lima; rahasia

58 8 83
                                    


~🅚🅤🅡🅐🅖🅐🅡🅘~




"Ada yang masuk ke gudang Bapak?"

Jean menatap Claudia dan ketiga temannya setelah mengecek ke kamar Bapak alias Pakde Suryo.

Tidak ada satupun yang berani menjawabnya karena merasa tidak masuk. Sang pelaku juga hanya diam karena ia merasa takut.

"Je, kayaknya aku lupa kunci pintu." Sahut Sania.

"Sekalipun lupa kunci pintu juga nggak akan kamu buka atau masuki, 'kan?" tatap Jean pada kembarannya.

Benar. Sekalipun kamar itu lupa dikunci, jika bukan harinya, Sania maupun Jean tidak akan membukanya.

Omong-omong soal gudang Bapak, tempat itu sebenarnya merupakan kamar tempat Bapak menyimpan sesajen. Tempat sakral yang tidak boleh sembarangan dibuka, apalagi jika bukan malam Jumat kliwon.

Lalu, apa yang kalian pikirkan jika mendengar sesajen? Pesugihan. Benar. Bapak adalah pengguna pesugihan, atau tepatnya meneruskan pesugihan yang awalnya dilakukan oleh kakeknya.

Pak Daryo, kakek dari Pak Suryo, dulunya adalah seorang miskin yang bahkan untuk makan saja harus rela babak belur. Bekerja dibawah tekanan kolonial Jepang dengan bayaran tak seberapa.

Suatu hari beliau bermimpi tentang pohon keramat, yang memang ada di pegunungan daerah tempat tinggalnya. Di sana, ia memulai melakukan pesugihan dengan cara mengitari pegunungan daerah Kuragari tanpa makan, dan hanya boleh minum air putih.

Setelah itu beliau mandi di pancuran keramat selama 24 jam yang saat ini pancuran itu tertutup dengan tumbuhan liar nan lebat sehingga tidak terlihat sama sekali.

Tidak hanya itu, Pak Daryo juga harus menumbalkan seorang pada jin penunggu pohon keramat. Dan setelah itu, perubahan mulai menghampiri.

Bukan perubahan yang menyenangkan awalnya, karena tiba-tiba desa terkena wabah penyakit kulit yang mengerikan. Akibatnya, orang-orang tidak dapat bekerja dan kebun pun terabaikan. Kebun, peternakan, dan desa menjadi kering kerontang, membuat para Kolonial Jepang memutuskan untuk pergi karena merasa sudah tidak ada yang dapat mereka pertahankan di sini.

Beberapa bulan setelahnya, keadaan desa membaik. Tumbuhan tumbuh dengan hijau dan subur. Sangat cantik.

Ya, semua yang dilakukan Pak Daryo bukan semata-mata untuk diri dan keluarganya sendiri. Tapi juga untuk desa kelahirannya ini.

Namun, syarat pesugihan itu juga tidak mudah untuk dilakukan. Setiap 30 menit sebelum pergantian hari ke malam Jumat kliwon, sesajen yang didisediakan di kamar khusus harus diganti. Dan setiap tahunnya harus ada pertukaran nyawa dari keluarga yang diambil dari yang terjauh lebih dulu.

Tanpa Pak Suryo tahu pun, adik-kakaknya yang sudah berpindah ke kota pun sudah turut menjadi korban di setiap tahunnya.

Dan pesugihan ini diteruskan pada anaknya, Pak Suryo, karena memang tidak bisa diputus. Lalu kini Pak Suryo sudah meninggal, anak-anaknya lah yang meneruskan.

Soal kamar khusus yang tidak boleh dibuka sebelum Jumat kliwon atau tidak mengganti sajen sebelum Jumat kliwon, jika itu dilanggar, jin penunggu akan marah. Ia akan merasa diusik dan terusik, sehingga akan mengganggu orang-orang disekitar.

KURAGARI✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang