PDF Bittersweet Marriage sudah ready ya. Harga promo 55rb cuma sampai besok. Lusa harga sudah 57rb.
Minat hubungi nomer saya
082216211114Di karya karsa Full Version-nya ready lusa ya.
Happy reading 🥰
___**___
"Eh, Arya, maaf, tadi aku _____"
"Tidak apa-apa. Sekarang istirahatlah. Aku akan mengeringkan rambutku dulu."
Sera mengangguk kemudian dengan wajah yang terlihat sangat malu, ia berjalan menuju ranjang dan merebahkan tubuhnya. Sera berusaha memejamkan matanya sambil mengutuk sikap murahannya tadi.
Ya, Sera memang merasa dirinya sangat murahan tadi. Bagaimana mungkin ia menuruti saran Vivi, salah satu sahabatnya untuk bersikap agresif. Vivi bilang biasanya laki-laki suka wanita yang agresif di malam pernikahannya. Dan bodohnya, Sera mendengarkan saran dari wanita yang belum pernah menikah.
Ayolah, bahkan Vivi tidak pernah pacaran, sama seperti dirinya. Vivi mengatakan hal seperti itu berbekal dari menonton film romantis dan novel romansa. Bagaimana mungkin Sera bersikap gila seperti tadi hanya karena saran dari si gila Vivi itu. Rasanya Sera benar-benar ingin mencekik Vivi sekarang juga. Awas saja nanti jika mereka bertemu. Sera akan mencekik wanita itu hingga tidak bisa bernapas.
"Sera."
Sera segera menoleh mendengar suara Arya yang memanggilnya. Ia menatap Arya yang kini sudah terlihat tampan mengenakan kaos oblong dan celana pendek. Pria itu duduk di tepi ranjang sambil menatapnya.
"Ada apa?"
"Maaf untuk tadi. Sejujurnya aku sangat lelah. Kau tidak apa-apa kan kita menundanya?"
Sebenarnya Sera sangat gugup membicarakan hal seperti ini dengan Arya. Ia sudah cukup malu tadi saat bersikap agresif. Kenapa sekarang Arya membahasnya lagi.
"Tidak masalah. Aku, aku, aku juga harus istirahat. Selamat malam Arya."
Sera segera membalikkan tubuhnya memunggungi Arya. Ia segera memejamkan matanya, berusaha tertidur meskipun kesulitan karena teringat kelakuan murahannya tadi. Ya Tuhan, Sera benar-benar malu sekali. Awas nanti Vivi.
Sera masih tersadar ketika Arya naik ke atas ranjang. Pria itu memegangi lengan Sera kemudian mencium keningnya. Setelahnya, Arya tidur sambil memeluk Sera dari belakang. Senyum mengembang di bibir Sera. Meskipun Arya masih lelah, setidaknya pria itu tidur memeluknya dan Sera bisa merasakan kehangatan pelukan pria itu di tubuhnya.
**
"Ya, maafkan aku Sera. Aku tidak bermaksud membuatmu malu. Aku pikir semua laki-laki sama seperti di novel-novel yang aku baca. Aku tidak tahu kalau Kak Arya berbeda. Aku pikir dia akan senang kalau memakai pakaian seksi dan merayunya."
Sera melipat kedua tangannya di dada. Ia menatap Vivi dengan tatapan tajam. Sementara Vivi hanya cengengesan, tidak merasa bersalah sama sekali padahal sudah membuat Sera sangat malu.
"Lalu sekarang aku harus bagaimana? Dimana aku harus menaruh mukaku di hadapan Arya setelah tadi malam. Ya Tuhan, padahal sekarang kami suami istri. Tapi gara-gara saran konyolmu, aku jadi malu setiap melihatnya."
Sera memangku wajahnya dengan kedua tangan di meja. Ia menatap makanan di hadapannya dengan tidak berselera. Pagi ini, ia dan Arya jadi sangat canggung setelah tadi malam Sera dengan tidak punya malu terang-terangan merayu suaminya. Meskipun semalam mereka tidur berpelukan, tetap saja rasanya sangat memalukan.
"Sudahlah Sera, tidak udah dipikirkan. Kak Arya itu suamimu. Kau tidak berdosa merayu suamimu sendiri. Jangan terlalu banyak pikiran."
Sera menatap sengit pada Vivi. Sejak dulu, sahabatnya yang satu ini memang selalu menganggap enteng semua urusan. Bahkan hal memalukan sekalipun.
"Oh ya Sera, apa Nadia sudah memberitahumu kalau dia akan pulang ke Indonesia bulan depan?" Tanya Vivi mengalihkan pembicaraan. Ia tidak ingin terus-terusan mendengar ocehan Sera yang sangat tidak penting. Kenapa wanita itu begitu malu karena merayu suaminya sendiri. Padahal itu hal yang lumrah menutut film-film yang ia tonton.
"Sudah. Nadia juga sudah memberitahuku. Dia berkali-kali minta maaf karena tidak bisa datang ke pernikahanku."
"Sera, apa kau tidak merasa kalau Nadia itu terlalu ambisius menjadi model? Padahal kau tahu sendirikan, ia tidak berbakat. Tinggi badannya kurang dan cara berjalannya terlalu kaku."
"Jangan sampai Nadia mendengar omonganmu atau dia akan membunuhmu saat ini juga."
"Nadia itu terlalu bebal. Bahkan kau tahu, kedua orang tuanya sampai menjual beberapa sahamnya di perusahaan papa demi masuk ke dunia modeling internasional. Kalau menurutku, lebih baik mencoba di dalam negeri saja, kenapa harus susah-susah ke luar negeri."
"Dia terlalu ingin sesuatu yang instan. Tapi ya sudahlah. Itu bukan urusan kita Vivi. Kita nggak usah rempong. Itu urusan Nadia."
Vivi hanya menggidikkan bahu sambil meneruskan makan steak-nya. Sera sendiri juga mulai makan karena perutnya juga sudah lapar. Tidak ingin membahas tentang Nadia yang sebenarnya bukan urusan mereka.
Sera sendiri sebenarnya lebih dekat dengan Vivi daripada Nadia. Ia sudah mengenal Vivi sejak SMA. Mereka berteman akrab hingga ketika kuliah pun, keduanya masih berteman baik. Sedangkan Nadia, Sera mengenal Nadia ketika kuliah. Mereka akrab dan Sera kerap membantu Nadia mendapatkan koneksi-koneksi untuk memuluskan bisnis keluarganya.
Sebenarnya Vivi kurang suka dengan sikap royal Sera. Tapi wanita itu terlalu baik dan Vivi sendiri juga sungkan untuk memperingatkan. Yang penting Nadia tidak berulah, ya sudah. Masalah ambisi wanita itu, sudah bukan urusan mereka.
Vivi sedikit heran. Bagaimana bisa Nadia tidak bisa hadir ke pernikahan Sera. Mengingat mereka berteman cukup akrab dan Sera banyak membantu wanita itu. Dengan alasan jadwal yang padat dan harus tampil di Paris fashion week, Nadia absen di pernikahan sahabat baiknya sendiri.
"Sera."
"Hmmm."
"Aku lihat keluarganya Arya semuanya sangat menyukaimu. Kau sangat beruntung. Ada lo kisah-kisah ipar dan mertua resek yang nggak rela lihat kita bahagia."
"Vi, berhentilah kebanyakan membaca novel. Hidup tidak semengerikan itu dan orang-orang tidak sejahat di novel-novel yang kau baca. Sekarang buka matamu lebar-lebar. Banyak pria yang menyukaimu dan sebaiknya kau menerima salah satu dari mereka agar kau tidak gabut seperti itu."
Vivi termenung sejenak tanpa di sadari Sera. Sedetik kemudian, ia kembali cengengesan seperti biasanya.
"Akan kupertimbangkan. Tapi aku harus super hati-hati karena kau tahu kan kakak-kakakku itu protective semua. Aku tidak mau orang yang mendekatiku mati di tangan mereka."
Sera memutar bola matanya jengah, sementara Vivi tersenyum tanpa dosa. Keduanya kemudian melanjutkan makan mereka sebelum suara Vivi kembali memecah keheningan antara mereka.
"Sera."
"Apa lagi?"
"Itu, suamimu mencarimu."
Sera seketika menoleh ke arah yang ditunjukkan Vivi dan mendapati Arya tengah berjalan ke arah mereka. Pria itu memakai kemeja lengan pendek seperti biasanya, dan entah kenapa itu membuat Arya terlihat semakin tampan dan Sera semakin tergila-gila pada pria itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bittersweet Marriage ( On Going )
RomanceKebahagian Sera mencapai puncaknya saat ia menikah dengan teman masa kecil yang sangat ia cintai. Arya, sahabat sekaligus laki-laki yang sejak kecil selalu melindungi Sera setelah mamanya meninggal. Kini, laki-laki itu bersanding dengannya di pelami...