Part 5

518 55 1
                                    

Bittersweet Marriage ready di google play book ya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bittersweet Marriage ready di google play book ya. Happy reading
_____**____

Sera dan Arya akhirnya tiba di Bali keesokan harinya. Suasana bandara yang ramai membuat Sera tersenyum cerah. Mereka berjalan beriringan sembari Sera yang terus memegangi  lengan Arya. Rasanya kebahagiaannya benar-benar lengkap saat Arya kini menjadi suaminya.

"Sayang, nanti setelah sampai terus istirahat, kita sorenya jalan-jalan ya."

Arya yang sedikit terkejut dengan panggilan baru Sera hanya mengangguk. Meskipun sudah sangat akrab, namun panggilan intim seperti tadi masih sangat aneh di telinga Arya.

Sopir yang bertugas menjaga vila milik Abian sudah menjemput mereka. Keduanya melihat pemandangan kota Bali yang indah. Meskipun sudah sering ke Bali, entah kenapa Sera tidak pernah bosan dan selalu bersemangat setiap berkunjung kemari.

"Kenapa rasanya capek ya. Padahal cuma naik pesawat."

Keluh Sera sambil menyandarkan kepalanya di bahu Arya. Arya mengelus lengan Sera, menatap wanita yang kini memejamkan mata di pelukannya itu.

"Semua orang juga begitu. Tidurlah. Nanti kalau sudah sampai aku bangunkan."

Sera mengangguk sambil memejamkan matanya. Jujur ia memang sangat kelelahan. Setelah beberapa saat, Sera sudah sepenuhnya terlelap. Arya yang menyadari itu tersenyum tipis. Ia menatap pemandangan kota Bali dari kaca jendela mobil yang saat ini mereka tumpangi.

Meskipun hatinya terasa hampa, Arya akan berusaha sebaik mungkin untuk menjadi suami yang baik bagi Sera. Bagaimanapun juga gadis itu sudah tertimpa kemalangan sejak kecil. Mamanya meninggal saat Sera berusia 4 tahun. Sejak saat itu, Arya dan keluarganya selalu mensupport Sera. Melindungi Sera meskipun gadis itu terkadang masih terlihat rapuh.

Mobil mereka sampai di vila setengah jam kemudian. Sera masih tertidur nyenyak dan Arya tidak tega membangunkannya. Akhirnya ia menyuruh sopir untuk membawa semua barang mereka sementara Arya mengendong Sera yang tidur seperti orang mati.

Arya meletakkan Sera di tempat tidur kamar mereka. Ia mengambil koper yang ada di luar kemudian mandi karena merasa badannya lengket semua. Setelah merasa bersih, Arya keluar dari kamar mandi dan mendapati Sera sudah duduk di tepi ranjang dengan mata sayu khas bangun tidur.

"Kenapa kau tidak membangunkan aku?" Tanya Sera sambil mengucek matanya yang terlihat masih mengantuk.

"Kau terlihat sangat lelah. Aku tidak tega membangunkanmu."

"Kau sudah selesai? Aku juga ingin mandi."

"Mandilah. Setelah ini kita bisa jalan-jalan. Atau cuma makan-makan saja. Terserah padamu."

Sera berjalan ke arah Arya yang saat ini tengah mengeringkan rambutnya dengan handuk. Sera tersenyum hangat kemudian meraih handuk yang ada di tangan Arya.

"Aku bantu keringkan." Ucap Sera sambil mulai menggosok rambut Arya.

"Aku bukan bayi. Kenapa kau repot sekali."

"Tidak masalah. Anggap saja kau bayi besar yang butuh pengasuh. Dan aku akan menjadi pengasuhmu. Seperti di film-film romantis sebelum mereka berciuman."

"Jangan bilang Vivi lagi yang memberi saran padamu untuk melakukan hal-hal aneh."

"Tidak aneh Arya. Itu wajar."

Keduanya tertawa bersama. Sera kemudian memberikan handuknya pada Arya lalu masuk ke dalam kamar mandi.

Setelah mandi beberapa saat, Sera keluar dan berganti pakaian. Arya sepertinya keluar. Dan benar saja, sepuluh menit kemudian, Arya masuk ke dalam kamar dengan membawa makanan yang lumayan banyak.

"Tadi aku lapar. Aku berinisiatif membeli di luar dan membawanya pulang agar kita bisa makan siang bersama. Aku membeli kepiting asam manis kesukaanmu. Nasi goreng, cumi-cumi crispy, dan masih banyak lagi."

"Waaah, mendengarnya saja rasanya aku sudah kenyang."

Sera tampak antusias kemudian membuka semua makanan yang tadi dibeli oleh Arya. Semuanya tampak sangat enak dan Sera segera menyantapnya. Arya hanya tersenyum kemudian duduk dan ikut Sera menikmati makanan untuk meredakan rasa laparnya.

Keduanya makan dengan lahap sambil bercanda ria, saling menyuapi dan sesekali Sera menggoda Arya. Sera terlihat sangat bahagia, namun berbanding terbalik dengan Arya. Ia merasa hatinya hampa. Seharusnya sekarang ia bahagia bisa bersama wanita sebaik Sera. Diterima oleh seluruh keluarganya dan ia juga diterima oleh keluarga Sera. Namun entah kenapa ada kehampaan di hati Arya yang dirasakan sejak mereka menikah.

"Setelah ini kita jalan-jalan ya." Ucap Sera setelah makanan mereka habis. Arya mengangguk sambil membereskan sisa-sisa tempat makan mereka dan memasukkannya ke tempat sampah yang ada di luar kamar.

"Oke, aku ganti baju dulu. Kita ke pantai terdekat saja. Nggak usah jauh-jauh nanti kita capek."

Sekali lagi Arya hanya tersenyum dan mengangguk. Ia juga berganti pakaian di kamar dengan Sera. Arya sedikit mengalihkan tatapannya saat Sera hanya mengenakan bra dan celana dalam. Wanita itu dengan percaya diri mengganti pakaian di hadapannya.

Sebenarnya bukan hal yang salah, mereka suami istri dan sudah tidak ada hal yang menghalangi mereka untuk membuka pakaian satu sama lain. Namun entah kenapa Arya masih tidak terbiasa. Arya sendiri hanya mengganti kaos kemudian keduanya keluar dari kamar dengan Sera yang terus memegang lengan Arya dengan mesra.

Mereka pergi ke pantai menggunakan motor pinjaman milik penjaga vila. Sebenarnya ada pantai yang lebih dekat dan tinggal jalan kaki. Namun mereka memilih pantai yang satunya lagi yang juga tidak terlalu jauh.

Beberapa menit mengendarai motor, keduanya tiba di pantai yang sangat indah. Para wisatawan baik domestik maupun mancanegara tampak sangat menikmati suasana pantai yang indah. Sera sendiri sudah sibuk memotret sana sini sejak tiba di pantai. Arya hanya tersenyum sambil mengikuti ke mana kaki istrinya itu melangkah.

"Sayang, ayo foto di sini."

Sera meminta tolong kepada salah satu wisatawan untuk memotret mereka. Ia menggandeng lengan Arya kemudian mereka berfoto bersama berlatar belakang pantai. Beberapa foto sudah di ambil dan sekarang Sera sibuk berbelanja makanan laut yang ada di tepi pantai.

Puas berjalan-jalan sambil menggandeng tangan Arya, Sera mengajak mereka kembali ke vila. Hari sudah sore dan Sera ingin segera memakan makanan laut yang baru saja ia borong.

Arya hanya menurut seperti biasanya. Mereka kemudian menaiki motor dan kembali ke villa. Sera sangat bersemangat di sepanjang perjalanan. Ia berpegangan pada tubuh Arya dan melambai-lambaikan tangannya sepanjang perjalanan. Arya hanya tersenyum menyaksikan itu dari kaca spion motornya.

Sampai di villa, Sera segera meletakkan belanjaan makanannya di dapur. Ia menyusul Arya yang sudah masuk ke dalam kamar. Tanpa aba-aba, Sera memeluk tubuh Arya yang tengah berganti pakaian dari belakang. Arya yang terkejut sontak berbalik dan Sera segera menciumnya dengan ciuman yang lembut.

Arya yang semula mematung kemudian membalas ciuman Sera. Mereka berciuman dengan intens dan lembut. Sera membelai punggung telanjang Arya kemudian meremas rambut lelaki itu agar ciuman mereka semakin dalam.

Tubuh keduanya kemudian terbanting di atas ranjang dan ciuman mereka berubah menjadi ciuman yang panas. Tangan Sera bergerilya di sekujur tubuh Arya dan membuat laki-laki itu menegang. Ketika Sera mengelus bagian inti tubuh Arya, sontak Arya membuka matanya dan merasa bahwa semua ini salah. Ia segera berdiri dan menatap Sera dengan tatapan bersalah.

"Sera maaf, sepertinya, sepertinya, sepertinya kita harus menundanya sekali lagi."

Bittersweet Marriage ( On Going )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang