Aidan cartischel Gon saimen seorang anak SMA berumur 15 tahun dengan paras yang imut dan mungil layaknya seperti bayi namun ia mempunyai masa lalu yang kelam dimana keluarganya membencinya. segala cara Aidan menarik hati mereka agar ia disayang den...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"SIAPA ELO?" Tanya Reyhan lagi dengan nada tingginya, wajah nya memerah, kening nya mengerut, dan matanya menatap tajam ke arah Aidan serta aura yang menakutkan terpancar didalam tubuh reyhan. Melihat Reyhan yang seperti itu membuat Aidan sangat ketakutan tanpa ia sadari mata bulatnya mengeluarkan air mata. Perasaan Aidan begitu kacau biasanya ia tidak akan menangis ketika ia ditindas oleh orang lain kecuali keluarganya apalagi ia menangis karena ingin mengeluarkan rasa sakit dihatinya bukan rasa sakit ditubuhnya. Aidan menatap Reyhan dengan bergenang air mata.
"Lepaskan aku hiks...! " pinta Aidan, menangis.
Reyhan yang melihat Aidan menangis membuat hatinya luluh, entah apa yang terjadi Reyhan merasa bersalah terhadap Aidan, Hatinya begitu hancur melihat air mata keluar dari Aidan. Rayhan pun langsung melepaskan gegamannya.
"Jangan menangis! , kumohon!" Ucap Reyhan sembari mengusap pipi chubby Aidan yang sudah basah oleh air mata.
"Huaaaaaaaaaa"
Aidan semakin menangis seperti bayi sehingga membuat satu sekolah gemas, sendari tadi mereka diperhatikan oleh satu kelas menurutnya ini adegan yang paling seru seperti drama Korea. Reyhan tidak dapat menahan rasa sakitnya terhadap Aidan yang terus menangis, dengan sepontan Reyhan menggendong tubuh mungil Aidan layaknya seperti bayi.
"Jangan menangis, kumohon jangan menangis, maaf kan aku yang membuat mu kesakitan" ucap Reyhan menenangkan Aidan sembari mengelus punggung Aidan dengan lembut.
Seluruh kelas terkejut melihat tingkah Reyhan. Yang mereka tahu Reyhan sangat dingin dan tidak punya perasaan namun yang mereka lihat sekarang adalah Reyhan yang lembut dan penuh kasih sayang.
"Gila, itu benar Reyhan? " tanya salah satu siswa kepada siswa lain.
"Sepertinya begitu" jawab siswa itu.
"Mimpi apa gue semalam? " tanya siswi lain namun tidak ada jawaban dari siapa pun, mereka hanya pokus melihat adegan yang jarang ada, ibarat kata adengan yang diluar dugaan.
Aidan yang baru sadar bahwa ia telah digendong oleh orang lain pun langsung turun dari gendongan tersebut ia berhenti menangis kemudian menatap tajam ke arah reyhan. Sedangkan lian menatap bengong tidak percaya dengan penglihatannya.
"Kenapa lo main gendong sama gue emang lo kira gue bayi?" Tanya Aidan kesal kepada Reyhan begitupun dirinya karna membiarkan dirinya digendong oleh orang lain.
"Maaf" hanya itu yang dikatakan oleh Reyhan sehingga membuat Aidan semakin kesal.
"Cuman itu yang lo katakan, lihat nih! Tangan gue sakit" ucap Aidan sembari menunjukan pergelangan tangannya. Reyhan mengerut dahinya ketika ia melihat lembam dipergelangan tangannya.
"Sini! "
Reyhan menarik tangan Aidan agar ia mengikuti nya, Aidan sempat memberontak namun lagi lagi ia tidak bisa menandingi kekuatan Reyhan.
"Mau bawa gue kemana sih? " tanya Aidan tapi tidak dijawab oleh Reyhan.
"Ini manusia udah kayak kutub utara dingin banget nnti gue tinju nangis" batin Aidan mengejek padahal Aidan pun kurang yakin bahwa ia bisa mengalahkan Reyhan baru aja digegam lengan Aidan sudah menangis dirinya apalagi berkelahi entah jadi apa dirinya pikir Aidan.
Tidak begitu lama mereka berjalan akhirnya mereka berhenti didepan UKS. Mereka pun memasuki ruangan tersebut dan lagi lagi Aidan terkagum melihat kemewahan ruang UKS tersebut.
"Ini UKS atau rumah sakit sih gede bener, kayanya fasilitas nya lengkap deh " batin Aidan sembari melihat sekeliling ruang besar tersebut.
"Sini! " pinta Reyhan sembari memukul ranjang kasur agar Aidan duduk diatas ranjang.
"Ini orang main perintah segala emang dia kira gue babunya apa" batin Aidan. Aidan tidak berani mengukapkan apa yang ia pikirkan karna takut ia hanya menurut.
Setelah Aidan duduk diranjang Reyhan pun mengambil perlaratan p3k lalu duduk didepan Aidan menggunakan kursi.kemudian Reyhan mulai mengobati luka Aidan.
"Aw.. Sakit, pelan pelan! " rintis Aidan kesakitan sehingga buliran air matanya jatuh.
"Jangan menangis!, aku akan pelan pelan" ucap Reyhan yang tidak kuat melihat Aidan menangis.
"Ini orang baik juga tapi kenapa ya? Atau jangan jangan dia.... " batin Aidan yang sedikit terkejut.
"Lo ga belok kan" tanya Aidan tiba tiba, itulah yang ia pikirkan.
Reyhan pun menatap tajam Aidan sehingga membuat Aidan ketakutan, melihat Aidan ketakutan Reyhan pun langsung menenangkan dirinya
"Huh.. Gue masih suka lobang" jawab Aidan yang masih sibuk mengobati luka Aidan.
"Terus kenapa lo baik sama gue? " tanya Aidan penasaran.
"Ga tau" jawab Reyhan singkat kemudian berjalan menjauh meninggalkan Aidan
"Jawaban macam apa itu bangsa*t " teriak Aidan sehingga membuat Reyhan kebalik melihat kearah Aidan dan menatap tajam seperti elang, Aidan yang ketakutan hanya terkekeh canggung. Kemudian Reyhan pun pergi. Setelah melihat sekeliling tidak ada sosok yang menyeramkan seperti Reyhan Aidan pun berjalan menuju kelasnya.
Ia memasuki kelasnya yang ternyata sudah ada guru didalamnya, Aidan pun bingung harus apa, ia pun membenaranikan dirinya untuk menyapa gurunya
"Holo bu, maaf Bu saya telat" ucap Aidan.
"Tidak apa apa nak tadi sudah ada yang mengijinkan mu"
"Siapa bu? " tanya Aidan penasaran.
"Reyhan nak"
"Oh gitu ya bu, makasih bu, klau gitu saya duduk dulu"
"Iya silahkan"
Karna ini hari pertama sekolah, para guru hanya memperkenalkan dirinya dan berbincang berbagai hal. Tidak terasa bel istirahat berbunyi.
Tring.... Tiring....
"Aidan lo mau kekantin kaga? " tanya lian
"Kaga lah gue udah sarapan tadi" tolak Aidan
"Hah sarapan gimana? Inikan sudah siang " tanya lian penasaran.
"Apaan sih loh main nyuruh aja, emang siapa elo?" Tanya nya yang tidak Terima diperintah oleh Reyhan.
"Ikut gue sekarang atau gue seret lo" ucap Reyhan yang penuh ancaman membuat Aidan ketakutan.
Bersambung..... Terima kasih yang sudah baca semoga kalian suka. Jangan lupa votenya dan comen Jangan ditiru ya kejelekannya seperti kekerasan ataupun kata kata kasarnya