bab 2 Rasa sakit yang membekas

225 8 1
                                    

Lima tahun kemudian...
"Mama mau es krim" rengek anak kecil itu kepada mamanya.

Anak kecil yang menggemaskan itu tengah bermanja kepada sang ibunya ia adalah Aidan cartischel gon saimen seorang anak berusia 5 tahun yang imut dan mungil mempunyai pipi yang chubby serta mata bulat yang indah  Hingga orang yang melihatnya ingin memegang nya.

" TIDAK ADA UANG! BELI SAJA SENDIRI!!!" Bentak sang mama Rasti

"Ta- tapi Aidan tidak punya uang " ucap Aidan dengan gugup.

"TIDAK USAH BELI!!! " bentak mama Rasti kembali.

"A-aidan ingin es krim ma" rengek Aidan dengan manja.

" KAMU YA JADI ANAK SANGAT MENYEBALKAN, SINI KAMU!! AKU AKAN MENGHUKUMMU" geram mama Rasti , sembari menyeret sang anak sedangkan Aidan hanya menangis.

Plak....

Plak....

Plak...

"Mama sakit" rintis Aidan

"KLAU JADI ANAK HARUS NURUT" bentak mama Rasti yang terus memukul punggung Aidan dengan rotan

Plak.....

Cats....

"Huaaaaaaaaa hiks"

Plak....

Cast...

"Mama sakit!

Perlahan-lahan kesadaran Aidan menghilang, ia tidak kuat menahan rasa sakit yang ada dipunggungnya.
Darahnya bercucuraan diarea punggung sehingga baju yang ia pakai terdapat noda darah yang begitu banyak.

" gitu aja sudah pingsan, dasar anak yang tidak berguna" ucap mama rasti kesal.

Delapan tahun kemudian....
"Kak, mau gendong" pinta Aidan kepada kakaknya riko.

"Ga usah manja deh sama gue" ucap sang kakak riko.

" ta-tapi Aidan mau digendong kak" gugup Aidan.

"Lo tuh udah gede, masih aja manja, gue ga peduli, PERGI!!! " bentak riko.

Tubuh mungil itu pun didorong hingga terjatuh oleh riko,  sehingga menyebabkan luka punggung nya kembali berdarah ia baru saja mendapatkan pukulan dari sang ayah.
Anak itu pun hanya menangis sendu dan menahan rasa sakit nya.

Sepuluh tahun kemudian....
Aidan berlari ruang menuju sang nenek yang tengah duduk di sopan rung tamu.

"Nenek lihatlah nih! Aidan dapat juara satu" ucap Aidan dengan mata berbinar dan senyuman manis  sehingga pipi chubby semakin mengebang

"Lalu? " tanya sang nenek Sinta dengan tatapan malasnya.

"Mana hadiahnya nek? " tanya Aidan yang mengabaikan pertanyaan sang nenek.

"Tidak ada hadiah buat kamu"

"Tapi nek, nenek selalu beri hadiah kepada kak riko klau kak riko dapat nilai bagus"

"Itukan riko bukan kamu, PERGI SANA!!! "

"Tapi nek riko ma-"

"KAMU !!! DIBILANG GA ADA YA GA ADA" bentak sang nenek kesal.

Lalu sang nenek pun mengambil kayu rotan yang ada di atas meja ia pun mulai memukul cucunya.

Plak...

Cast...

Plak....

"Sakit nek hiks"

Aidan pun hanya pasrah ia tidak sanggup melawannya sedangkan orang tua dan kakaknya hanya lihatnya saja, Mereka tidak peduli dengan anaknya itu.

Posesif family (Aidan) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang