Chapter 25 : Breaking News

446 74 6
                                    

"Tidak ada yang tahu tentang masa depan. Tapi apapun itu, akan kupastikan untuk melindungi semua milikku, termasuk pria yang aku cintai - Aliona"

Senin pagi selalu menjadi hari yang cukup sibuk untuk banyak orang. Tidak jarang juga hari senin menjadi hari yang sangat ingin untuk dihapus dari kalender banyak orang. Entahlah, mungkin banyak dari mereka yang merasa bahwa senin cukup membosankan dan memuakkan. Berbeda dari kebanyakan orang, Aliona yang memulai pekerjaan sebagai pegawai magang di Wicaksono Group tentu saja merasa senin adalah hari dimana dia akan memulai untuk bisa menempuh targetnya selama satu minggu kedepan. Entah target sebagai pimpinan perusahaan ataupun target sebagai seorang ibu tunggal.

Satu-satunya hal yang tidak dia targetkan dalam hidup hanyalah tentang percintaannya. Walaupun sudah berjalan enam bulan, Aliona masih menutup rapat hubungannya dengan Dirgantara, termasuk dari sang ibu.

Pagi itu, Aliona yang baru saja sampai di ruangan di kejutkan dengan kehadiran sang ibu yang sudah berada di ruangannya.

"Mama? Ngapain disini pagi-pagi?" Tanyanya tidak mengerti. Ekspresi terkejut tentu saja tergambar jelas di wajahnya, tetapi ekspresi bingung jauh lebih dominan tergambar di wajahnya.

Tidak ada kalimat yang keluar dari bibir wanita berstatus Komisaris Utama dari Wicaksono Group tersebut. Di balik diamnya, ada sebuah tablet yang dia letakkan di meja, seolah meminta sang putri untuk mendekat dan membaca apa yang ada di dalamnya.

 Di balik diamnya, ada sebuah tablet yang dia letakkan di meja, seolah meminta sang putri untuk mendekat dan membaca apa yang ada di dalamnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Leher Aliona seperti tercekat saat baru saja membaca tagline berita yang di tunjukkan oleh sang ibu. Bibirnya terbuka tetapi suaranya seakan tidak bisa dia keluarkan setelah membaca kalimat per kalimat berita dari salah satu laman berita online yang baru saja dirilis sekitar satu jam yang lalu.

"Ma, ini.. ini aku, maksudnya Aliona bisa jelasin semuanya." Ucapnya terbata dengan manik mata yang sudah tidak fokus setelah membaca berita yang entah darimana sumbernya.

Sang ibu hanya mengangguk, bahkan wanita itu mempersilahkan Aliona untuk duduk di depan meja kerja yang biasa digunakan Aliona sehari-hari.

"Kalau begitu jelaskan semuanya ke mama. Tanpa ada satupun yang terkecuali." Ujarnya sembari mengetukkan telunjuk di meja kerja Aliona sebanyak dua kali.

Aliona menarik napas dalam-dalam sebelum menghelanya dengan pelan. Sebisa mungkin wanita itu coba menenangkan dirinya sendiri sebelum menjelaskan semuanya kepada sang mama.

"Awalnya dia dokternya Segara, kami mulai dekat setelah Segara pulang dari rumah sakit ma. Tapi kami baru mulai berkencan sekitar 5 bulan setelahnya, jadi kurang lebih kami sudah mengenal selama satu tahun." Aliona beberapa kali mencoba menatap sang ibu tapi dia selalu tidak bisa melakukannya saat ada di posisi seperti ini.

"Lanjutin! Mama mau dengar semuanya."

Aliona mengangguk ragu dengan tatapan yang tidak fokus. "Kami mulai berkencan sebenarnya sekitar 7 bulan yang lalu. Memang benar ibunya adalah wanita malam. Dia anak dari hasil hubungan prostitusi. Dirgantara kecil di taruh di panti asuhan saat berusia dua minggu. Dia baru tahu sosok ibunya sekitar enam tahun yang lalu, saat ibunya sedang dalam keadaan kritis di ICU Health Hospital."

DirgantaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang