Chapter 5

2 0 0
                                    

Ini waktunya udah lewat beberapa hari dari chapter kemarin ya.

Happy Reading.....

***

"Anak Vagos berulah lagi," ucap pria berkacamata disana.

"Iya anjir! Gue tadi lewat jalan merpati, rese banget sumpah nendang-nendang motor gue, mana sambil ketawa ga jelas. Untung di lampu merah, kalau ga udah gue ajak ribut, " sahut pria lain yang   duduk di atas meja dengan gitar dipangkuannya.

"Kita perlu lapor Raka ga, sih?" Tanya pria lainnya.

"Lapor apa?" Baru saja dibicarakan, Pria tampan bermata tajam itu datang dengan membawa beberapa kantung yang berisi makanan.

" wahh, emang bro Raka ini paling pengertian, pas banget lagi lapar, " Ucap pria yang memegang gitar tadi, Reno namanya.

"Dari mana, bang?" Tanya Valdo, si pria berkacamata.

Reno dan Valdo, mereka adalah adik kelas Raka di sekolah. Mereka bisa berteman karena adik kelasnya itu sama-sama menyukai motor dan ingin bergabung dengan Knights. 

"Rumah," Raka duduk di sofa yang ada di sana. " Sepi banget, mana yang lain,"

"Tadi sih rame, cuma udah pada pulang. Biasalah malam minggu, mau ngapel," jawab Reno.

Raka mengangguk, "lapor apa?" Tanyanya ulang soal tadi.

"Anak-anak Vagos makin makin hari makin nyebelin parah, bang. Ada aja tingkahnya yang mancing emosi kita, beneran ngajak war," jawab Valdo.

"Iyaa, gue sering banget tuh diganggu mereka. Kalau ga inget pesan abang mah udah ribut pasti, anjir emang," Reno menggerutu kesal.

"Jangan, kita bukan geng motor kayak gitu. Kita disini cuma mau mengeratkan pertemanan, kumpul, senang-senang. Ga usah cari perkara," Jawab Raka.

Valdo dan Reno kompak menghela nafas. Knights memang dibentuk seperti kekeluargaan, dibanding geng motor, mereka lebih seperti organisasi yang memiliki hobi motor. Isinya hanya tongkrongan damai dan menyenangkan. Seruh sih, tapi gatal rasanya terus-terusan disenggol geng motor lain.

"Bener kata Raka. Kita disini bukan untuk jadi yang paling hebat atau keren. Kita disini berteman, jadi rumah dan tempat singgah kalian. Jangan terpengaruh omongan orang," sahut Ryan yang datang bersama dengan Nathan.

Ryan mengambil tempat duduk bersama mereka, begitu pun Nathan. Tampaknya mereka baru pulang dari les. Maklum anak kelas 12 lagi padat-padatnya belajar mempersiapkan ujian. Kecuali Raka yang terlihat santai, hari ini dia malas datang les.

"Tapi tuh ngeselin banget, bang. Ya Allah kalau lo ada di dekat gue kemarin, pasti pengen nampol deh lo," Reno masih tidak terima. Memang anak ini kesabarannya sangat tipis.

Ryan tetawa mendengar nada kekesal itu, "ya udah, besok kalau lo digituin lagi tampol aja. Gapapa benjol dikit," jawab Ryan.

"Iya, awas aja besok. Gue tampol sampe benjol 3, palanya,"

Raka hanya tersenyum geli dan menggeleng. Anak Vagos memang seringkali menganggu mereka, seperti memancing keributan. Tapi Raka tetap tidak ingin terpancing, dia tidak ingin mencari musuh. Apalagi akan bahaya untuk orang terdekat mereka jika terjadi keributan.

Semoga tingkah anak Vagos hanya sebatas keusilan begitu saja. Semoga tidak sampai memakan korban.

"ku tak pandai berdusta, jujur saja kau boleh jugaaa..." suara merdu pria dari arah pintu masuk mengalihkan antensi mereka.

RAKAIRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang