi merah yang begitu kami nantikan selama bertahun-tahun, kini sudah dewasa dan aku serahkan padamu. Aku berharap kau bisa membahagiakannya, menjalani lika-liku kehidupan bersama meskipun itu tidak mudah. Sebagai seorang ayah, aku sudah berusaha menjaganya dengan baik selama 20 tahun ini tanpa ibunya. Kini, aku serahkan dia padamu dengan harapan kau bisa membahagiakannya dan menjadikannya satu-satunya wanita dalam hidupmu seperti aku menjadikan mamanya satu-satunya wanita dalam hidupku. Sebagai seorang ayah, hanya itu yang bisa aku ucapkan di hari pernikahan putriku yang sangat aku cintai."

Sera yang terharu sontak berjalan pelan meskipun kesusahan membawa gaun pengantinnya menuju sang papa. Ia langsung memeluk papanya dengan erat sambil meneteskan air mata. Sangat terharu dengan semua kata-kata yang baru saja diucapkan papanya tadi.

Di iringi tepuk tangan para tamu dan air mata yang mengalir di kedua mata Sera, Abian berjalan ke arah Arya, menyerahkan buah hatinya yang sudah ia jaga selama bertahun-tahun dengan harapan putrinya bisa bahagia selamanya bersama pria yang benar-benar ia cintai.

**

Arya membuka dasinya kemudian membuangnya asal. Ia merebahkan tubuhnya di atas ranjang hotel dimana ia dan Sera menghabiskan malam pertama mereka. Arya tidak menyangka hari ini akan tiba juga.

Suara gemericik air membuat Arya menoleh. Sera tengah membersihkan tubuhnya setelah tadi para asisten MUA membuka pakaian pengantin istrinya itu yang lumayan sangat ribet. Sejujurnya jantung Arya berdebar-debar sekarang. Tidak mudah baginya untuk melalui malam ini.

Sejujurnya pernikahan ini bukan pernikahan yang ia inginkan. Selama ini ia hanya menganggap Sera sebagai adiknya. Menjaga wanita itu karena kasihan sejak kecil sudah ditinggal oleh mamanya. Mereka sangat dekat dan baru terpisah ketika mereka kuliah. Arya memutuskan kuliah di Inggris, sementara Sera lebih memilih kuliah di dalam negeri saja.

Mereka kerap bertukar kabar meskipun terpisah jarak. Dan baru satu tahun ini Arya kembali ke dalam negeri untuk membantu bisnis keluarganya karena Ia merupakan anak laki-laki satu-satunya. Perusahaan milik papanya dan papa Sera memang kerap bekerja.

Dan ketika ide perjodohan ini dilontarkan oleh papa Sera, papanya dan keluarganya tanpa pikir panjang langsung menyetujuinya. Bahkan mereka tidak meminta pendapatnya terlebih dahulu karena menganggap Arya juga menyukai Sera. Semua ini bertambah rumit karena Arya tidak mampu menolak perjodohan. Selama ini Papa Sera sudah banyak membantu perusahaan mereka agar berkembang menjadi maju seperti sekarang. Akhirnya dengan berat hati, Arya menyetujui perjodohan ini meskipun hatinya masih sangat ragu.

Suara pintu kamar mandi yang terbuka langsung membuatnya menoleh. Ia menatap Sera yang keluar dari kamar mandi menggunakan bathrobe dan handuk di kepalanya. Wanita itu menatapnya dengan tatapan malu-malu. Meskipun selama ini sangat dekat, tapi kedekatan mereka bukan kedekatan sebagai seorang perempuan dan laki-laki, namun sebatas sebagai seorang kakak dengan adiknya.

"Kau sudah selesai?" Tanya Arya sambil mendudukkan tubuhnya. Sera mengangguk pelan kemudian Arya berdiri dan menghampiri istrinya itu.

"Aku mandi dulu. Kau istirahatlah."

Sera mengangguk kemudian Arya masuk ke dalam kamar mandi dan membersihkan tubuhnya. Setelah selesai, ia keluar memakai handuk yang dililitkan di pinggang kemudian mengusap rambutnya dengan handuk kecil.

Mata Arya melebar saat mendapati Sera sudah berada di hadapannya dengan menggunakan gaun tidur satin yang sangat seksi. Gaun dengan tali spaghetti menghiasi punggungnya membuat perempuan yang berkulit seputih salju itu tampak berlipat-lipat lebih cantik.

Sejujurnya Arya sangat gugup dengan keadaan ini. Ia hanya berdiri kaku saat Sera mendekatinya kemudian melingkarkan kedua lengannya ke pinggang Arya. Sera mencium bibirnya dengan lembut meskipun masih sangat kaku. Arya tahu Sera tidak pernah berciuman sebelumnya. Wanita itu berinisiatif karena saat ini mereka sudah suami istri.

Arya yang terkejut dengan ciuman Sera membalas ciuman wanita itu sama lembutnya. Mereka berciuman dengan intens namun beberapa saat kemudian Arya melepaskan ciuman mereka dan menatap lekat kedua mata Sera.

"Maaf Sera, bisakah kita menundanya malam ini. Aku lelah dan aku ingin istirahat sebentar."

Bittersweet Marriage ( On Going )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang