bab 3 pergi

183 7 2
                                    

"Emang kamu bisa apa tampa kami hah? " tanya mama Rasti dengan tatapan hina

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Emang kamu bisa apa tampa kami hah? " tanya mama Rasti dengan tatapan hina.

"Alah gayanya aja mau pergi ujung-ujungnya balik lagi" ejek riko

"Aku akan berusaha hidup tanpa kalian walaupun sulit aku akan berusaha " tekat Aidan menetap mereka.

"Pergi sana! Jangan pernah kembali lagi , kami tidak punya keluarga kayak kamu " ucap mama Rasti

Lagi lagi perkataan itu menusuk hatinya ia tidak tahan dengan penderitaan ini

"Apa aku tidak bisa bahagia? Apakah salah jika aku bahagia ya Allah" batin Aidan  mengadu kepada sang cipta.

"Kenapa kamu diam saja ? Katanya mau pergi, PERGI SANA!!! " ucap mama Rasti

Perkataan tersebut membangunkannya dari lamunanya
"Apa segitunya mereka ingin mengusir ku? Batin Aidan menatap mereka dengan sedih.

Aidan pun memasukkan  baju nya kedalam tas besar nya tidak lupa pula uang yang ia rebut dari kakaknya sedang mama Rasti dan riko hanya diam melihat Aidan

" ma aku pergi dulu, semoga mama bahagia hiks" pamit Aidan dengan tangisan senduh. Mama Rasti hanya berpaling muka.

Aidan berjalan keluar dari mansion nya, ia menaiki motor bit nya yang ia beli dari uang balapan , awalnya sulit mengendari motor besar dengan keadaan tubuhnya yg kecil itu tapi Aidan terus berusahan agar ia mendapatkan uang yang banyak apalagi ia harus membagi uang nya kepada teman yang mempunyai motor besar agar Aidan bisa memakainya untuk balapan. Dan uang yang terkumpul hanya bisa beli motor bit bekas dan itu pun merupakan kebanggaan terbesar bagi Aidan.
Dengan sedih Aidan mengendarai motornya menuju kota  yang membutuhkan 6 jam perjalanan.
Setelah perjalanan jauh ia pun menghentikan motor nya didepan rumah yg berjejer.

"Maaf bu ada kossan yang kosong?" Tanya Aidan

"Ada dek" jawab sang ibu kossan

"Saya mau ngekos bu"

"Oh baiklah, ibu tunjukan kosnya"

"Makasih bu"

Setelah mendapatkan kossan itu, Aidan dengan semangat membersihkannya ruangan tersebut
Dan didalamnya hanya ada kasur dan lemari jdi tidak begitu lama Aidan membereskannya. Aidan membaringkan tubuh mungilnya diatas kasur dan menatap langit langit atap rumah.

"Sepertinya gue harus belanja kebutuhan besok mumpung murid baru belum masuk " gumangnya.

Ya Aidan baru saja masuk kejenjang SMA dirinya mendapatkan beasiswa di SMA rudwick school , sekolah terkenal di negaranya yang isinya kebanyakan orang kaya atau kalangan atas adapun yang mendapatkan beasiswa seperti Aidan itu juga merupakan kebanggaan Aidan.

       ~~~~~~~~~~√~~~~~~~~~

Sedangkan diSebuah mansion yang begitu luasnya dan mewah serta taman yang sangat luas dan cantik penuh dengan pohon dan berbagai bunga.jika sesorang yang ingin berkunjung melihat taman tersebut  harus menggunakan kendaraan karna luasnya taman yg tidak bisa dilalui dengan jalan kaki. Ada berbeberapa penjaga disekeliling mansion, yang merupakan pembunuh bayaran diorganisasi demonic yang dilatih untuk melindungin keluarga rudwick dan membunuh musuh rudwick bahkan keamanan mansion tidak bisa dibobol oleh apapun, banyak alat canggih di letakkan didalam maupun  diluar mansion sehingga sulit ditebus .

Didalam mansion yg mewah itu tepatnya didalam ruangan tamu ataupun keluarga terlihatlah seorang laki-laki muda yang tengah sibuk berbincang dengan laki laki tua namun masih terlihat tampan lalu seorang remaja muda yang sibuk dengan leptopnya.

"Gimana Rey sudah dilacak?" Tanya Daddy Vardi kepada anak bungsu nya Reyhan yang baru berumur 15 tahun namun ia sudah menjadi hacker no 1 didunia dan pembunuh bayaran.
Walaupun Reyhan masih terbilang sangat muda tapi Reyhan memiliki bakat yang luar biasa, ia sudah dididik dari kecil oleh keluarganya. Awalnya keluarganya menolak tapi Reyhan tetap ingin melakukannya sehingga ia menjadi profesional saat ini. Bahkan tubuh nya menjadi kekar berkota kota enam seperti roti sobek dan tingginya sudah mencapai 184 hampir setinggi kakak ketiga nya, bahkan yang lebih hebatnya lgi rayhan menjadi cowo yang paling tampan sehingga membuat kaum hawa terpesona dan juga cowo yang paling dingin yang tidak mempunyai perasaan. Garis keturunan rudwick memiliki paras cantik dan tampan jadi jangan heran ya.

"Emm" jawab Reyhan dingin

"Bagus kirimin lokasinya! "

"Baik" lagi lagi Reyhan membalas dengan singkat.

"Dad!! Kenapa suasana menjadi cengkram gini? " tanya lucas yang tiba tiba datang.

"Ya biasa ada yang main main sama keluarg kita" yang dijawab oleh bastian bukan sang daddy

"Siapa orang gila itu? Beraninya bermain sama kita biar aku menghajarnya" kesal lucas

"Ini semua sudah berakhir lucas kamu telat sih " ucap bastian menatap malas kepada sang adik.

"Udah selsai aja, cepat banget? " ucap lucas kecewa. Mereka pun hanya diam tidak menjawab perkataan lucas

"Adik ku yang manis,ngapain?" Tanya lucas dibalas dengan tatapan tajam dari Reyhan

"Haaaa cuman bercanda Rey, lo mah ga ada manis-manisnya seandainya gue punya adik yang imut ya"

"Lucas ini dirumah jdi jaga bahasanya!! "

"Maaf dad lupa "

"Iya, tapi kamu harus ingat bagaimana pun juga Reyhan adik kamu jadi jangan menggodanya"

"Habis ga tahan dad lihat Rey terus dingin kyak kutub utara sama keluarga kita padahal lucas tidak sedingin itu" ungkapnya

Lucas emang seperti itu ia hanya dingin terhadap orang luar sedangkan dikeluarganya ia menjadi hangat.
Berbeda dengan adiknya Reyhan mau sama orang lain atau pun keluarga ia tetap dingin entah keturanan siapa pikirnya

"Biarkan saja lucas sepertinya Rey belum menemukan belahan hatinya bahkan semenjak dia dewasa aku tidak pernah melihat dia tersenyum terakhir kali aku melihat dia tersenyum saat Rey berumur 3 tahun" ucap bastian

"Wah kakak ingat itu? bahkan aku tidak ingat"

"Tentu saja aku ingat waktu itu Rey sangat menggemaskan kan jdi aku tidak akan lupa tapi lihat sekarang sudah macam singa dia"

"Haaa haaa kakak benar" tawa lucas
Reyhan hanya menatap malas pada mereka.

Kembali ke Aidan
Ia masih terus menatap langit langit rumah itu sambari termenung.

"Apa gue akan bahagia? "

"Apa gue bisa hidup tanpa mereka? "

"Hati  gue sudah hancur mengenang masalalu"

"Apa aku mati saja ? "

"Apakah Allah akan marah jika aku mati? "

Begitu banyak pertanyaan yang ada dipikiranya ia pun mengambil obat yang ada di tasnya yang ternyata obat itu adalah obat pereda nyeri ya bukan racun oke heee

                  Bersambung......

Jangan lupa comen end like

Posesif family (Aidan) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang