9.2 𝘓𝘰𝘰𝘬𝘪𝘯𝘨 𝘧𝘰𝘳 𝘏𝘶𝘦𝘯𝘪𝘯𝘨𝘬𝘢𝘪

22 4 0
                                    

"Pasien Taehyun sudah boleh pulang, jika terjadi apa2 jangan sungkan2 untuk menghubungi pihak rumah sakit. Sehat selalu ya untuk kalian semua"

"Baik terimakasih dokter untuk usaha nya dalam merawat saya."

"Iya.. Saya pamit ya, mari"

Akhirnya, Taehyun pun sudah boleh pulang.

Ia sudah membayangkan dirinya rebahan di kamar dengan kasur kesayangan nya.

Ia sudah membayangkan Jalan-jalan, dan menginap bersama.

Tapi.. Tentu saja ia mengingat Kai.

"Setan sialan! Nyelakain sahabat gw disaat2 gw mau seneng2 sama dia" batinnya.

"Nanti malem kumpul dirumah gw, kita bahas tentang Kai" ucap Yeonjun.

"Ada jajan nya gk? Kalau gk ada gk mau gw" ucap Beomgyu.

"Hehehe.. Gk ada gyu"

"Yaudah dirumah gw aja, sekalian party kita, menyambut kedua sahabat kita yang udah sehat" ucap Beomgyu antusias.

"Hehh.. Lu ya, sahabat kita lagi ilang lu malah party, bagus lu begitu?" sentak Soobin.

"Iyaaa2.. Mian" balas Beomgyu dengan muka memelas.

Taehyun dan Yeonjun yang mendengar itu pun terkekeh melihat Beomgyu kena marah Soobin.

Setelah mendengar perdebatan kecil antara mereka, Taehyun pun mengambil tas nya, dan berkemas untuk pulang.

"Yuk pulang.. Gw capek, gw mau istirahat"

"Si anying, perasaan berhari2 rebahan mulu dah nih anak, masih bisa cape. Gw? Yang riwa riwi, ngerjain tugas nya pak Yoongi b aja tuh" celoteh Beomgyu.

"Cape gk selalu soal fisik gyu, dah gw keluar dulu" ucap Taehyun lalu menyusul Yeonjun yang sudah berjalan menuju mobil nya.

"Taehyun baru sembuh gyu, jangan lu bikin pusing ama kelakuan lu" omel Soobin sambil berjalan keluar dari ruangan tersebut.

"Syukurlah mereka semua udah bisa balik, dan gw berharap lu masih hidup Kai" batin Beomgyu.

Beomgyu pun menyusul dengan lari kecilnya itu, lalu merangkul Soobin yang lebih tinggi darinya.

Soobin tentu saja membalas rangkulan nya, persahabatan mereka memang sangat sweet.

*****

"Bi.. Aku minta roti boleh bi?"

"Oh iya, tunggu sebentar saya bawakan ke kamar tuan ya."

Kai pun kembali masuk ke kamar nya, dan menyalakan Ipad nya yang diberikan oleh ayah Kim.

Tak berselang lama, ART di rumah itu masuk untuk membawakan roti pada Kai, dan satu gelas susu pisang.

"Ini yang tadi tuan minta, ada lagi?"

"Udah bi, makasih banyak ya"

"Baik, saya pamit ya tuan"

Ucapannya di balas oleh senyum manis Kai, dan sopan tentu saja.

Ia mulai menggambar di ipad itu.

Tapi entah kenapa, tubuhnya terasa seperti sedang dikendalikan seseorang.

Dan Kai menggambar 5 orang dalam gambar tersebut, yang sedang melihat bintang jatuh.

Lalu di gambar ke 2, terdapat sebuah bangkai pesawat yang berada di dalam laut.

ITS NOT US! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang