bab 6 pertama masuk sekolah

170 12 0
                                    

Daddy Vardi langsung memeluk istrinya sembari menepuk punggung sang istri dengan lembut. Mommy rosalina terus menangis di pelukan sang suami.

"Mommy harus ikhlas, adik reynatan sudah meninggal "  ucap aulia

Mommy rosalina menatap sedih kepada sang anak "adik kamu masih hidup aul, mommy bisa merasakannya hiks"

"Mommy mau sampai kapan kayak gini terus? Kami disini sangat mengkhawatirkan mu, kapan mommy sembuh hiks.... " tanya aulia, menangis melihat kondisi sang mommy.

"Mommy harus tenang disini ada kami" ucap bastian menenangkan mommy yang semakin bersedih.

"Bas adik kamu masih hidup, kita harus mencarinya! Dia pasti kesulitan untuk hidup sendirian " jelas mommy.

"Mommy adik sudah tenang dialam sana" ucap lucas.

"Sayang kamu ingatkan kita mau mengadopsi Aidan? " tanya daddy

Seketika mommy rosalina berhenti menangis. "Aidan? " tanya mommy rosalina.

"Iya sayang"

"Ah benar, kitakan lagi membicarakan tentang Aidan" ucap mommy sambari tersenyum.

Lihat perubahan mommy rosalina membuat mereka berbahagia, berkat kehadiran Aidan membuat sang mommy stabil pikir mereka.

               ~~~~~~~~√~~~~~~~

Hampir seminggu Aidan tinggal di kota inilah hari dimana ia akan masuk sekolah untuk pertama kalinya.
Aidan yang sudah rapi mengenakan pakaian sekolahnya ia pun segara berangkat menggunakan motor kesayanganya Beki. Tidak begitu lama Aidan mengendarai motornya akhirnya ia telah sampai di rudwick school, Aidan menatap kagum atas kemewahan sekolahnya itu, matanya terus berbinar ia tidak menyaka bahwa dirinya bersekolah di gedung mewah ini pikir Aidan.

"Gila ini sekolah atau istana sih? " tanyanya yang masih menatap kagum sekolahnya.

"REY" panggil seorang pria sembari memukul pundak Aidan.

"HAH GOBL*K" umpat Aidan terkejut.

"Bocil dari mana ini? " tanya pria tersebut kepada temanya yang berada disampingnya.

"Enak aja ngatain gue bocil, gue kayak gini udah SMA ya "

"Bocil SD kayak lo sudah SMA? " ledak pria itu membuat Aidan kesal.

"Ini pertemuan pertama kita ya jangan sampai gue tabok tu muka" kelas Aidan dengan wajah seseram mungkin namun terlihat menggemaskan dihadapan mereka.

"Duh gue butuh karung nih, pingin gue bawa nih bocah kerumah gue" ucap pria itu yang gemas melihat wajah kesal Aidan  sedangkan temen nya hanya tertawa.

"Elo klau ngomong nyebelin ya" kesal Aidan.

"Sorry, gue hanya gemas lihat muka lo heeeee"

"Awas aja ya lo" ucap Aidan pengenuh peringatan

"Btw, gue lian dan ini teman gue saka dan Rendi " ucap lian memperkenalkan diri kepada aidan.

"Gue Aidan, kelas 10 IPA"

"Wah sama donk kayak kita, kira kira kita satu kelas ga ya? " tanya nya

"Males gue satu kelas sama kalian "

"Haaaaa ini bocil masih dendam sama kita " ucap Rendi, Aidan pun menatap tajam kepadanya

"Sudah jangan meledek lagi! " pinta saka kepada temanya.

"Sekali lagi gue minta maaf ya udah ngagetin lo, gue kira loh Reyhan temen kita, ternyata bukan. Elo mah seperti Reyhan versi bayi heeeee" ucap lian

"Lain kali hati hati untung gue baik, klau gitu gue pergi dulu bay"

Aidan pun pergi meninggalkan mereka

"Kalian ngapain berdiri didepan parkir? " tanya seseorang yg ternyata Reyhan , mereka pun terkejut mendengar perkataan Reyhan yang tiba-tiba dari belakang.

"Ternyata elo Rey, gue kira siapa? " tanya Rendi.

Reyhan hanya diam tanpa menjawab pertanyaan temannya.

"Kami lagi lihat bocil" jawab saka

"Siapa? " tanya nya singkat dan dingin.

"Namanya Aidan, dia gemesin banget" jelas lian

"Aidan? " batin nya berpikir

"Lebih baik kita masuk aja yuk!, kitakan mau kumpul di aula dulu, kan ada acara penyambutan siswa baru" ucap Rendi mengajak temanya.

      Seluruh siswa baru pun kumpul di aula yang besar, mereka disambut dengan baik oleh pihak sekolah.
Reyhan yang merupakan anak terpintar yang mendapatkan nilai sempurna saat ujian penerima siswa baru ia pun maju kedepan panggung, para siswi terpanah melihat ketampanan Reyhan, mereka tidak dapat menahanya sehingga membuat para siswi heboh sedangkan para cowo hanya kagum melihatnya adapun yang iri.

"Itu cowo pinter banget, dia juga ganteng banget apalagi badannya luar biasa seandainya gue kayak gitu gimana ya?" Batin Aidan memuji pria tersebut.

"Terima kasih untuk semuanya" ucap Reyhan dingin ia pun langsung turun dari panggung tanpa mengatakan apapun lagi.

"Gila itu cowo dingin banget ga jadi deh gue puji" batin Aidan yang merasa kecewa melihat tingkah Reyhan.

"Apa cuman itu yang dia katakan? Tidak ada kata perkenalan apa?" Ucap cewe yang berada disamping Aidan sehingga Aidan dapat mendengarnya.

"Masa lo ga tahu siapa dia?" Tanya temen cewe tersebut yang berada disampingnya.  Cewe tersebut pun menggelengkan kepalanya.

"Dia itu Reyhan ti, anak yang punya sekolah ini" jelas temen nya

" APA!!! Jadi dia Reyhan "kaget cewe tersebut  lalu diangguki oleh temanya.

"Oh jdi dia Reyhan yg disebutin sama lia ya" batin Aidan yang mengingat perkataan lian

    Setelah acara penyambutan para siswa pun masuk kelas sesuai yang diberikan oleh guru mereka, Aidan yang mendapatkan ruangan kelas 10B
Memasuki kelas ia memilih bangku paling belakang dipojokan dekat jendela.

"Halo bocil, kita sekelas nih " ucap lian sembari menghampiri Aidan.

"Aidan yang merasa terpanggil pun melihat kearah suara tersebut, Aidan sangat kesal kepada lia yang memanggilnya padahal ia baru saja menikmati memadangan dari luar jendela.

"APA" jawab Aidan yang penuh dengan penekanan.

"Santai aja bocil"

Aidan pun menatap malas kepada lian  hingga seketika ia melihat Reyhan yang berdiri disamping lian begitu juga Reyhan menatap Aidan dengan tatapan serius.

"Deg"
Perasaan yang mengganjal dirasakan oleh mereka, mereka seperti mempunyai hubungan entah apa itu.
Reyhan pun langsung menggegam lengan Aidan dengan perasaan yang campur aduk.  Aidan pun hanya meringis kesakitan. Ia berusia melepaskan tangannya dari gegaman Reyhan namun naas nya ia tidak bisa karena tenaga Reyhan begitu kuat.

"Lepaskan gue bangs*t! Tangan gue sakit" ucap Aidan kesal. Ia tidak dapat menahan kesakitan yang dirasakanya.

"SIAPA ELO?" Tanya Reyhan dengan nada tegasnya sehingga membuat Aidan ketakutan.

      Bersambung......

Tolong baca terus cerita saya

Jangan lupa like and komen

Terima kasih semuanya

Posesif family (Aidan) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang