BAB 4 : HARI 115, DIA CEWEK GUE

202 11 0
                                    

Happy Reading

------------

"WOII,,.. BANGUN LU SEMUA ANJING." ucap Gavin yang masih marah akan kejadian semalam.

Sentak semua anggota The Vagos bangun dan menanyakan apa yang terjadi.

"Lo kenapa vin? " Ucap Gino tanpa rasa bersalah sedikitpun.

"Gak usah pura pura gak tau lo bangsat"

"Apa apaan lo ngomong gitu ke gue ha?"

"Lo apaain cewek gue semalam,? "

Semua anggota The Vagos menggeleng tak percaya menatap ke arah Gino.

"Gue emang jahat sama cewek gembel itu, tapi gue nggak pernah pikir buat coba rebut perawan dia, anjing" Pertegas Gavin.

"Gue nggak tau apa apa vin?, semalam bahkan gue nggak tau apa yang udah gue lakuin"

"Bacot lo!,.. KALIAN SEMUA NGGAK ADA YANG BOLEH NYENTUH CEWEK GUE, PAHAM! " lagi dan lagi Gavin membentak anggota nya itu.

Semuanya hanya mengangguk mengiyakan perintah ketua nya itu.

"Dan lo Gino, urusan kita belum beres" Ucap Gavin menatap tajam Gino.

Dengan amarah yang masih memuncak, Gavin pergi meninggalkan anggota The Vagos dan menuju ke ruangan tempat Lara di pasung.


---------------

"Heh perawan, lo baik baik aja kan? " Tanya Gavin pada Lara yang sedang menundukkan kepalanya ke lutut nta itu.

"Maksud lo ngomong itu apa? " Dongak Lara menatap kearah Gavin.

"Gue cuma mau kasih lo peringatan keras, nggak ada yang boleh nyentuh lo selain gue" Jawab Gavin

"Siapa pun nggak boleh nyentuh gue termasuk lo, lo nggak punya hak itu Gavin, GUE BENCI SAMA LO"
pertegas Lara

"Lo berulah lagi ha? "

Lara terdiam, tak sadar akan ucapan nya yang membentak Gavin, membuat dia takut akan apa yang dilakukan Gavin.

Plak...
Plakk...
Plakkk...

Lagi dan lagi sabuk celana Gavin kembali dia lecutkan ke lengan Lara.

Arghh....
"Sakit vin, sakit! " Lirih Lara kesakitan.

"Itu masih nggak seberapa cewek anjing" Amarah Gavin meluap.

"Maaf, maafin gue vin, gue mohon jangan siksa gue lagi, gua rela jadi pacar lo asal lu jangan siksa gue lagi, gue bakal bahagiain lo, tapi tolong jangan siksa gue vin, gue mohon" Ucap Lara memohon

"Lo bilang apa, pacar?, buat apa lo jadi pacar gue kalau nggak ada cinta, lo pikir cinta itu main main? Nggak ya, lo emang cewek anjing, brengsek lo. Ingat ya LARA gue nggak bakal berhenti nyiksa lo sampe gue puas"
Sambung Gavin yang masih marah.

"Gue mohon vin, gue mohon" Lirih Lara kembali.

Dengan tanpa menghiraukan permohonan dari Lara, Gavin pergi meninggalkan Lara dalam keadaan mengenaskan. Kali ini bukan lebam lagi, tapi lengan Lara berdarah karena sobek terkena besi dari sabuk celana Gavin tadi.

--------------

Matahari nampak nya sudah tenggelam, sedari tadi Diego mundar mandir tak karuan di markas dengan anggota The Vagos lainnya.

"Heh, lo kenapa si njing? " Tanya Arga.

"Bacot lu" Sahut Diego.

"Dari tadi mundar mandir mulu kerja lo, mikir apasih?"  Tanya Arga kembali.

"Gue bingung, kenapa Gavin segitu nya belain Lara, padahal dia benci banget sama Lara. Kalau pun Lara nggak perawan lagi, seharusnya dia senang karna pasti Lara menderita, nih nggak dia malah marah besar". Perjelas Diego.

"Eh lo ada benar nta juga ya" Sahut Arkhan

"Kalau dipikir pikir malah kepikiran gue" Sahut Arsen

"Bisa aja lo anjing" Sahut Arga

Mereka semua menertawakan aksi konyol Gavin yang tak masuk akal itu.

--------------

Terdengar seseorang membuka pintu ruangan itu, kembali membuat Lara pasrah akan apa yang bakal di lakukan oleh Gavin.

"Makan malam nya nona" Ucap Arthur sambil memberikan makanan kepada Lara.

"Makasih kak, lo baik banget" Senyum tipis Lara keluar menatap Arthur.

"Buruan makan sebelum Gavin datang"

"Iya kak" Sahutnya sambil membuka bungkus makanan itu.

"Gue tinggal dulu ya" Ucap Arthur lalu pergi meninggalkan Lara.

Lara menyantap makanan yang diberi Arthur itu. Gavin nggak akan pernah ngasih dia makan malam lagi, jadi dia bersyukur Arthur masih mau ngasih dia makan malam walaupun nggak setiap hari.

Dari lubang kecil di pintu ruangan itu, Arthur meliat kondisi Lara saat ini. Cewek itu terlihat sangat cantik bahkan saat dia makan pun. "Andai aja dulu lo gak se jahat itu sama Gavin ra.... Pasti lo sekarang nggak akan kayak gini" Batin Arthur dalam hatinya.

-------------

Malam ke 115 hari Lara di pasung dan di siksa oleh Gavin. Saat ini Lara menangis sejadi jadi nya. Manatap tak percaya saat Gavin menunjukan sebuah vidio pada dirinya. "Lo liat ini, kalau aja lo nggak lakuin kesalahan bodoh lo itu, semuanya nggak bakal sampe sejauh ini, sekarang jangan pernah mimpi lagi kalau lo bakal bisa di temuin, karna semua orang udah nganggap lo mati" Ucap Gavin.

Vidio yang baru saja Gavin tunjukkan pada Lara adalah vidio dimana keluarga Arirga sendiri mengakui jika putri bungsu nya yang bernama CAITLIN ALARA ARIRGA dinyatakan meninggal karena hanyut di sebuah sungai. Ntah apa yang membuat keluarga nya mengakui hal tersebut, sekarang semua orang mengira Lata sudah meninggal.

"Ini semua gara gara lo vin, gue benci vin gue benci sama lo" Pekik Lara sambil memukul dada Gavin.

Plakk...

Satu lecutan sabuk celana Gavin tepat mengenai paha Lara. "Setelah semua perbuatan jahat yang udah lo lakuin, sekarang lo nyalahin gue? Lo nyalahin gue sama semua yang udah terjadi, bangsat lo"

Plak...
Plakk...

Lecutan demi lecutan dari sabuk celana Gavin ia hantamkan ke lengan dan paha Lara.

"Sakit vin, sakit"

"Sakit lo bilang, ini belum seberapa cewek anjing" Bentak Gavin sangat marah.

Plak..
Plakk..

"Ampun vin, ampun" Lara memohon sambil memegang kaki Gavin. Tapi sayang nya tak sedikitpun ia luluh dengan permohonan Lara. Dengan kasar dia melepas tangan Lara dari kaki nya.

"Berani lo berulah lagi gue bikin lo lebih menderita dari ini" Seakan belum puas dengan aksinya tadi, sekarang Gavin menarik rambut Lara dan membenturkan kepala nya ke dinding. Aksi gila Gavin tadi membuat Lara tak sanggup berkata apa apa, kepalanya terasa begitu pusing karena benturan Gavin tadi sangatlah keras.

"Tuhan, aku nyerah... " Lirih Lara sakit.

------------

Tega nya Gavin pada Lara, dia menghukum Lara tiada ampun.

Nantikan kelanjutan kisahnya, jangan lupa share ke teman teman kalian dan promosikan ke teman teman kalian.

See you💐

112-150Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang