tiga; explore desa

47 9 64
                                    

~🅚🅤🅡🅐🅖🅐🅡🅘~


Semalaman Claudia dan teman-temannya tidak bisa tidur. Sejak acara setahunan diadakan, rumah terasa sangat panas, bahkan saat jendela dibuka saja tidak ada angin yang masuk. Padahal jika tangan mereka keluar, angin berhembus dengan dinginnya.

Akhirnya jam 6 pagi, ia ketiduran di teras depan dengan kepala bersandar ke tembok. Ia bahkan tidak sadar kalau sudah 2 jam tidur di luar.

"Huaaa!" Pekik Claudia saat melihat ada orang lain duduk di depan dengan memunggunginya.

Sosok itu berbalik, lalu berdiri dari duduknya. "Mbak Clo, maaf."

"Ya Tuhan...." Claudia mengelus dadanya.

"Maaf ya, mbak, kalau saya ngagetin."

Claudia mengangguk. "Eung... bisa nggak jangan panggil aku 'mbak'? Panggil nama aja. Clo."

"Waduh, saya nggak enak."

"Nggak apa-apa, santai aja. Oke... Haris?"

Laki-laki itu tersenyum sambil mengangguk. "Oh ya, kamu kenapa tidur di luar? Bahaya,"

"Semalam aku nggak tidur karena gerah, baru banget bisa tidur di sini. Itu juga nggak sadar."

"Ooo, pantesan."

"Btw, tadi kamu bilang bahaya tuh kenapa?"

"Belum 24 jam acara setahunan, Clo, masih banyak arwah dan roh jahat berkeliaran. Pantangan perempuan di luar sendirian apalagi sampai tidur, makanya tadi saya temani."

Cludia mengernyit.

"Nggak usah dipikirin. Itu kepercayaan penduduk sini aja kok."

Gadis itu diam sejenak sebelum akhirnya mengangguk.

"Tadi mbak Jean bilang kalian mau jalan-jalan keliling desa, makanya saya ke sini."

"O-oh iya. Kalau gitu aku mau bilang yang lain dulu, sekalian mandi."

Haris mengangguk, lalu Claudia masuk ke dalam untuk menemui teman-temannya yang ternyata sedang berkumpul di dapur.

"Pada ngapain?" tanya Claudia.

"Mau mandi, tapi airnya nggak keluar." Jawab Bianca.

"Eh? Iyakah?"

Claudia masuk ke dalam kamar mandi yang terbuat dari kayu. Di dalam sana terdapat sebuah penampungan air mirip ember yang juga terbuat dari kayu, airnya sedikit dan saluran air tidak mengeluarkan air sedikitpun.

 Di dalam sana terdapat sebuah penampungan air mirip ember yang juga terbuat dari kayu, airnya sedikit dan saluran air tidak mengeluarkan air sedikitpun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Harus nimba di sumur kali, ya?" gumam Claudia.

"Anjir, nimba dulu?" Nina melotot.

Claudia mengangguk. "Yuk yang laki ke sumur."

KURAGARI✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang