Minggu, 2 Juni 2024
"Wahh! bunga Thornie banyak banget!!."
Pagi yang cerah, dua bungsu dari keluarga Atharya memilih menghabiskan waktu nya di taman kaca di halaman belakang.
"Iyaa~ Kemarin kak Aze beliin Thornie bunga lily, jadi mau kusiram pagi ini."
Thorn berjalan ke arah pot tanaman yang sudah tersusun rapi di rak taman nya.
"Lihat lihat!! Ada banyak kan?!." Thorn menunjuk beberapa pot bunga lily didepannya.
"Hu'um!!." Solar menganggukkan kepalanya dengan semangat.
Thorn membalas nya dengan senyuman hangat, "Solar pergi aja main, aku masih harus nyiran tanaman yang lain."
"Eh? ngga mau di bantuin aja kak?." Tawar Solar.
"Nggak, udah sana pergi dulu, bentar lagi aku bakal nyusul kok."
"Ohh.. Okee!! Solar tunggu di halaman belakang ya kak." Lelaki bernetra silver itu berlari ke arah yang di tujunya.
Thorn terkekeh sedikit, "Iyaa, awas jatoh."
Thorn kembali menyiram tanaman-tanaman nya yang lain.
Solar berjalan ke arah ayunan, tempat hiburan kedua di rumah besar ini.
Kok kedua? yang pertama apa? yang pertama jelas lab milik Solar.
"Eh? Kak gempa? Tumben kakak disini." Solar tersenyum sambil sedikit memiringkan kepalanya.
Gempa terkekeh, "Memang kenapa? Kakak juga butuh hiburan, jadi mending kesini aja." jawabnya dengan senyum simpul di wajahnya.
"Ehehe, Sol nggak biasa aja lihat kakak main di halaman belakang." Solar menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
Gempa hanya tersenyum melihat tingkah adik bungsu nya, "Sini, ngapain berdiri aja disana."
"Eh? Kemana??." Solar menatap Gem dengan bingung.
Gempa memegang tangan adiknya, yang jaraknya memang tidak jauh dengan ayunan yang ia duduki sekarang. Dia lalu mendudukkan Solar di pangkuannya.
"Kakak jarang ngehabisin waktu bareng kamu, jadi kali ini kakak pengen main sama adik kesayangan kakak."
Gempa memeluk tubuh mungil Solar, tinggi mereka selisih 15 cm jika dikira-kira, diantara semua saudaranya memang Solar dan Thorn yang paling pendek.
"Kok gitu? Berarti kakak nggak sayang sama yang lainn? Kan kata bunda, ga boleh pilih kasih." Solar sedikit mengangkat kepalanya agar bisa menatap Gem.
Gempa tertawa kecil mendengar respon adiknya, "Kata siapa aku pilih kasih? Kakak sayang semua adik kakak, tapi buat Solar ada lebihnya dikit." Gempa mengedipkan salah satu matanya.
"Kenapa gitu?." Solar lanjut bertanya.
"Karena kamu matahari keluarga Atharya, bagi kakak Solar itu special, kehangatan yang ada di keluarga ini itu semua karena Solar, karena itu kakak dan yang lain sayang banget sama Solar."
Gempa mengelus rambut adik nya dengan lembut, senyuman hangat tetap terlukis di wajahnya.
"Tapi kak.. apa kalian gak berlebihan?."
"Pfft..- Apa yang tidak bisa kami lakukan untukmu dek? Itu tidak berlebihan, sama sekali tidak." Gempa mencubit pipi Sol.
Solar hanya diam setelah mendengar jawaban kakak nya, berdebat tentang hal ini dengan kakaknya tidak akan membuahkan hasil.
"Boleh Sol nanya satu hal?." Solar menyenderkan kepalanya di bahu Gempa.
"Tentu, Solar mau nanya apa?." Gempa menoleh pada adiknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
𓆩⚝our little brother⚝𓆪
Literatura Faktu"Rumah ga selalu berbentuk bangunan, if you dont know the way to go home, look at us, we are here, make us your home. Come home whenever you need, Solar." Niskala Solar Atharya. 𓆩⚝our little brother⚝𓆪 [on going]